Andy Romdoni

Andy Romdoni

12
August




 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai pelaksanaan Kongres Diaspora Indonesia dilaksanakan di waktu yang tepat. Menurutnya saat ini Kementerian Luar Negeri sedang menginisiasi Peta Jalan peningkatan peran diaspora dalam pembangunan nasional. Sementara pada saat yang sama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga akan memasukkan kebijakan penguatan peran diaspora dalam pengembangan nasional ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

 

“Upaya ini diharapkan nantinya menjadi panduan bagi kementerian dan lembaga di Indonesia juga para stakeholders yang lain untuk meningkatkan peran para diaspora secara maksimal dalam berbagai sektor seperti ekonomi dan sosial budaya,” katanya dalam sambutan pada Kongres Diaspora Indonesia ke-7, Sabtu (12/8), di Jakarta, yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah.

 

Menlu Retno menambahkan pemulihan berbagai sektor pasca pandemi di Indonesia memerlukan kontribusi dari berbagai pihak. Menurutnya, upaya ini merupakan hal yang tidak ringan mengingat situasi global yang masih penuh tantangan.

 

“Kita selalu berupaya untuk mengajak semua pihak untuk dapat bergerak bersama menuju situasi yang lebih baik. Hal ini tentunya akan menjadi lebih mudah jika citra Indonesia di mata masyarakat internasional relatif baik,” katanya.

 

Ia menjelaskan, pencitraan yang dimaksud bukan hanya melalui tayangan iklan di berbagai media, namun akan lebih bermakna dengan pengakuan keunggulan produk maupun kualitas SDM Indonesia yang unggul.

 

“Tentunya juga hasil kontribusi diaspora Indonesia. Peningkatan keunggulan produksi Indonesia dapat dibantu pula oleh diaspora Indonesia melalui upaya membangun kerjasama dan memperluas jangkauan ekspor produk Indonesia melalui networking diaspora Indonesia berinvestasi di Indonesia,” katanya.

 

Selain itu, dirinya juga berharap kontribusi diaspora tidak hanya terpusat pada sektor ekonomi saja namun juga di berbagai sektor sesuai dengan kapasitas para diaspora. Menurutnya, diaspora dapat terus berkontribusi dalam membentuk citra positif Indonesia guna mendukung pembangunan nasional melalui visi Indonesia Emas 2045.

 

11
August

 

 

VOInews, Jakarta: Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi mengatakan Suriname adalah negara dengan penduduk Jawa paling banyak di kawasan Amerika Selatan dan Karibia. Menurutnya, penduduk Jawa telah membangun kebudayaan di masyarakat Suriname, diantaranya budaya kerja keras dan gotong royong. 

“Penduduk keturunan Jawa juga memiliki peran dalam memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, budaya, agama, seni, olah raga, dan politik di Suriname,” katanya dalam sambutan pada peringatan 133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa ke Suriname, di gedung Sana Budaya, Josef Israel Straat, Paramaribo, Selasa (8/8), seperti disampaikan KBRI Paramaribo dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis (10/8).

Lebih lanjut, ia mengatakan Suriname adalah negara yang terdiri dari beragam etnis, bahasa, dan agama. Ia pun berpesan kepada warga Suriname keturunan Jawa, agar terus berkarya dan berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan Suriname.

Selain dihadiri oleh Presiden Suriname, Peringatan 133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa ke Suriname juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Henry Ori, tokoh masyarakat keturunan Jawa, dan perkumpulan Masyarakat Jawa Suriname.

Pada peringatan yang diselenggarakan oleh perkumpulan keturunan Jawa di Suriname atau dikenal dengan Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI) ini, juga telah dilaksanakan peluncuran buku 133 Jaar Jawa Suriname.

"Buku ini memuat esai tentang kehidupan keturunan Jawa di Suriname," tulis KBRI.

Buku tersebut merupakan bagian dari Grant Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Republic of Suriname for the Welfare of Surinamese People of Indonesian Descent tahun 2021 melalui VHJI, senilai USD100.000.

“Selain pusat dokumentasi yang terletak di area bangunan Sana Budaya, Gedung Sana Budaya itu sendiri merupakan bantuan dari Pemerintah Indonesia yang telah diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto pada 28 Oktober 1995,” tulis KBRI Paramaribo.

Dalam sambutannya, Duta Besar RI Julang Pujianto menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada komunitas Jawa di Suriname, khususnya VHJI, yang telah turut melestarikan budaya dan tradisi Jawa. Ia pun menyampaikan komitmen untuk terus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Suriname.

Selain peluncuran buku, juga telah dilakukan penyematan karangan bunga di monumen gunungan Sana Budaya. Penyematan karangan bunga diletakkan oleh Presiden Republik Suriname, Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Republik Suriname, Duta Besar RI untuk Suriname, dan Ketua VHJI. 

“VHJI juga menggelar pasar malam yang menjajakan makanan tradisional Jawa, baju batik, dan aksesoris bernuansa tradisi Jawa Indonesia lainnya,” tulis KBRI.

Terdapat setidaknya 32.956 penduduk Jawa yang datang ke Suriname pada periode tahun 1890-1939. Gelombang pertama kedatangan penduduk Jawa ke Suriname adalah pada tanggal 9 Agustus tahun 1890. Oleh karena itu, penduduk keturunan Jawa di Suriname selalu mengenang dan memperingati tanggal 9 Agustus 2023 sebagai hari migrasi Jawa ke Suriname.

10
August

 

VOInews, Jakarta: Indonesian Diaspora Network (IDN) Global akan melaksanakan Kongres ke-7 pada Sabtu (12/8), di Jakarta. Kongres Diaspora Indonesia (CID) ke-7 mengangkat tema Empowering Indonesian Diaspora in The Strategy of Nation Branding Towards Indonesia 2045 atau Memberdayakan Diaspora Indonesia dalam Strategi Citra Positif Bangsa Menuju Indonesia 2045.

“Jadi kami diaspora melihat bahwa aspek Nation Branding itu atau citra positif bangsa sangat penting bagi sebuah bangsa. Dan bagi Indonesia momennya adalah saat ini di mana kita mendapat begitu banyak sorotan yang positif dari di mata dunia dan kita sedang berjalan menuju usia 100, usia emas di tahun 2045 nantinya,” kata Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (10/8).

Selain itu, menurutnya, tema ini diangkat mengingat karakteristik diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri dan memiliki akses berkomunikasi dengan masyarakat internasional.

“Jadi kami diaspora Indonesia bukan hanya human capital namun juga social capital yang strategis bagi bangsa Indonesia karena kami tinggal dan menetap di luar negeri Jadi kami adalah wajah-wajah Indonesia di luar negeri,” katanya.

Selain acara puncak Kongres Diaspora Indonesia, IDN Global juga mengadakan rangkaian kegiatan menuju CID-7, mulai dari Workshop, Focus Group Discussion, kunjungan ke Wakil MPR, penyuluhan, webinar, hingga kunjungan ke Ibu Kota Nusantara (IKN)

Sesi-sesi Kongres Diaspora Indonesia ke-7 antara lain:

  1. Pembentukan Nation Branding Menuju Indonesia 2045: Strategi dan Implementasi.
  2. Prestasi dan Karakter Pemimpin Indonesia 2045.
  3. Profesionalisme Bangsa Menuju Indonesia Emas.
  4. Peluncuran Buku dan Diskusi “Diaspora Bangga Berbangsa”.
  5. Menjadi 5 Besar Kekuatan Ekonomi di Dunia.
  6. Pertemuan Pengajar-Pegiat BIPA dan Deklarasi Menduniakan Bahasa Indonesia.
10
August

 

 

VOInews, Jakarta: Presiden Indonesian Diaspora Network (IDN) Global, Kartini Sarsilaningsih, Kamis (10/8), di Jakarta, mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan tonggak sejarah baru dalam perjalanan Indonesia menuju visi 2045 yaitu Indonesia berdaulat, maju, adil dan makmur.

“Ini sejalan dengan tema yang akan diusung dalam Congress of Indonesian Diaspora ke-7 pada tanggal 12 Agustus mendatang yaitu Empowering Indonesian Diaspora in The Strategy of Nation Branding Towards Indonesia 2045 atau Pemberdayaan Diaspora Indonesia dalam Strategi Pembentukan Citra Positif Bangsa Menuju Indonesia 2045,” katanya dalam sambutan webinar Mewujudkan IKN sebagai Kota Dunia yang Layak Huni dan Dicintai-Kontribusi Diaspora untuk Indonesia, di Jakarta, Kamis (10/8).

Ia mengatakan, meskipun diaspora terpisah secara jarak dengan Indonesia namun mereka memiliki rasa nasionalisme yang tinggi sehingga ikut merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan IKN.

“Saat ini kita berkumpul untuk merayakan semangat kolaborasi dan kerjasama serta merangkul kontribusi berharga dari diaspora Indonesia dalam mewujudkan cita-cita besar kita bangsa Indonesia,” katanya.

Menurutnya, pembangunan IKN bukan hanya sekedar proyek infrastruktur biasa, namun merupakan ajang pembuktian bahwa Indonesia mampu, dengan menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk bekerja bersama.

“Sesuatu yang sebelumnya mungkin masih mimpi, kini sudah mulai sedikit demi sedikit menampakan potensinya untuk menjadi bukan hanya jantung Indonesia namun juga jantung dunia,” katanya.

Ia pun menyampaikan komitmen diaspora Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN. Menurutnya, diaspora Indonesia sudah terlibat dari awal perencanaan pembangunan IKN.

“Ada sahabat saya diaspora yang memenangkan lomba desain bangunan di IKN dari IDN Global Liveable Cities dan sejak tahun sejak tahun lalu IDN Global melakukan berbagai kegiatan di sektor pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan generasi muda di Kaltim agar nantinya tidak ketinggalan pada saatnya nanti banyak pendatang di Otorita IKN Nusantara ini,” katanya.

Dirinya pun mengundang partisipasi seluruh diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai pelosok dunia untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN dengan semangat membangun bersama. Menurutnya proyek monumental ini tidak hanya menjadi cerminan inovasi dan teknologi namun juga menjadi komitmen Indonesia dalam menjaga keberlanjutan kelestarian alam dan harmonisasi keragaman budaya.