Sejumlah Pusat Kesehatan dan Penelitian Saudi Arabia melakukan penelitian untuk mengobati pasien Covid-19 dengan menggunakan plasma darah dari pasien yang telah pulih. Penelitian bertujuan untuk menguji efektivitas plasma darah dalam mengobati kasus Covid-19.
Hal itu dikatakan Direktur Pusat Onkologi di Rumah Sakit Spesialis King Fahd di Dammam, Hani Al-Hashmi yang dilansir Arab News, Senin (4/5). Menurut Al-Hashmi, penelitian ini telah disetujui oleh Departemen Kesehatan dan Otoritas Pengawas Makanan dan Obat-obatan Saudi Arabia (SFDA) sejak dua pekan lalu. (republika)
Anggota Komisi 11 DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengapresiasi program restrukturisasi kredit dalam rangka mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian warga, tetapi juga perlu diperhatikan kondisi likuiditas perbankan.Hal itu dikatakan Puteri Anetta Komarudin dalam rilis di Jakarta, Senin. Menurut Puteri, hadirnya bantuan subsidi bunga kredit setidaknya dapat mengurangi beban perbankan dengan menambah ruang likuiditas dan menjadi penyeimbang dalam memberikan keringanan kredit bagi debiturnya.
Pemerintah telah menyiapkan mekanisme penundaan angsuran dan subsidi bunga kredit bagi debitur usaha mikro, kecil menengah-UMKM selama enam bulan. Bagi debitur ultra mikro dengan kredit di bawah Rp10 juta seperti UMi, PNM Mekaar dan Pegadaian, akan memperoleh penundaan angsuran dan subsidi bunga 6 persen selama enam bulan. (Antara)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan membangun 45 rumah khusus untuk anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat-TNI AD di Kodam Kasuari 18 di Kabupaten Manowari, Papua Barat. Kepala Satuan kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Papua Barat, Phiter Pakabu dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin menjelaskan spesifikasi teknis bantuan rumah khusus di batalyon infantri 761 sesuai standar rumah dinas TNI.
Sementara itu, Panglima Kodam Kasuari 18 Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau saat berkunjung ke lokasi pembangunan rumah khusus di Batalyon Infantri 761 menyampaikan terima kasih kepada Menteri PUPR atas perhatiannya untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi para prajurit TNI yg bertugas di Papua Barat. (Antara)
Presiden Joko Widodo mengaku optimistis 2021 akan menjadi momentum pemulihan ekonomi setelah pandemi virus Corona atau Covid-19 melanda Indonesia. Oleh sebab itu, presiden meminta pemerintah daerah menyiapkan skenario pemulihan terhadap sektor yang terkena dampak paling parah.
Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2020, melalui konferensi Video, dari Istana Merdeka Jakarta Kamis (30/4) minta kepada gubernur, bupati, walikota, dan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mengidentifikasi secara detail dampak dari Covid-19 di daerahnya masing-masing. Presiden Jokowi juga meminta agar pemerintah daerah mampu memilah dengan cermat sektor-sektor yang terdampak Covid-19. Mulai dari sektor yang terkena dampak paling parah, sektor yang bertahan, dan sektor yang justru bisa mengambil peluang yang ada. Menurut Presiden ada beberapa sektor yang sangat terpukul seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pariwisata, konstruksi, transportasi. Meskipun demikian, dia melihat ada beberapa sektor yang bertahan bahkan bisa tetap bergerak seperti sektor tekstil, kimia, farmasi, alat kesehatan, makanan dan minuman, jasa komunikasi, dan sektor logistik.
Sementara itu, untuk mencegah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, Jokowi menyatakan pemerintah telah menyiapkan paket program stimulus ekonomi agar bertahan dan mencegah PHK seperti insentif perpajakan, restrukturisasi kredit dan relaksasi impor bahan baku.
Namun ia mengingatkan yang juga harus dibantu adalah usaha mikro dan ultra mikro. Menurutnya, stimulus ekonomi harus menjangkau sektor informal seperti pedagang kaki lima, tukang gorengan, tukang tambal ban, warung kecil, dan sebagainya. Jokowi mengungkapkan jumlah pelaku usaha tersebut sangat besar. Menurut data Badana Perencanaan Pembangunan Nasional angkanya mencapai 40 juta dan menampung banyak tenaga kerja. Kepala Negara menjelaskan di tengah situasi pandemi COVID-19, pemerintah telah melakukan realokasi dan perubahan fokus (refocusing) anggaran ke dalam tiga prioritas, yakni prioritas kesehatan, prioritas jaring pengaman sosial dan prioritas stimulus untuk pemulihan ekonomi.
Menurut Presiden, memang belum ada kepastian perihal pandemi COVID-19 ini akan berakhir di dunia. Namun, pemerintah tetap menyiapkan berbagai skenario kebijakan untuk mengantisipasi dampak ringan hingga dampak paling berat dari COVID-19 selama situasi pandemi.