Akbar

Akbar

05
July

 

VOInews.id, Bone:Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Jokowi memastikan pertanian di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) berjalan baik dalam menghasilkan pangan. "Kunjungan Bapak (Jokowi) difokuskan pada program pompanisasi Kementan. Ini adalah salah satu langkah konkret pemerintah dalam mendukung para petani kita, terutama dalam mengatasi masalah pengairan akibat musim kering," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Kamis. Mentan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya program pompanisasi di Desa Jaling, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Mentan dan Presiden Jokowi hadir di tengah-tengah ratusan para petani yang menunggunya sejak pagi hari.

 

"Pompanisasi adalah solusi cepat pemerintah dalam mengantisipasi kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia," ujar Mentan. Menurut Mentan, program tersebut dinilai mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam musim tanam. Kementan menyebutkan pompa di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2019 hingga 2024 mencapai 5.230 unit. Sementara untuk Kabupaten Bone telah dialokasikan sebanyak 300 unit di tahun 2024. Sedangkan luas baku sawah di Kabupaten Bone mencapai 119.278 hektare dengan Potensi sawah tadah hujan seluas 35.610 hektare.

 

"Sekali lagi program ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang mayoritas merupakan sawah tadah hujan," kata Mentan. Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bone Andi Asman Sulaiman, mengatakan bahwa kunjungan Mentan dan Presiden mendapat sambutan hangat dari masyarakat Bone khususnya para petani yang terus menanti. Dia berharap dengan adanya kunjungan Mentan dan Kepala Negara, dapat memberikan dampak positif bagi para petani di Desa Jaling.

 

Asman menambahkan bahwa hamparan sawah yang ditinjau Presiden mencapai 205 hektare yang dikelola oleh tujuh kelompok tani. "Sekali lagi dengan adanya program pompanisasi ini, diharapkan para petani di Desa Jaling dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian mereka, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional," kata Asman.

 

Antara

05
July

 

VOinews.id- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa kesepakatan Istanbul 2022 masih jadi pertimbangan dan dapat dijadikan dasar negosiasi perdamaian dengan Ukraina. Berbicara dalam pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerjasama Shanghai di ibukota Kazakhstan, Astana, Putin berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas upaya mediasi antara Rusia dan Ukraina.

 

“Perjanjian Istanbul, saya berterima kasih atas hal ini, presiden Republik Turki, Tuan Erdogan, yang berpartisipasi dalam pekerjaan ini sebagai mediator. Perjanjian ini tidak dibatalkan, perjanjian ini disetujui oleh kepala delegasi perundingan Ukraina, yang artinya, tampaknya, perjanjian tersebut cukup memuaskan bagi Ukraina," ujar Putin Perjanjian ini, perjanjian Istanbul, tetap dibahas dan dapat menjadi landasan untuk melanjutkan perundingan ini,” lanjutnya. Putin menekankan bahwa Rusia tidak pernah menolak dan saat ini siap untuk melanjutkan pembicaraan damai.

 

"Adalah Ukraina yang menolak negosiasi. Apalagi melakukannya secara terbuka, atas instruksi langsung dari London, yang artinya tidak diragukan lagi, juga atas permintaan Washington. Pejabat Ukraina mengatakannya secara langsung dan terbuka,” tegasnya. Pada Maret 2022, Moskow dan Kiev mengadakan serangkaian pembicaraan di Istanbul, Turki, yang bertujuan untuk menemukan titik temu untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

 

Sumber: Anadolu

03
July

 

VOInews.id, Moskow:Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan harapannya agar negara-negara Asia Tengah seperti Kyrgyzstan dan Tajikistan akan menyelesaikan sengketa perbatasan secara damai. Dalam pertemuan dengan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov di Bishkek pada Selasa (2/7), Guterres memuji pengalaman positif Kyrgyzstan dalam menyelesaikan sengketa wilayah dengan negara-negara tetangga dan mencatat keberhasilan penetapan batas perbatasan dengan Uzbekistan tahun lalu.

 

“Saya yakin bahwa masalah perbatasan dengan Tajikistan akan diselesaikan secara diplomatis, damai, dan melalui negosiasi,” kata Guterres. Guterres menekankan kompleksitas penetapan batas perbatasan di Lembah Ferghana, di mana perbatasan terjalin “seperti sebuah teka-teki.” Perbatasan negara antara Kyrgyzstan dan Tajikistan terbentang sekitar 980 kilometer. Negosiasi mengenai penetapan dan pemetaan perbatasan telah berlangsung sejak Desember 2002.

 

Saat ini, lebih dari 90 persen garis perbatasan telah diselesaikan dan diakui bersama, sedangkan sisanya masih dianggap sengketa. Masalah yang belum terselesaikan tersebut telah menimbulkan berbagai konflik yang melibatkan penduduk lokal dan personel militer dari kedua republik, termasuk insiden yang melibatkan senjata api. Tercatat sejak tahun 2014, telah terjadi lebih dari 10 konflik serius di sepanjang perbatasan antara Kyrgyzstan dengan Tajik.

 

Kyrgyzstan berbatasan dengan China, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Tajikistan. Namun hanya perbatasan dengan Tajikistan yang masih belum diselesaikan dalam hal delimitasi dan demarkasi. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Kyrgyzstan Japarov memberikan Guterres sertifikat penamaan puncak gunung di kawasan Sary-Jazz dengan nama PBB.

 

Sumber : Anadolu

03
July

 

VOInews.id, Washington:Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Selasa (2/7), mengatakan bahwa Amerika Serikat akan segera mengumumkan paket bantuan baru untuk Ukraina senilai lebih dari 2,3 miliar dolar (Rp37,6 triliun). Pada pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov di Departemen Pertahanan AS, Pentagon, Austin mengatakan paket tersebut akan mencakup lebih banyak fasilitas pertahanan udara, senjata anti-tank dan amunisi penting lainnya dari persediaan AS.

 

"Hal ini juga akan memungkinkan Amerika Serikat untuk mendapatkan lebih banyak pencegat pertahanan udara Patriot dan NASAMS, yang akan diberikan dalam jangka waktu yang dipercepat dengan mengatur ulang pengiriman untuk beberapa penjualan militer asing," tambahnya. Menekankan bahwa AS "tidak akan pernah goyah" dalam dukungannya, Austin mengatakan bersama 50 sekutu dan mitranya, AS akan terus memberikan "kemampuan penting" yang dibutuhkan Ukraina untuk melawan "agresi Rusia saat ini dan untuk menghalangi agresi Rusia di masa depan."

 

Austin dan Umerov diperkirakan akan membahas kerja sama pertahanan bilateral, masalah keamanan regional, dan cara-cara untuk memperkuat kemitraan pertahanan AS-Ukraina dalam pertemuan tersebut, yang diadakan menjelang KTT NATO minggu depan di Washington, DC. Sebelumnya, Ukraina mengatakan mereka mengharapkan kemajuan dalam upayanya menjadi anggota NATO pada pertemuan puncak yang dijadwalkan pada 9-11 Juli. "Sekarang, menjelang KTT NATO minggu depan, Rustem, kami akan mengambil langkah-langkah untuk membangun jembatan menuju keanggotaan NATO untuk Ukraina," kata Austin.

 

Dia menggarisbawahi bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy baru-baru ini menandatangani perjanjian keamanan bilateral penting selama 10 tahun yang mencerminkan dukungan AS yang "kuat dan abadi" terhadap Ukraina. Umerov mengapresiasi "bantuan komprehensif" dan dukungan yang diberikan AS. "Kami berharap dapat berdiskusi dengan Anda bagaimana kami dapat melanjutkan kemitraan kami dan, di masa depan, menjadi anggota NATO. Mudah-mudahan, Ukraina akan segera menerima undangannya," tambahnya. Di bawah kepemimpinan Biden, AS telah memberikan bantuan keamanan senilai lebih dari 51,9 miliar dolar (Rp850 triliun) ke Ukraina, termasuk lebih dari dari 51,2 miliar dolar (Rp838,9 triliun) sejak dimulainya "invasi tak beralasan" Rusia pada 24 Februari 2022, menurut Pentagon.

 

Sumber: Anadolu