ranov

ranov

23
February

 

VOInews, Jakarta: Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di Kuwait, menurut data Bank Dunia mencapai 49400 dolar AS pada tahun 2022. Jumlah tersebut ekuivalen dengan daya beli masyarakat Kuwait yang hampir tiga kali lipat dari rata-rata populasi dunia. Pertumbuhan ekonomi dan daya beli yang tinggi menjadikan Kuwait pasar yang menarik bagi UMKM dari Indonesia.

 

Kuasa Usaha Kedutaan Besar Kuwait untuk Indonesia, Abdullah Alfadhli dalam wawancara khusus bersama Voice of Indonesia pada Kamis (15/02) di Jakarta mengatakan bahwa Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta dan KBRI di Kuwait tengah berupaya membuka peluang bagi UMKM Indonesia agar bisa masuk ke pasar Kuwait.

 

 

“Tak diragukan lagi, koordinasi terus berlanjut antara Kuwait dan Republik Indonesia pada berbagai sektor. Kami, kedutaan Kuwait di Jakarta sebagaimana KBRI di Kuwait bekerja sungguh-sungguh untuk membuka peluang bagi pelaku UMKM hingga industri besar. Jika terwujud sinergisasi antara kedua negara dan terus dilakukan lokakarya bagi kelompok-kelompok bisnis kecil, tidak diragukan lagi (hal itu) akan membuka peluang masuknya para investor, pelaku bisnis kecil dan menengah ke Kuwait,” jelas Abdullah Alfadhli.

 

 

Abdullah Alfadhli mengungkapkan, Kuwait merupakan pasar yang terbuka bagi semua kalangan dan menerima semua suku bangsa.

 

“Negara Kuwait adalah pasar yang terbuka, yang selalu menerima semua suku bangsa, terlebih bagi negara bersaudara bagi kami seperti Republik Indonesia,” lanjut Abdullah Alfadhli.

 

 

Meski demikian, Abdullah Alfadhli memberi catatan agar produk UMKM Indonesia dapat diterima dengan baik di pasar Kuwait. Seperti, harus memperhatikan produk yang dapat diterima di Kuwait.

 

“Pertama-tama, produk yang ditawarkan haruslah sesuai dengan kebutuhan pasar Kuwait. Dalam konteks ini, Indonesia bekerja sangat serius dalam menggarap sektor industyri halal. Saya pribadi mengikuti beberapa pameran halal. Pasar produk-produk halal nerupakan pasar unggulan yang sangat diminati Masyarakat Kuwait,” pungkas Abdullah Alfadhli kepada Voice of Indonesia.

 

Terkait hal itu,dikutip dari Antara, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga meyakini, Kuwait mampu menjadi pasar ekspor potensial bagi Indonesia, sebab hampir 95 persen kebutuhan dalam negerinya disuplai dari luar negeri.(VOI/Daniel)

18
February

 

VOInews, Jakarta: Indonesia akan menyampaikan pernyataan di Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda. Indonesia yang diwakili Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan akan menyampaikan pernyataan lisan pada 23 Februari 2024 mendatang.

 

"Menlu RI direncanakan akan menyampaikan pernyataan lisan Indonesia di depan Mahkamah Internasional di Den Haag pada tanggal 23 Februari," tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam akun media sosial X yang dipantau dari Jakarta, Minggu (18/2/2024).

 

Sidang Mahkamah Internasional digelar untuk merespon permintaan PBB yang meminta pendapat lembaga itu terkait pendudukan Israel di Palestina.

 

"Mahkamah Internasional akan mengadakan sidang dengar pendapat mengenai status dan konsekuensi hukum pendudukan Israel atas Palestina (pada) 19-26 Februari," tulis Kemlu RI.

 

Pada 30 Desember 2023, Sidang Majelis Umum PBB menetapkan Resolusi A/RES/77/247 yang meminta pendapat hukum (advisory opinion) Mahkamah Internasional mengenai Konsekuensi Hukum atas Kebijakan dan Tindakan Israel di wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur.

 

"Dengar pendapat tersebut merupakan tindak lanjut dari permintaan advisory opinion Majelis Umum PBB," tulis Kemlu RI.

 

Sebanyak 53 negara dan 3 organisasi internasional dijadwalkan untuk menyampaikan pernyataan lisan.

 

Sebelumnya, Afrika Selatan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional atas kasus genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Dalam putusannya pada 27 Januari 2024, Mahkamah Internasional tidak menyebutkan soal gencatan senjata di Gaza namun meminta Israel untuk mengambil tindakan pencegahan dan menghukum kampanye militer langsung untuk melakukan genosida.

 

Israel juga telah diperintahkan untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan dimintakan melapor kembali ke pengadilan dalam waktu satu bulan.

16
February

Pasar Malam di Vientiane, Laos (Foto: AFP)

 

VOInews, Jakarta: KBRI Viantiane tengah gencar mengundang investor Indonesia sekaligus mempromosikan produk-produk Indonesia di Laos. Dibayangi defisit ekspor Indonesia ke Laos yang mencapai USD 141 juta, Dubes RI untuk Laos Endah Grata Werdaningtyas pada program Ranah Diplomasi yang tayang di akun Youtue Voice of Indonesia pada Selasa (13/02) menyampaikan perlukan keaktifan perusahaan dan pelaku bisnis Indonesia berinvestasi di Laos.

 

“Laos itu adalah masih least developed country, jadi pendekatannya harus kita yang berinvestasi kesana, dan kita kalau membuka dan memfasilitasi berbagai perusahaan dan pelaku bisnis kita untuk melakukan investasi, dan ini kita akan terus coba kejar supaya bida terus didorong investasi untuk mem-balance defisit perdagangan,” kata Grata Endah.

 

Sebagai upaya mencapai keseimbangan neraca ekspor-impor Indonesia dan Laos, Grata Endah menyampaikan potensi pengembangan investasi dan penetrasi pasar consummers good masyarakat Laos.

 

“Mungkin bisa di-trade off defisit karena importasi potasium atau mineral lainnya dengan meningkatkan perdagangan di sektor-sektor lainnya seperti consumer goods ya. Saya melihat potensinya sangat besar untuk consumer goods Indonesia, harga bisa bersaing, rasa, dan kemasan yang tidak kalah,” ucapnya.

 

KBRI Viantiane melihat pasar Laos masih didominasi produk-produk dari Thailand, Vietnam dan Tiongkok. Melihat kondisi tersebut, Grata Endah menginisiasi Pojok Indonesia atau Indonesian Corner di pusat perbelanjaan sebagai langkah awal mengenalkan produk Indonesia pada masyarakat Laos.

 

“Saya menyempatkan berjalan ke beberapa mart, toko bahkan pasar, memang kehadiran produk Indonesia masih sangat minimal, banyak sekali didominasi produk dari Thailand, Vietnam dan China. Jadi sekarang saya sedang melakukan promosi produk konsumsi sehari-hari dengan membentuk apa yang kita sebut Indonesia Corner di Supermarket di Viantine. Nanti ada pojokan khusus untuk barang-barang dari Indonesia,” pungkasnya.(DANIEL)

16
February

Foto: AFP

 

 

VOInews, Jakarta: Volume perdagangan Indonesia-Laos mencapai USD194.2 juta (th 2022) mengalami pertumbuhan eksponensial sebesar tiga kali lipat dari tahun 2021 yaitu USD45.5 juta (Data Kemenlu RI, 2023). Namun demikian, Indonesia mengalami defisit USD 141 juta. Duta Besar RI untuk Laos, Grata Endah Werdaningtyas mengungkapkan, defisit terjadi disebabkan karena importasi potasium yang merupakan bahan dasar pupuk.

 

“Beberapa tahun ini kita mengalami defisit yang cukup besar karena importasi potasium,” ungkap Grata Endah Werdaningtyas kepada Voice of Indonesia pada Selasa (13/02) di Jakarta.

 

Namun demikian, Dubes Grata Endah melihat defisit perdagangan sebagai hal yang positif jika ditinjau secara makro ekonomi.

 

“Saya memandang hal ini sebagai positif kalau kita melihat gambaran makro ekonominya, karena memang potasium yang kita import merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pupuk dan kita tahu bagaimana kebutuhan pupuk domestik kita yang sangat tinggi, dan tentu saja ini akan sangat membantu industri pupuk kita,” jelasnya.

 

Sementara itu, potasium yang diperoleh dari Laos menurut Grata Endah jauh lebih murah dari produk mineral sejenis yang diimpor dari negara lainnya.

 

“Dari hasil penelitian dan catatan kita, importasi potasium dari Laos itu kalau dihitung 30 persen lebih murah daripada kita mengimpor potasium dari beberapa negara lainnya yang lebih jauh misalnya di Kanada. Jadi ini in terms membantu industri domestik kita menurut saya juga walaupun defisit tapi end product-nya dari pupuk itu sendiri akan membantu industri kita,” ucapnya.(DANIEL)