Akbar

Akbar

17
February

 

(voinews.id)- Presiden RI Joko Widodo meminta industri otomotif nasional untuk lebih berorientasi ekspor guna mengurangi kemacetan di berbagai daerah. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya saat membuka Pameran Otomotif Indonesia International Motor Show Tahun 2023 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis. "Supaya tidak macet saya mengajak seluruh industri otomotif untuk lebih berorientasi pada ekspor.

Memang peningkatannya sudah cukup tajam dari 2021 ke 2022 dari 300.000 sudah naik ke hampir 600.000," kata Jokowi. Dia mengucapkan terima kasih kepada industri otomotif yang sudah meningkatkan ekspor. Namun dia mengingatkan bahwa ekspor kendaraan bermotor Indonesia masih kalah dengan Thailand sehingga dia mendorong agar ekspor ditingkatkan. Adapun Presiden pada kesempatan itu mencermati kemacetan di berbagai daerah yang sejalan dengan adanya peningkatan penjualan kendaraan bermotor.

"Penjualan mobil tahun 2022 tercatat 1.048.000 unit dan juga sepeda motor mengalami pertumbuhan 3,3 persen, meningkat di angka 5.221.000 unit di tahun 2022. Akibatnya, kita sekarang macet dimana mana," kata Jokowi. Jokowi mengatakan kemacetan tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga di berbagai daerah yang dikunjunginya.

"Di Jakarta macet, seperti saya pergi ke Surabaya macet, ke Bandung macet, terakhir ke Medan macet. Karena memang (penjualan) mencapai angka sangat besar sekali," ujar Jokowi. Dia menyampaikan industri otomotif nasional memiliki prospek yang sangat cerah karena setiap tahun tumbuh sangat signifikan. Namun dia meminta para pelaku industri otomotif agar mulai meningkatkan orientasi ekspor.

 

antara

17
February

 

(voinews.id)- Konferensi Akademi Fiqih Islam Internasional (IIFA) ke-25 akan diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi pada 20-23 Februari mendatang. Pertemuan itu akan dihadiri Presiden IIFA, Sheikh Dr Saleh bin Abdullah bin Humaid, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Hissein Brahim Taha dan Sekretaris Jenderal IIFA, Profesor Koutoub Moustapha Sano.

Sekjen menjelaskan bahwa pertemuan tersebut akan mengkaji berbagai isu dan masalah kontemporer (nawazil) sekaligus melakukan pertimbangan melalui penalaran yurisprudensi kolektif (ijtihad) untuk memperjelas aturan syariah yang tepat.

“Ini dicapai melalui adanya resolusi yurisprudensial yang disepakati di kalangan ulama komunitas Islam yang diakui di era sekarang,” ucapnya. Moustapha Sano berterima kasih kepada negara tuan rumah Kerajaan Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri, Pangeran Muhammad bin Salman, atas perhatian dan dukungan yang diberikan untuk pertemuan ini melalui Misi Permanen Saudi untuk OKI.

Sekjen juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Gubernur Wilayah Makkah Al-Mukarramah, Pangeran Khalid Al Faisal atas dukungannya untuk pertemuan tersebut. Sidang IIFA saat ini menyelidiki sejumlah isu penting dengan dimensi sosial dan ekonomi yang memerlukan perlakuan yurisprudensi khusus, seperti “penjelasan hukum syariah tentang wajib belajar (agama dan duniawi) bagi laki-laki maupun perempuan di dalam Islam”, “dampak pandemi corona terhadap hukum syariah tentang ibadah, keluarga dan kejahatan", "dampak pandemi corona pada hukum kontrak, transaksi, dan liabilitas keuangan", dan "hukum menjalankan shalat dalam bahasa selain bahasa Arab dengan atau tanpa alasan dan hukum mengikuti shalat dengan mendengarkan ponsel atau radio.”

Sidang tahun ini juga membahas tentang "klarifikasi aturan media sosial beserta prinsipnya", "visi syariah untuk mengatasi fenomena orang-orang yang tidak diketahui keturunannya", "hukuman aborsi akibat pemerkosaan atau perubahan jenis kelamin di dalam Islam" serta "peran mekanisme pembiayaan sosial Islam dalam mendukung tugas kemanusiaan di daerah konflik dan bencana.”

Selain itu, sidang tersebut juga akan menyelidiki sejumlah isu lainnya yang sangat penting bagi umat Islam di seluruh dunia Islam. Sekitar 200 sarjana dari negara anggota OKI dengan keahlian dan spesialisasi dalam disiplin syariah, ekonomi, kedokteran dan juga sosiologi turut serta dalam sidang saat ini guna membahas 160 makalah penelitian mengenai isu dan topik terkait. IIFA adalah sebuah organisasi sarjana universal dan bagian dari OKI. IIFA dibentuk menyusul resolusi pada KTT Islam ketiga pada Januari 1981, dengan kantor pusatnya berada di Jeddah.

Anggota IIFA terdiri atas ahli hukum, cendekiawan, peneliti, dan intelektual Muslim terkemuka yang memiliki keahlian khusus dalam bidang pengetahuan yurisprudensi, budaya, pendidikan, ilmiah, ekonomi, dan sosial dari berbagai belahan dunia Islam. IIFA dipercaya untuk memberikan penjelasan tentang aturan dan ketentuan syariah mengenai isu-isu yang menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia, secara independen dan berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad (SAW).

IIFA juga mengkaji isu-isu kehidupan kontemporer, melakukan ijtihad yang autentik dan efektif, yang bertujuan memberikan solusi yang bersumber dari warisan Islam dan terbuka terhadap perkembangan pemikiran Islam.

 

Sumber: UNA

17
February

 

(voinews.id)- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menegaskan kembali dukungan AS kepada kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN dan peran Indonesia sebagai koordinator dialog AS-ASEAN. Penegasan dukungan itu diutarakan oleh Blinken dalam pembicaraan melalui telepon bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Kamis (16/2), kata kantor Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS yang disampaikan oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat.

Dalam pembicaraan tersebut, Blinken dan Retno membahas prioritas keketuaan Indonesia dalam ASEAN pada tahun ini, termasuk pendekatan ASEAN dalam mengatasi krisis di Myanmar serta langkah selanjutnya untuk proses Timor Leste bergabung dengan ASEAN.

Blinken juga menekankan peran Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam membentuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sekaligus menyoroti kerja sama dengan ASEAN sebagai sarana mencapai kemakmuran dan keamanan.

Dalam pembicaraan bersama Retno, Blinken juga membahas kemitraan strategis AS-Indonesia, sejumlah prakarsa baru di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII), dan partisipasi Indonesia dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity/IPEF). Dalam kesempatan yang sama Blinken memuji kepemimpinan Indonesia dan Menlu Retno dalam mendorong isu pendidikan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

 

antara

17
February

 

(voinews.id)- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menegaskan kembali dukungan AS kepada kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN dan peran Indonesia sebagai koordinator dialog AS-ASEAN. Penegasan dukungan itu diutarakan oleh Blinken dalam pembicaraan melalui telepon bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Kamis (16/2), kata kantor Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS yang disampaikan oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat.

Dalam pembicaraan tersebut, Blinken dan Retno membahas prioritas keketuaan Indonesia dalam ASEAN pada tahun ini, termasuk pendekatan ASEAN dalam mengatasi krisis di Myanmar serta langkah selanjutnya untuk proses Timor Leste bergabung dengan ASEAN.

Blinken juga menekankan peran Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam membentuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sekaligus menyoroti kerja sama dengan ASEAN sebagai sarana mencapai kemakmuran dan keamanan.

Dalam pembicaraan bersama Retno, Blinken juga membahas kemitraan strategis AS-Indonesia, sejumlah prakarsa baru di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII), dan partisipasi Indonesia dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity/IPEF). Dalam kesempatan yang sama Blinken memuji kepemimpinan Indonesia dan Menlu Retno dalam mendorong isu pendidikan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

 

antara