Andy Romdoni

Andy Romdoni

03
January

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo memastikan tidak terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak langsung dalam insiden pesawat Japan Airlines (JAL 516 Airbus A350) dengan Pesawat Japan Coast Guard (JCG) di Bandara Haneda, Selasa sore (2/1/2024). Informasi ini diperoleh setelah KBRI Tokyo melakukan koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan JAL, otoritas Bandara Haneda dan pihak Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang. 

"KBRI Tokyo juga mendapatkan informasi tidak ada WNI yang mengalami hambatan penerbangan di Bandara Haneda," Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi dalam keterangan resmi KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Pada Selasa sore (2/1/2024) pesawat JAL 516 Airbus A350 dari New Chitose Sapporo terbakar setelah mendarat di landasan pacu Bandara Haneda pada Selasa, 2 Januari 2023 sekitar pukul 17.55 waktu setempat. Sebelum terbakar, pesawat bertabrakan dengan pesawat Japan Coast Guard (JCG).

Media Jepang memberitakan sebanyak 367 penumpang dan 12 kru JAL berhasil dievakuasi. Sementara itu dari 6 awak pesawat JCG dilaporkan kapten pesawat terluka dan 5 orang lainnya meninggal dunia.

Seluruh penumpang JAL yang berjumlah 367 orang dan 12 kru berhasil dievakuasi dengan selamat sebelum pesawat terbakar di landasan pacu. Terdapat 14 orang penumpang mengalami luka ringan dan 5 orang anggota JCG tewas akibat kecelakaan tersebut.

03
January

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menyiapkan bantuan logistik kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa bermagnitudo 7,6 skala Jepang (Shindo Scale) disertai peringatan tsunami di sepanjang pesisir barat Jepang. 

"Bantuan yang disiapkan adalah 120 paket makanan kemasan siap saji dan sejumlah uang untuk mendukung kebutuhan bahan pangan yang diperlukan WNI yang masih tinggal di tempat penampungan," kata Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi dalam keterangan resmi KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Rabu (3/1/2024).

Beberapa saat setelah kejadian gempa KBRI Tokyo terus memantau kondisi WNI melalui alat komunikasi. Kendala di lapangan muncul karena sejumlah WNI mengalami gangguan telepon selular mereka. 

"Dari informasi dihimpun masih banyak WNI terdampak di sejumlah tempat penampungan sementara yang didirikan otoritas setempat," kata Dubes Heri.

Lebih lanjut Dubes Heri meminta kepada seluruh WNI di Jepang dapat menginformasikan kerabat atau teman yang belum bisa dihubungi di Ishikawa atau daerah sekitarnya agar dapat segera melaporkan ke KBRI Tokyo atau KJRI Osaka melalui layanan nomor hotline yang tersedia.

Gempa berkekuatan magnitudo sekitar 7.6 skala Jepang (Shindo Scale) melanda prefektur Ishikawa, Jepang pada tanggal 1 Januari 2024 pada pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB. Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita. Gempa telah menyebabkan gelombang tsunami di beberapa wilayah.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menghubungi sejumlah simpul masyarakat di wilayah terdampak untuk memastikan keadaan WNI. Tercatat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Toyama, dan 1.132 di Niigata. 

Berdasarkan komunikasi terakhir KBRI Tokyo hingga Rabu sore (3/1/2024) dengan simpul-simpul masyarakat, didapat informasi baru bahwa terdapat sejumlah WNI yang masih berada di penampungan dan membutuhkan bantuan logistik. 

"Sebelumnya, mereka kesulitan berkomunikasi karena gangguan jaringan," tulis KBRI Tokyo.

Dari data sementara, sebanyak 147 orang WNI masih tinggal di tempat penampungan. Para WNI tersebut tersebar di beberapa titik di Ishikawa. Untuk wilayah Ogi 38 orang, Suzu 25 orang, Saikai 27 orang, Wajima 5 orang dan Nanao 52 orang. 

"KBRI Tokyo masih terus berkoordinasi dengan simpul masyarakat dan otoritas setempat untuk mengetahui kemungkinan keberadaan WNI di lokasi bencana yang belum terjangkau," tulis KBRI Tokyo.

KBRI Tokyo telah menyampaikan imbauan melalui kanal media sosial juga grup-grup pesan singkat agar WNI tetap waspada, memantau informasi dan mengikuti instruksi dari pemerintah setempat. KBRI Tokyo dan KJRI Osaka juga telah mengaktifkan nomor hotline untuk situasi darurat sebagai berikut: KBRI Tokyo: +818035068612, KJRI Osaka: +818031131003.

02
January

VOInews, Jakarta: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyampaikan duka mendalam atas musibah gempa bumi yang melanda Jepang.

"Indonesia sangat berduka atas bencana gempa bumi dahsyat yang terjadi di Prefektur Ishikawa dan sekitar wilayah Hokuriku di Jepang," tulis Kemlu RI dalam akun media sosial X yang dipantau dari Jakarta, Selasa (2/1/2023).

Dalam akun media sosial itu, Kemlu RI juga menyatakan solidaritas bersama masyarakat Jepang, dan berharap agar semua yang terdampak musibah dapat segera pulih.

"Indonesia menyatakan solidaritasnya dengan masyarakat Jepang, dan kami dengan tulus berharap semua yang terkena dampak bencana alam ini dapat segera pulih sepenuhnya," tulis Kemlu RI.

Gempa berkekuatan magnitudo sekitar 7.4 melanda prefektur Ishikawa, Jepang pada tanggal 1 Januari 2024 pada pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB. Gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita. Gempa telah menyebabkan gelombang tsunami di beberapa wilayah.

Tercatat terdapat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, 1.344 di Toyama, dan 1.132 di Niigata. Pemerintah Jepang telah mencabut peringatan tsunami pada Selasa (2/1/2023) sehingga sebagian besar warga telah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.

02
January

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo tengah berkoordinasi dengan pihak otoritas Jepang sehubungan dengan terjadinya kebakaran pesawat Japan Airlines (JAL 516 Airbus A350) di Bandara Haneda, Selasa (2/1/2023). Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RU) untuk Jepang Heri Akhmadi menyatakan upaya itu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya korban Warga Negara Indonesia (WNI).

"Koordinasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya WNI yang menjadi penumpang dan dievakuasi dari pesawat tersebut," kata Dubes RI dalam keterangan resmi KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta.

Lebih lanjut Dubes Heri juga menyatakan duka cita mendalam atas peristiwa ini. Menurutnya, koordinasi juga dilakukan dengan Garuda Indonesia Tokyo dan pihak Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT).

Dari pemberitaan media Jepang, pesawat JAL 516 Airbus A350 dari New Chitose Sapporo terbakar setelah mendarat di landasan pacu Bandara Haneda pada Selasa, sekitar pukul 17.55 waktu setempat. Sebelum terbakar, pesawat sempat bertabrakan dengan pesawat Japan Coast Guard (Penjaga Pantai Jepang).

Media setempat memberitakan sebanyak 367 penumpang dan 12 kru JAL berhasil dievakuasi. Sementara itu dari 6 awak pesawat Penjaga Pantai Jepang dilaporkan seorang kapten terluka dan 5 orang lainnya meninggal dunia.