Daniel

Daniel

05
May

 

Presiden Joko Widodo mengikuti KTT Virtual Gerakan Non Blok, Senin (04/05) malam di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. KTT Non Blok diselenggarakan dibawah keketuaan Azerbeijan dan diikuti oleh 39 negara Gerakan Non Blok. KTT GNB kali ini mengangkat tema United Against Covid-19 atau Persatuan Melawan Covid-19. Selain diikuti oleh negara Gerakan Non Blok, KTT ini juga diikuti oleh Sekjen PBB, Dirjen WHO hingga Ketua Komisi Persatuan Afrika atau Chairperson of African Union Commisison. Dalam KTT tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan pentingnya penguatan solidaritas politik diantara negara Gerakan Non Blok. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai mendampingi Presiden, menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo mengingatkan negara-negara GNB untuk memfokuskan energi dan waktu untuk menghadapi Pandemi Covid-19.

' Intinya jangan sampai negara2 GNB terjebak dalam hal2 yang bisa mempertajam perbedaan dan melemahkan kerjasama '.

Selain itu Presiden Joko Widodo juga menyampaikan agar solidaritas pollitik negara-negara Gerakan Non Blok dapat diterjemahkan kedalam bentuk kerjasama yang konkrit dalam menghadapi pandemi. Menurut Reto Marsudi, kerjasama konkrit ini diarahkan untuk penanganan pandemi, diantaranya pada akses terhadap obat-obatan dan vaksin.

Insert : Prioritas negara berkembang saat ini adalah akses yang berkeadilan dan tepat waktu terhadap obat2an dan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau. Perlu juga fleksibilitas didalam penerapan rezim paten dan hak kekayaan intelektual. Itu juga ditekankan oleh Bapak Presiden.

Lebih lanjut Presiden Joko Widodo juga menekankan pentingnya memperkuat kemitraan global bagi negara berkembang. Menurut Retno, Presiden menggaris bawahi pentingnya pemenuhan komitmen bantuan pembangunan dan kemanusiaan, termasuk keringanan hutang.

' Kewajiban pembayaran hutang negara berkembang bisa dialihkan ke pembiayaan untuk penanganan Covid-19 atau disebut Debt Swap for Covid-19 dari official creditors. Ini penting untuk disampaikan karena banyak sekali negara berkembang terutama least developed countries yang mengalami kesulitan didalam menangani Covid-19 '.

Retno Marsudi menambahkan, bahwa Presiden Joko Widodo dalam kesempatan KTT Virtual Gerakan Non Blok juga menekankan pentingya negara berkembang untuk menjadi solusi bagi perbaikan tata kelola kesehatan global. Hal ini dimaksudkan agar negara berkembang dapat meningkatkan kesiapan dalam mencegah dan menghadapi pandemi di masa mendatang. (Ndy)

01
May


Jumlah kasus kematian akibat virus Corona Covid19  di negara2 kawasan Eropa mencapai 120.140 jiwa pada akhir pekan lalu (data CNN 25/4) . Kasus kematian tertinggi  terjadi di Italia, disusul Spanyol, Perancis dan Inggris. Mengutip AFP, setidaknya ada 2, 82 juta kasus virus corona di dunia dengan 60 persen dari total kematian terjadi di Benua Eropa. Namun sejak awal bulan April lalu kasus penyebaran virus corona di Eropa mulai melambat. Diharapkan situasi  kondusif tersebut  terus berlanjut memasuki  bulan Mei 2020 ini.  

Negara2 Eropa pun  mulai bersiap-siap  melonggarkan Pembatasan Wilayah / Lockdownnya. Italia misalnya,  akan mulai melonggarkan Pembatasan secara bertahap mulai 4 Mei nanti. Belanda rencananya akan membuka lockdown pada 11 Mei, dengan tetap melakukan langkah-lamgkah ketat. Sekolah-sekolah  di Belanda akan mulai dibuka pada 1 Juni, sementara  cafe dan restoran  baru akan dibuka pada 19 Mei. Jerman, seperti Italia  akan melonggarkan lockdown pada 4 Mei.  Sedangkan Spanyol rencananya baru akan  menghentikan lockdown pada paruh kedua Mei 2020.

Untuk negara2 Eropa tampaknya bulan Mei membawa semangat baru setelah bulan-bulan sebelumnya sempat kewalahan menghadapi dan menangani virus corona ini. Meski demikian,  masih banyak negara2 lain di berbagai belahan dunia  yang baru memasuki awal masa pandemic.   Diperkirakan masih butuh waktu beberapa bulan kedepan untuk mengendalikannya.

Diharapkan, pelonggaran Pembatasan Wilayah di beberapa negara Eropa di bulan Mei ini  akan berhasil baik  dan tidak menimbulkan resiko penularan baru. Sehingga dapat   menjadi acuan kawasan lainnya yg saat ini masih berjuang  mengatasi serangan virus Corona Covid19.

05
May

 

Lonjakan jumlah kasus COVID-19 di Australia sebagian besar terkait dengan pabrik pengolahan daging di Negara Bagian Victoria. Gubernur Victoria Daniel Andrews pada Senin mengatakan, 22 kasus baru yang dilaporkan pada Senin, dengan 19 di antaranya pekerja pabrik pengolahan daging atau rumah jagal, menambah jumlah kasus menjadi 1.406.

Namun Kepala Dinas Kesehatan Victoria, Brett Sutton mengatakan klaster tersebut tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan tidak ada alasan untuk mengidentifikasi pabrik mana saja yang terdampak. Sutton mengatakan, Lonjakan kasus positif terjadi menyusul adanya uji COVID-19 seharian terbesar di Victoria pada Minggu, dengan 13.000 warga Victoria melakukan tes. (antara)

05
May

 

Sebanyak 16 warga negara Indonesia-WNI difasilitasi kepulangan mereka  oleh Kedutaan Besar RI-KBRI Moskow, karena akses penerbangan internasional di Rusia masih ditutup akibat pandemi COVID-19. WNI yang terdiri dari 12 mahasiswa dan empat pekerja migran itu diberangkatkan dari Bandara Sheremetyevo, Moskow pada Minggu (3/5) dini hari waktu setempat menuju Denpasar, Bali, menggunakan pesawat Rossiya Airlines.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi dalam keterangan tertulisnya, Senin menjelaskan, belasan mahasiswa Indonesia memutuskan pulang ke Indonesia selain karena sebagian telah menyelesaikan studi mereka, juga karena kegiatan perkuliahan dapat dilakukan secara daring dari Indonesia. Mereka berasal dari St. Petersburg, Rostov, Tambov dan Arkhangels. (Antara)