Akbar

Akbar

13
May

 

VOInews.id- Wakil Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mircea Geoana menyatakan, pihaknya tidak berencana mengirim pasukan militer ke Ukraina. “(Presiden Prancis Emmanuel) Macron menekankan pentingnya pengiriman bantuan berkelanjutan ke Ukraina. Dan NATO masih tertarik untuk mendukung Ukraina dengan segala kemungkinan cara," kata Geoana saat mempresentasikan kajiannya di Kota Arad, Moldova. Namun di NATO, di mana keputusan diambil berdasarkan konsensus, saat ini tidak ada rencana atau keinginan politik untuk menempatkan pasukan di wilayah Ukraina, lanjut dia. Dukungan NATO, katanya, terkait dengan pencegahan eskalasi konflik antara NATO dan Rusia.

 

Usai konferensi terkait isu Ukraina yang digelar di Paris pada 26 Februari, Macron mengatakan pemimpin Barat telah membahas kemungkinan penempatan pasukan ke Ukraina tetapi tidak mencapai konsensus. Sejumlah pemimpin Uni Eropa langsung menolak rencana tersebut, sementara Macron sendiri berulang kali menegaskan bahwa opsi penempatan pasukan ke Ukraina harus tetap dirundingkan.

 

Saat wawancara dengan The Economist pekan lalu, Macron menjelaskan pihaknya tidak mengesampingkan kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina jika Kiev mengajukan permintaan. Sementara itu, mantan asisten wakil menteri pertahanan AS, Stephen Bryan, saat wawancara dengan media asing awal Mei ini mengatakan Prancis telah mengirim tentara Legiun Asing ke Ukraina.

 

Sumber: Sputnik

13
May

 

VOInews.id- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mencapai sebuah titik temu dengan metode genosida yang dinilainya akan membuat Hitler iri. “Netanyahu telah mencapai tingkat yang membuat Hitler iri dengan metode genosidanya. Kita berbicara tentang Israel yang menyasar ambulans, menyerang titik distribusi makanan, dan menembaki konvoi bantuan,” kata Erdogan kepada surat kabar Kathimerini Yunani dalam sebuah wawancara, Minggu. Erdogan mempertanyakan bagaimana mungkin bisa menyaksikan apa yang telah dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza selama berbulan-bulan dan menganggap tindakan Israel untuk membom rumah sakit dapat dibenarkan.

 

Masih membandingkan dengan Hitler, Erdogan menyebut Israel juga membunuh anak-anak, menindas warga sipil, dan membuat orang-orang yang tidak bersalah kelaparan, kehausan, dan kekurangan obat-obatan dalam berbagai bentuk alasan. “Apa yang dilakukan Hitler di masa lalu? Dia menindas dan membunuh orang-orang di kamp konsentrasi,” ucapnya. Lebih lanjut Erdogan menuturkan bahwa Gaza berubah menjadi penjara terbuka tidak hanya setelah 7 Oktober, tapi juga bertahun-tahun sebelumnya.

 

“Bukankah orang-orang di sana dikurung dalam sumber daya yang terbatas selama bertahun-tahun, hampir seperti kamp konsentrasi? Siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan massal paling brutal dan sistematis di Gaza setelah 7 Oktober?,” tuturnya. Ia menekankan hak dan kebebasan masyarakat Gaza, terutama hak untuk hidup, telah dilanggar. Perlawanan Palestina, kata dia, tidak akan diperlukan jika terdapat negara Palestina yang berdaulat, merdeka, dan terintegrasi secara geografis, sesuai dengan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

 

“Kami membela hak-hak mereka. Kami membela perdamaian. Israel, sebaliknya, terus melanggar resolusi PBB, hukum internasional, dan hak asasi manusia secara sembrono,” tegasnya. Erdogan menambahkan bahwa kelompok Palestina menyetujui perjanjian gencatan senjata, namun Israel tidak menginginkan gencatan senjata karena ingin menduduki seluruh wilayah Gaza tersebut.

 

Sumber : Anadolu

08
May

 

VOInews.id, Biak: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pentingnya kerja sama antara pelaku UMKM dan pusat layanan usaha terpadu (PLUT) untuk mengembangkan inovasi produk agar dapat terus bersaing di pasaran. Saat berdialog dengan pelaku UMKM di gedung PLUT Kabupaten Biak Numfor, Papua, Selasa, Teten mengatakan PLUT juga harus bekerja sama dengan berbagai komunitas bisnis untuk memperluas pasar, jejaring, dan model bisnis, sehingga dapat mengembangkan komoditas unggulan daerah secara maksimal.

 

"Biak memiliki bahan baku kelas premium yang bisa dikembangkan. Salah satunya, ikan tuna yang bisa dijadikan bahan baku sushi dan sashimi. Jadi, manfaatkan keberadaan gedung PLUT ini sebaik mungkin," ucapnya, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta. Teten mencontohkan keberhasilan MBloc di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, yang mampu bersinergi dengan komunitas bisnis hingga mampu menjadikan gedung tua dan kusam menjadi berdaya saing. Ia menyebut saat ini MBloc menjadi tempat yang artistik dan nyaman untuk anak-anak muda, dengan jumlah pengunjung per harinya mencapai 14 ribu orang. Selain MBloc, ada juga PosBloc dan Sarinah yang 100 persen memasarkan produk-produk UMKM.

 

Teten berharap PLUT di Kabupaten Biak Numfor ini juga dapat dijadikan sebagai tempat belajar dan wadah bertemunya ide-ide kreatif. Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menkop UKM Fiki Satari menambahkan kolaborasi antara pelaku UMKM dan PLUT penting untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi di suatu daerah. Menurutnya, para pelaku UMKM jangan terjebak dengan status gedung PLUT sebagai milik pemerintah, karena gedung ini adalah milik bersama dan harus dimanfaatkan bersama untuk membangun dan mengembangkan produk unggulan daerah.

 

Antara

08
May

 

VOInews.id- Pemerintah Pakistan pada Selasa menegaskan pihaknya tidak akan memberikan pangkalan militer kepada “siapa pun”, menepis laporan bahwa Islamabad telah menyediakan pangkalan kepada sekutu lamanya, Amerika Serikat. “Pakistan tidak menyediakan pangkalan militer kepada siapa pun, juga tidak akan memberikannya,” kata juru bicara Angkatan Darat Pakistan Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry saat konferensi pers di Kota garnisun Rawalpindi, tak jauh dari ibu kota Islamabad.

 

Pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan apakah Pakistan telah memberikan pangkalan militer kepada AS di Provinsi Balochistan barat daya dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut. “Seperti yang Anda katakan sendiri, ini propaganda belaka,” jawab Chaudhry saat ditanya awak media. Sebelumnya telah beredar kabar di media sosial bahwa Washington meminta Islamabad untuk mendirikan dua basis militer untuk memonitor Iran, Afghanistan dan juga China.

 

Sumber: Anadolu