(voinews.id)- Presiden RI Joko Widodo mengaku sering berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang Indonesia pada masa depan. Bahkan, dengan nada bercanda, Jokowi mengatakan bahwa frekuensi diskusi dengan Prabowo terlalu sering.
"Kami saling tukar-menukar pikiran mengenai bagaimana Indonesia ke depan. Saya kira biasalah, berbicara. Bukan sering, ya, terlalu sering dengan Pak Menteri Pertahanan itu," kata Jokowi setelah menghadiri Indo Defence 2022 Forum and Expo di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.
Jokowi juga sejak awal sudah mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. "Sudah sejak awal, kok, restu-restu, sejak awal saya menyampaikan mendukung beliau," kata Jokowi ketika menanggapi pertanyaan terkait dengan kemungkinan memberikan restu kepada Prabowo Subianto yang selama ini selalu memberikan pujian kepada Jokowi terkait dengan penanganan pandemi COVID-19 serta dampak perang Ukraina dan Rusia. Prabowo yang berada di samping Jokowi lalu meluruskan konteks ucapan tersebut, yakni terkait dengan pertahanan.
"Ini pertahanan," kata Prabowo. Dalam Indo Defence 2022, Jokowi bersama Prabowo dan para pejabat di sektor pertahanan menyaksikan demonstrasi keahlian prajurit dan alutsista TNI serta meninjau berbagai produk alutsista dalam negeri. "Bersama Menteri Pertahanan Pak Prabowo ini saya melihat bagus untuk promosi juga utamanya produk peralatan pertahanan dan keamanan dan juga yang paling penting adalah tadi saya sampaikan ke pentingnya kerja sama kita dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain," kata dia. Jokowi mengatakan bahwa industri pertahanan dalam negeri perlu menyikapi situasi geopolitik global.
"Kita tahu indikasi anggaran pertahanan di negara-negara NATO di Timur Tengah dan juga di Asia Timur ini ada kecenderungan naik sangat drastis serta kemunculan teknologi-teknologi militer yang baru ini juga perlu kita ikuti bersama," ujar Presiden Jokowi.
antara
(voinews.id)- Sedikitnya 81 orang tewas di Negara Bagian Gujarat, India bagian barat, pada Minggu (30/10) ketika sebuah jembatan yang dipenuhi wisatawan ambruk hingga orang-orang terjatuh ke sungai. Atul Prajapati, seorang pejabat medis di rumah sakit negara bagian mengatakan, "Kami menemukan 81 jenazah dan prosedur akhir sudah dimulai." Puluhan orang juga mengalami cedera dalam insiden itu, menurut para pejabat.
Ketika jembatan runtuh, kata pihak berwenang, lebih dari 400 orang sedang berada di dan sekitar jembatan gantung itu, yang dibangun pada era kolonial Inggris pada abad ke-19. Gambar yang ditayangkan TV Reuters memperlihatkan puluhan orang bergelantung di kawat jembatan di atas Sungai Machhu di Kota Morbi, sementara para petugas penanganan darurat bergulat menyelamatkan mereka. Beberapa orang memanjat ke bagian jembatan yang hancur dalam upaya mencapai tepi sungai, dan yang lainnya berenang ke tempat yang aman.
(voinews.id)- Komite Kontra-Terorisme Dewan Keamanan PBB menyerukan "nol toleransi" untuk terorisme. Dalam pertemuan khusus yang digelar di India, komite juga menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya penggunaan teknologi baru dan yang sedang berkembang yang bertujuan untuk terorisme.
Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari 15 anggota negara Dewan Keamanan PBB dan pakar kontra-terorisme dari seluruh dunia. Komite kembali menegaskan bahwa terorisme jangan disangkutpautkan dengan agama, kebangsaan, peradaban atau kelompok etnik.
"(Komite) dewan dengan rasa prihatin mencatat peningkatan penggunaan, di masyarakat global, Internet dan informasi lainnya serta teknologi komunikasi, oleh teroris dan pendukung mereka, termasuk platform media sosial, untuk tujuan teroris, seperti perekrutan dan hasutan untuk melakukan aksi teroris serta pendanaan, rencana dan persiapan aksi mereka," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri India.
Komite PBB menggarisbawahi perlunya untuk secara efektif melawan cara-cara kelompok teror Al Qaida dan ISIS serta afiliasi mereka yang menggunakan narasinya untuk menghasut dan merekrut orang lain melakukan aksi teroris.
Sumber: Anadolu
(voinews.id)- Jumlah korban tewas terimpit dalam kerumunan yang merayakan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (29/10) malam meningkat menjadi 153, dari semula 59 jiwa. Seorang pejabat di Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan pihaknya masih mencari tahu jumlah pasti orang yang terluka karena area itu masih kacau.