Akbar

Akbar

23
September

 

VOInews.id, Paris:Eropa perlu mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Rusia di masa depan demi perdamaian dan stabilitas di benua tersebut, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (22/9). “Kita harus memikirkan perdamaian di Eropa dengan cara yang baru. Penting untuk memperhitungkan realitas geografi Eropa, yang tidak terbatas hanya pada Uni Eropa atau, lebih tegas lagi, NATO. Kita memerlukan pendekatan baru terhadap organisasi Eropa dan memikirkan kembali hubungan kita dengan Rusia di masa depan, serta perdamaian di benua ini,” kata Macron dalam sebuah konferensi di Paris, yang disiarkan oleh Istana Elysee.

 

Macron meyakini perlunya menciptakan tatanan dunia baru karena tatanan saat ini "tidak lengkap dan tidak adil," sebab dibentuk setelah Perang Dunia II dan tidak memperhitungkan tantangan-tantangan baru. Presiden Prancis itu mencatat bahwa Eropa membutuhkan tatanan, di mana semua negara diwakili secara setara, dan ia berencana melakukannya dengan bantuan organisasi yang lebih adil, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF).

 

Sumber: Sputnik-OANA

23
September

 

VOInews.id, Moskow:Polandia telah memperluas status darurat bencana untuk menjangkau sejumlah daerah yang dilanda banjir besar. Menurut dekrit pemerintah Polandia, status darurat diperluas hingga ke Zgorzelec, Olawa, dan dua kawasan di Kota Wroclaw, Provinsi Silesia Bawah. Di Provinsi Lubusz, zona bencana diperluas hingga ke Szprotawa, Kota Zagan, dan Malomice, serta daerah pedesaan di Zagan.

 

Kepala staf perdana menteri memperkirakan pada Sabtu (21/9) lalu bahwa 2,39 juta orang terdampak banjir di 749 kota dan desa di Polandia. Dari jumlah tersebut, puluhan ribu orang terdampak banjir secara langsung. Hujan deras membuat sungai-sungai meluap. Sedikitnya 20 orang tewas dan 6.544 orang diungsikan di bagian barat daya Polandia. Hingga Sabtu, 11.502 tempat tinggal dan apartemen, 6.033 permukiman, dan 724 fasilitas umum, termasuk sekolah, jalan, dan jembatan, rusak atau terendam.

 

Dalam beberapa hari terakhir, Badai Boris menerjang seluruh wilayah Eropa Tengah, menyebabkan hujan lebat dan membuat sungai-sungai, terutama Sungai Danube, meluap. Polandia, Republik Ceko, Slovakia, dan kawasan Pegunungan Alpen di Jerman selatan dan Austria, menjadi wilayah yang terdampak paling parah. Sumber: Sputnik-OANA

23
September

 

VOinews.id, Karawang:PT Pertamina menyampaikan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 Power di Karawang, Jawa Barat secara langsung membantu Indonesia mewujudkan nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE), mengingat fasilitas itu memiliki kapasitas elektrifikasi terbesar di ASEAN, yakni 1.760 megawatt. Adapun fasilitas elektrifikasi energi baru terbarukan (EBT) tersebut merupakan proyek konsorsium antara Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE), Marubeni, dan Sojitz yang telah beroperasi secara penuh sejak Maret.

 

"PLTGU Jawa-1 menjadi salah satu pilar transisi energi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia, karena tidak saja kapasitasnya yang terbesar di Asia Tenggara, tapi juga teknologi canggih yang digunakannya memberikan banyak sekali kelebihan baik dari aspek operasional, finansial, dan lingkungan. Selain itu, sebagai salah satu proyek strategis nasional, PLTGU Jawa-1 akan sangat mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi di Karawang, Jawa Barat, Minggu. Dicky menyampaikan, PLTGU Jawa-1 menghubungkan pembangkit listrik bertenaga gas uap dengan fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung atau disebut juga Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang memiliki kapasitas regasifikasi 300 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang dipasok dari Tangguh, Papua.

 

Selain itu, teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT) generasi terbaru membantu fasilitas elektrifikasi tersebut beroperasi lebih efisien dan menghemat biaya produksi listrik. Dari sisi operasional, pembangkit ini juga memiliki teknologi black start capability yang memungkinkan untuk melakukan self start up, sehingga masa tunggu untuk proses sinkronisasi pada saat pemulihan apabila terjadi pemadaman listrik lebih cepat. Lebih lanjut, General Manager PLTGU Jawa-1 Rudy Smith mengatakan bahwa fasilitas yang dioperasikan pihaknya memiliki peran strategis, mengingat lokasinya terletak di pusat beban jaringan listrik Jawa-Bali.

 

Hal ini mampu mengurangi potensi rugi hilang listrik pada saluran transmisi dalam proses pengiriman listrik untuk wilayah industri dan masyarakat, karena dapat dengan cepat memberikan pasokan elektrifikasi secara efisien ke grid jaringan yang berlokasi di Cibatu Baru, Bekasi. Ia mengatakan, PLTGU Jawa-1 menjadi salah satu fasilitas penting yang tercipta atas sinergi BUMN, yaitu Pertamina dan PLN, serta dengan mitra internasional, yang memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia.

 

Antara

20
September

 

VOinews.id, Jakarta:Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, intervensi dari negara maju hingga risiko politik menjadi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam proses mewujudkan hilirisasi sumber daya alam. Presiden Jokowi saat membuka Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan, dalam kondisi dunia yang normal, negara-negara maju pasti akan menghalangi upaya tersebut.

 

“Pada posisi normal, kita tidak mungkin melakukan hilirisasi. Pasti akan dicegat oleh negara-negara maju,” ujar Jokowi yang diikuti di dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta. Presiden juga menceritakan pengalamannya saat mengambil alih Freeport di dataran tinggi Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, di mana banyak yang mengingatkannya tentang potensi risiko politik. "Bahkan waktu akan mengambil Freeport saja, banyak yang membisik kepada saya, Pak, hati-hati, Papua bisa lepas. Pak, hati-hati, Bapak bisa digulingkan. Pak, hati-hati. Jadi hilirisasi ini bukan barang yang gampang," katanya.

 

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa Freeport telah beroperasi selama 55 tahun tanpa membangun smelter, meskipun sumber daya yang dihasilkan, seperti tembaga dan emas, sangat berharga nilainya. "Karena yang di sana itu bukan hanya tembaga, ada barang yang lain yang harganya lebih tinggi, yaitu emas," katanya. Dengan pembangunan smelter di Gresik, kata Jokowi, pemerintah berharap bisa menghitung potensi emas yang hilang dari Indonesia selama ini. “Perkiraan saya, per tahun mungkin 40 sampai 50 ton. Baru perkiraan, nebak-nebak,” ujarnya. Dengan langkah ini, Jokowi berharap Indonesia dapat memaksimalkan potensi sumber daya alamnya dan mengurangi ketergantungan terhadap pihak asing.

 

Antara