Akbar

Akbar

15
September

(Voinew,id) Perdana Menteri Jacinda Ardern, Selasa meminta warga Selandia Baru untuk secepat mungkin menjalani vaksinasi, karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan penyebaran virus dan mencabut pembatasan di kota terbesar, Auckland. Selandia Baru mencatat 15 infeksi baru pada Selasa, turun dari 33 kasus pada hari sebelumnya. Namun sekitar 1,7 juta orang di Auckland masih berada dalam penguncian (lockdown) hingga pekan depan saat pemerintah berjuang membendung klaster varian Delta yang sangat menular. Ardern saat konferensi pers mengatakan, Vaksin merupakan perangkat terbaik di kotak peralatan, sekaligus tiket menuju kebebasan yang lebih besar. Penguncian Auckland menutup sekolah, kantor, dan ruang publik, dan masyarakat hanya diizinkan keluar rumah untuk berolahraga atau membeli kebutuhan sehari-hari. Penguncian dan penutupan perbatasan internasional sejak Maret 2020 berpengaruh dalam menekan laju infeksi COVID-19 di negara itu.//REUTERS/ANTARA

15
September

(Voinews.id)Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan upaya mendorong sektor pertanian melalui digitalisasi pertanian (pertanian 4.0) menjadi langkah penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi serta mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dalam Webinar bertema Transformasi Ekonomi: Balinusra Menuju Pertanian 4.0, Trisno Selasa mengemukakan, komoditas pertanian yang menjadi penopang ekspor untuk Bali dan Nusa Tenggara seperti buah-buahan, kopi, kakao, tanaman obat. Sedangkan untuk produk kelautan seperti kepiting, udang, ikan tuna, mutiara dan rumput laut. Di Nusa Tengara Barat dan Nusa Tenggara Timur-NTB dan NTT, lapangan usaha pertanian menjadi penyumbang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan pangsa masing-masing 23 persen dan 29 persen pada 2020. Sementara itu, di Bali, lapangan usaha pertanian memiliki pangsa 15 persen terhadap PDRB.Trisno menambahkan, di Bali sebanyak 23 persen penduduk bekerja di sektor pertanian, sedangkan di NTB dan NTT, pekerja di sektor pertanian masing-masing sebesar 35 persen dan 54 persen.//ANTARA

15
September

(Voinews.id)Presiden RI Joko Widodo mengingatkan pentingnya kemampuan beradaptasi dalam dunia pendidikan karena ilmu pengetahuan saat ini mengalami perubahan sangat cepat.Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya pada Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (13/9), sebagaimana ditayangkan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.Kepala Negara harus menyampaikan apa adanya, ilmu pengetahuan cepat mengalami perubahan, bahkan dalam hitungan hari. Oleh sebab itu, menurut Presiden, kemampuan untuk adaptasi belajar terhadap disrupsi dan ketidakpastian wajib diperhatikan oleh semua pihak, baik para rektor, dosen, maupun mahasiswa.Presiden mengingatkan, tugas universitas adalah mencetak, melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh, termasuk juga sehat jasmani, sehat rohani, berbudi pekerti baik, dan memiliki sisi kebangsaan yang baik.Presiden juga menekankan tugas rektor dan seluruh jajarannya bukan hanya mendidik mahasiswa di kampus, melainkan juga di luar kampus.//ANTARA

15
September

(Voinews.id)Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Presidensi G-20 Indonesia diprediksi akan meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun. Hal itu dikatakan, Menko Airlangga Hartarto saat Konferensi Pers G-20 secara daring, Selasa. Prediksi tersebut, menurut dia, diharapkan secara agregat akan naik hingga 1,5-2 kali lipat dari pertemuan IMF World Bank tahun 2018 lalu. Hal tersebut dikarenakan di bawah Presidensi Indonesia terdapat 150 pertemuan yang berlangsung selama 1 tahun atau selama 12 bulan. Ia mengatakan, Selain memberikan dampak kepada perekonomian Indonesia, Airlangga menyampaikan Presidensi G-20 juga membawa dampak pada pembangunan sosial, karena Indonesia berpeluang mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin. Pihaknya terus mendorong agar vaksin ini menjadi global public goods dan juga aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah.//ANTARA