Akbar

Akbar

18
August


(voinews.id)Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin menggarisbawahi adanya hubungan yang konstruktif antara negaranya dan Indonesia saat menyampaikan ucapan selamat atas HUT ke-77 RI.

Menurut pesan di akun media sosial Telegram resmi Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia yang diperoleh ANTARA, Jakarta, Rabu, disebutkan bahwa Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin mengirim telegram ucapan selamat HUT ke-77 RI kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Dalam pesannya kepada Presiden Jokowi, Vladimir Putin menggarisbawahi bahwa Rusia dan Indonesia adalah dua negara sahabat yang menjalankan hubungan konstruktif.

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Moskow beberapa waktu yang lalu sepenuhnya membenarkan hal itu, katanya.

Selain itu, Vladimir Putin juga mengharapkan kepada Presiden Joko Widodo kesehatan baik dan kesuksesan.

Ia juga mengharapkan kebahagiaan dan kemakmuran kepada semua warga negara Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengunjungi Moskow, Rusia, dalam rangka menjembatani dialog damai antara Rusia dan Ukraina.

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Perang di negara itu telah menewaskan ribuan warga sipil dan melukai ribuan lainnya.

Selain itu, jutaan warga Ukraina juga telah mengungsi ke sejumlah negara lain untuk menghindari serangan Rusia.

 

antara

18
August

(voinews.id)

Sebanyak 16.659 narapidana di Jatim mendapatkan remisi umum memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2022 dimana 522 orang di antaranya dinyatakan langsung bebas. 

 
Kakanwil Kemenkumham Jatim Zaeroji, Rabu, menjelaskan bahwa 16.659 narapidana yang mendapatkan remisi itu tersebar di 39 lapas dan rutan di seluruh Jatim.

  

"Dari pemberian remisi umum tersebut, negara bisa menghemat anggaran hingga Rp28,4 miliar," ujarnya.

  

Ia mengatakan pemberian remisi kepada narapidana tersebut bervariasi dan paling singkat satu bulan serta paling lama enam bulan.

Baca juga: Kanwil Kemenkumham Banten beri remisi HUT RI ke 7.210 WBP

Baca juga: 1.557 narapidana di Sulut dapat remisi HUT Kemerdekaan RI

  

"Tergantung lamanya seorang narapidana menjalani masa hukuman," ujar Zaeroji.

  

Ia mengatakan untuk mendapatkan remisi ada syarat-syarat umum dan khusus yang harus dipenuhi narapidana seperti berkelakuan baik dan aktif mengikuti pembinaan serta memenuhi syarat-syarat lain yang diatur peraturan perundang-undangan.

  

"Jadi remisi yang diberikan sudah diukur dan melalui pertimbangan yang matang," katanya.

  

Ia mengatakan 522 narapidana yang langsung bebas didominasi oleh narapidana umum dengan rincian 347 orang narapidana umum dan 174 narapidana kasus narkotika dan satu narapidana tindak pidana korupsi.

  

Sebelumnya, Kanwil Kemenkumham Jatim telah mengusulkan 16.851 narapidana untuk mendapatkan remisi umum 2022.

  

"Jumlah tersebut lebih dari separuh dari total warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang ada di Jatim yaitu 29.072 orang. Rinciannya, 22.739 berstatus narapidana dan sisanya 6.333 masih berstatus tahanan," ujarnya.

  

Menurut dia, selisih antara pengusulan dengan yang telah memperoleh SK remisi disebabkan adanya beberapa hal di antaranya karena pengusulan terkait PP 99/2012 yang proses pemberian remisi masih harus melalui persyaratan untuk dimintakan rekomendasi lebih lanjut ke instansi terkait.

  

Sehingga, jumlah yang ada saat ini kemungkinan akan bertambah. Karena proses pemberian remisi akan dilanjutkan setelah 17 Agustus 2022.

  

"Apabila data sudah diperbaiki dan sudah diusulkan kembali maka proses verifikasi tetap dilaksanakan akan tetapi surat keputusan akan menyusul kemudian," kata Zaeroji.

  

Sementara itu, terkait penghematan anggaran yang dimaksud berasal dari biaya bahan makanan untuk narapidana yang ditanggung oleh negara.

  

Berdasarkan Satuan Biaya Pengadaan Bahan Makanan untuk Provinsi Jawa Timur, setiap harinya seorang narapidana berhak mendapatkan anggaran untuk bahan makanan sebesar Rp20.000.

Jika dikalikan jumlah narapidana yang mendapatkan remisi dan besaran remisi yang didapatkan, maka penghematan negara mencapai sekitar Rp28,4 miliar.*

 

antara

16
August

 

(voinews.id)

Ada kado spesial untuk Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kado itu adalah penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas pencapaian Indonesia dalam swasembada beras dan meningkatkan sistem ketahanan pangan nasional. Certificate of Acknowledgement dari Institut Penelitian Padi Internasional telah diterima oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu (14/8), di Istana Negara Jakarta.

Penghargaan ini adalah hasil kerja keras Bangsa Indonesia. Presiden Joko Widodo setelah menerima “Penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi” ini menyampaikan apresiasinya terhadap pelaku riil yang bekerja di sawah, petani, Pemerintah Daerah, Kementerian, lembaga riset perguruan tinggi yang  telah bekerja sama dalam mencapai swasembada beras. Menurut Presiden Joko Widodo, hasil yang dicapai adalah hasil kerja yang terintegrasi, kerja bersama-sama, kerja gotong-royong.

Dalam tiga tahun terakhir, Indonesia tidak  mengimpor beras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, stok beras Indonesia hingga akhir April 2022  mencapai 10,2 juta ton. Capaian ini tentu tidak bisa lepas dari apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan. Mengutip penjelasan Presiden Joko Widodo, sejak 2015 hingga saat ini telah diresmikan 29 bendungan besar dan tahun ini akan selesai lagi totalnya 38 bendungan. Pemerintah menargetkan sampai tahun 2024 akan selesai dibangun 61 bendungan  plus 4.500 embung, dan 1,1 juta jaringan irigasi yang telah dibangun selama 7 tahun.

Capaian ini diharapkan akan menjadi pendorong Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan. Karena tantangan ke depan  masih banyak yang harus dihadapi. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi bahwa  tantangan sektor pangan di 2023 semakin berat. Karena kondisi global masih diliputi gejolak seperti perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19, serta perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan saat ini.

Optimisme mencapai ketahanan pangan harus dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Penerapan teknologi pangan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani harus diperkuat. Dukungan kuat masyarakat terhadap diversifikasi pangan juga akan memberikan andil besar tercapainya ketahanan pangan Indonesia. Sehingga komitmen Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri serta memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional dapat terus terwujud.

16
August

 

(voinews.id)Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pentingnya bagi seluruh elemen bangsa Indonesia untuk membangun kekuatan nasional dalam menghadapi beragam tantangan dunia yang ada saat ini, seperti konflik geopolitik dan tekanan moneter global.

"Sangat penting bagi kita semua, seluruh pemangku kepentingan dan seluruh anak bangsa untuk membangun kekuatan nasional kita," kata Puan saat menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Ia pun menyampaikan kekuatan nasional itu dapat dibangun dengan memunculkan kesadaran, kemauan, serta komitmen bersama dari seluruh elemen bangsa yang bersumber dari rasa cinta Tanah Air dan cinta pada bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ber-Pancasila dan ber-Bhinneka Tunggal Ika untuk mengambil bagian dalam bergotong royong menghadapi berbagai tantangan yang ada dan memajukan Indonesia di segala bidang.

Lebih lanjut, Puan juga menyampaikan sejumlah cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat Indonesia untuk bergotong royong menghadapi berbagai tantangan yang ada dan memajukan Indonesia di segala bidang.

Di antaranya, bisa dengan bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau pihak swasta, bergerak dalam dunia pendidikan, mengabdi di bidang sosial, keagamaan, kesehatan, politik, jurnalistik atau pers, olahraga, kesenian, pengamat, dan lain sebagainya. "Seluruh partisipasi tersebut dapat diartikulasikan dalam bentuk gagasan, kerja, prestasi, gerakan, kritik, dan lain sebagainya," lanjut dia.

Selanjutnya, Puan pun menyampaikan pentingnya bagi bangsa Indonesia untuk berpegang teguh pada jati diri di tengah era globalisasi dan kemajuan teknologi dan industri yang semakin cepat dan dinamis.

 

antara