Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia akhir Maret 2020, pemerintah mengimbau masyarakat untuk membatasi kegiatan di luar rumah dengan melakukan kegiatan belajar, bekerja dan beribadah di dalam rumah. Kebijakan belajar di rumah didukung oleh Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dengan dikeluarkannya Surat Edaran nomor 4 tahun 2020 yang berisi pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus corona (COVID-19).
Kemendikbud juga memberlakukan kebijakan penutupan sekolah sementara dan memindahkan proses belajar mengajar dari sekolah ke rumah. Dengan kebijakan ini, seluruh proses belajar mengajar dari guru kepada siswanya dilakukan secara daring (online).
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan, mangakses internet bukanlah hal yang sulit. Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di negeri ini. Data riset terbaru dari layanan manajemen konten HootSuite dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2020" menyebutkan saat ini 64 persen dari total populasi di Indonesia telah terkoneksi internet.
Namun, bagaimana dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan atau wilayah perbatasan yang tidak dapat mengakses internet karena tidak tersedia jaringan dan keterbatasan biaya?
Kesulitan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar online disampaikan Titis Kartikawati, seorang guru di Sanggau, Kalimantan Barat, dalam konferensi pers virtual bertajuk "Inspirasi Para Pejuang Pendidikan pada Masa Pandemi COVID -19" di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (2/5/2020).
Ia menyampaikan, tidak semua daerah di Sanggau memilki jaringan internet karena banyak sekali blank spot di daerah terebut. Selain itu orangtua siswa kebanyakan bekerja sebagai buruh tani atau pedagang sayur, sehingga membeli kuota internet bukan menjadi prioritas mereka.
Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi COVID-19 bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, guru, dan orang tua, tapi tanggungjawab semua lapisan masyarakat Indonesia, termasuk media. TVRI dan RRI, misalnya, merupakan media yang ikut menyiarkan program belajar untuk siswa di rumah. Cara ini membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, terutama untuk yang tinggal di pelosok yang tidak memiliki akses internet.
Semoga kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak menyurutkan semangat guru dan siswa serta orang tua di masa pandemi COVID-19 ini. Dalam keadaan apapun, baik di masapandemi maupun kondisi normal, kegiatan belajar mengajar harus tetap dilaksanakan
Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins melaporkan kasus kematian akibat virus corona baru (COVID-19) di Amerika Serikat hingga Sabtu mencapai 65.244 kasus. Sedangkan total jumlah kasus infeksi virus ini mencapai 1.106.373 kasus.
Dilansir Xinhua, Minggu (3/5/2020), dari angka kasus tersebut, negara bagian New York yang paling menderita sebanyak 24.049 kasus kematian dan total jumlah infeksi 308.314 kasus. Disusul New Jersey dengan 7.538 kasus kematian, Michigan dengan 3.866 kasus kematian dan Massachusetts dengan 3.716 kasus kematian. rri.
Konsulat Jenderal RI Chicago bersama Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) Negara Bagian Michigan telah membahas skenario kepulangan para mahasiswa dari negara itu ke Tanah Air, di tengah pembatasan mudik untuk mencegah penyebaran COVID-19.April dan Mei adalah masa kepulangan mahasiswa yang sudah menyelesaikan studi dan siap meninggalkan Amerika.Namun, perjalanan pulang akan terkena imbas dari pemberlakuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik, yang disahkan 23 April lalu.
Melalui telekonferensi dengan Permias Michigan, pihak KJRI Chicago menyatakan khusus bagi para mahasiswa yang kembali ke Indonesia secara permanen setelah menyelesaikan kuliah di Amerika disediakan sarana penerbitan surat keterangan demi membantu kelancaran perjalanan pulang.Konsul Jenderal RI di Chicago Meri Binsar Simorangkir, dalam rilis pers yang diterima Antara Minggu mengtakan, perwakilan RI se-Amerika Serikat sepakat membantu semaksimal mungkin, khususnya mahasiswa yang pulang ke Indonesia secara permanen karena telah menyelesaikan studi dan visa izin tinggal mereka terbatas. Antara
Kerusuhan terjadi di sebuah penjara di Manaus Brasil pada Sabtu.Kerusuhan ini yang dilakukan narapidana dipicu kekhawatiran virus corona baru (COVID-19).Akibat kerusuhan ini sebanyak tujuh penjaga penjara disandera. Dilansir Reuters, Minggu (3/5/2020), dalam kerusuhan ini tidak ada korban jiwa. Namun 10 penjaga dan lima narapidana menderita luka-luka karena berupaya melarikan diri.
Keluarga narapidana yang berada di luar penjara menyebut para tahanan memberontak lantaran kondisi yang buruk, seperti kurang makanan, tenaga dan perhatian medis. Ditambah lagi dengan penyebaran virus COVID-19, hal itu memicu mereka untuk keluar dari penjara tersebut. rri.