(voinews.id)Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis ketiga atau penguat mencapai 50,91 juta jiwa hingga Minggu, pukul 12.00 WIB.
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Minggu, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 bertambah 18.291 orang sehingga totalnya 50.916.428 orang.
Dengan demikian tercatat, suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 24,44 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.
Penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 5.803 orang menjadi 169.117.577 orang atau 81,20 persen dari total sasaran, sedangkan penerima dosis pertama bertambah 7.905 orang, sehingga jumlah keseluruhan mencapai 201.565.306 orang atau 96,78 persen dari total sasaran.
Pemerintah berencana memvaksinasi 208.265.720 juta orang.
Sebelumnya, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan cakupan vaksinasi penguat secara nasional 24 persen.
Menurut dia, cakupan tersebut belum tampak signifikan.
"Selain itu 28 dari 34 provinsi, cakupan vaksinnya juga masih di bawah 30 persen. Hanya Bali yang sudah di atas 50 persen, disusul dengan DKI dan Kepulauan Riau di atas 40 persen, dan DIY, Jawa Barat dan Kalimantan Timur di atas 30 persen," ujar dia.
Wiku mengatakan sejak dimulai pada bulan Januari 2022, progres vaksinasi penguat terbilang lebih lambat dibandingkan dengan dosis satu dan dua.
Pada awal pelaksanaan vaksinasi dosis satu dan dua, cakupan dapat meningkat 60 persen dalam kurun waktu enam bulan, yaitu antara bulan Juni sampai dengan Desember 2021.
(voinews.id)NTARA - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto memberikan kuliah umum mengenai urgensi ketahanan nasional dalam kepemimpinan nasional di gedung Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Minggu (3/7) Menurutnya, selama ini pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan berbagai program kerjanya telah berhasil menciptakan ketahanan nasional, termasuk ketahanan ekonomi dan ketahanan dari berbagai macam ancaman.
antara
(voinews.id)Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyarankan gedung-gedung tua yang tak terpakai dapat dimanfaatkan untuk menjadi rumah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui kolaborasi dengan M Bloc, Jakarta.
Salah satunya ialah Fabriek Bloc, sebuah ruang kreatif masyarakat dan tempat anak-anak muda berkumpul di bekas pabrik yang terbengkalai di Kota Padang, Sumatera Barat, sebagai bagian dari bisnis M Bloc Group, PT Radar Ruang Riang.
“Untuk teman-teman di berbagai daerah, kalau punya tempat yang menarik seperti gudang yang tidak terpakai maupun gedung-gedung tua, jangan dibongkar, tapi berkolaborasi dengan M Bloc disulap menjadi Rumah UMKM,” ujar dia saat di Sumbar, Padang, lewat keterangan resmi, diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, M Bloc Group cukup berhasil membangun satu ekosistem untuk UMKM, bahkan mampu meningkatkan produk UMKM menjadi lebih berkelas sehingga menjadi kian bergengsi.
Lebih lanjut, Fabriek Bloc yang dibangun menjadi ruang terbuka juga menjadi tempat interaksi berbagai kalangan yang dapat memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.
“Apa yang dilakukan Fabriek Bloc bisa memperbaiki supply chain produk UMKM,” ungkap Menkop.
Teten menegaskan bahwa pemerintah sangat menyambut ide-ide kreatif semacam Fabriek Bloc. Pihaknya disebut bakal berkolaborasi untuk melakukan pemberdayaan produk UMKM di pelbagai daerah yang memiliki jaringan dengan M Bloc Group agar produk dari sektor tersebut bisa didistribusikan dengan baik.
“Distribusi sampai ke daerah-daerah lain seperti di luar Sumatra atau Jawa. Bagaimana agar betul-betul bisa membangun suatu sistem subjek yang dibutuhkan UMKM logistik yang terus diselaraskan,” kata Menteri Teten.
Dalam kesempatan itu, pengelola Fabriek Block Jozarki Terunajaya menyatakan kawasan sebesar 13 ribu meter persegi yang dikelolanya menempati kawasan bekas pabrik seng milik perusahaan Polyguna Nusantara, kemudian diurus kembali oleh jaringan grup M Bloc.
Fabriek Bloc menjadi lokasi jaringan M Bloc Group pertama yang ada di Sumatra dan ke-4 di Indonesia setelah M Bloc Space dan Pos Bloc di Jakarta, dan JNM Bloc di Yogyakarta, Jawa Tengah.
“Tak hanya menjadi kekuatan ekonomi kreatif, keberadaan Fabriek Bloc ini juga diharapkan menjadi sirkuit ekonomi bagi UMKM yang kesulitan memasarkan produknya,” ucap Jozarki.
antara
(voinews.id)Negara-negara Barat harus mempelajari kegagalan dalam mencegah invasi Rusia ke Ukraina dan jangan sampai mengulang kesalahan itu pada Taiwan dalam "melindungi perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, Kamis.
Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan demokratis, diklaim China sebagai wilayahnya.
Ketegangan antara Taiwan dan China meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, sementara China meningkatkan aksi militernya di dekat Taiwan untuk menekan pemerintahan pulau itu agar menerima kekuasaan China.
Truss mengatakan bahwa Barat, dan terutama negara-negara kawasan Indo-Pasifik, harus memastikan bahwa Taiwan terlindungi.
"Yang saya katakan adalah bahwa kita perlu belajar dari kasus Ukraina, yaitu bahwa kita seharusnya bisa memastikan Ukraina memiliki kemampuan mempertahankan diri lebih dini," kata Truss kepada radio LBC.
"Dan itu seharusnya bisa lebih memungkinkan untuk mencegah (Presiden Rusia Vladimir) Putin melakukan invasi ... dan itu adalah pendekatan serupa yang kita perlukan untuk negara-negara berdaulat lainnya, termasuk Taiwan." katanya.
Dalam pertemuan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) pada Rabu (29/6), Truss mengatakan di pertemuan panel bahwa China sedang "memperluas pengaruhnya melalui pemaksaan ekonomi dan membangun kemampuan militer."
Selain itu, kata Truss, "ada kemungkinan nyata bahwa mereka memiliki ide yang salah, menyebabkan salah perhitungan yang bisa membawa bencana, seperti melakukan invasi terhadap Taiwan."
Pada Kamis, menlu Inggris itu menghindari pertanyaan soal apakah ia menganggap Inggris harus mempersenjatai Taiwan.
Truss hanya mengatakan, "Kita juga perlu memastikan bahwa secara bersama, dunia yang bebas memastikan Taiwan memiliki kemampuan pertahanan seperti yang dibutuhkannya."
Ia juga mengatakan Inggris harus terus membangun hubungan perdagangan dengan China tapi jangan sampai tergantung pada negara itu.
"Tentu, kita harus melanjutkan perdagangan dengan China. Tapi kita harus berhati-hati untuk tidak bergantung secara strategis pada China," katanya.
Menurut investigasi Reuters tahun lalu, Inggris dan sedikitnya enam negara lainnya telah membantu Taiwan dalam program rahasia untuk membuat kapal-kapal selam.
Sumber: Reuters