Daniel

Daniel

19
April

 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku dan penyelenggara kegiatan untuk berkolaborasi menghasilkan suatu kegiatan yang potensial menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara saat pandemi COVID-19 usai. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu menjelaskan, pihaknya membuka kesempatan bagi para penyelenggara acara untuk berkolaborasi menggelar kegiatan besar sehingga mampu mendatangkan wisatawan.

Kemenparekraf memiliki program kegiatan di bidang produk wisata, dan penyelenggaraan kegiatan antara lain, peningkatan penyelenggaraan kegiatan, peningkatan pendukungan kegiatan, dan peningkatan promosi penyelenggaran kegiatan. Selain itu, untuk strategi promosi kegiatan,  akan menjalin kerja sama terkait promosi kegiatan dengan industri pariwisata yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan atau “industry marketingpartnership”. Antara,

19
April

 

Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan protokol rukyatulhilal atau pantauan hilal saat pandemi COVID-19 bagi Kantor Wilayah (Kanwil) provinsi yang hasilnya dilaporkan sebagai bahan penetapan sebelum menggelar sidang Isbat awal Ramadan 1441 hijriyah pada 23 April 2020. Hal itu dikatakan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.Kemenag RI telah menyiapkan protokol pelaksanaan rukyatulhilal saat pandemik COVID-19. Aturan itu pun sudah dikirim ke masing-masing Kanwil Kemenag agar dijadikan panduan dalam pemantauan hilal. 

Meskipun saat ini dalam situasi pandemi COVID-19, Kanwil Kemenag tetap diminta melakukan rukyatulhilal bersama Pengadilan Agama atau Mahkamah Syariah, instansi terkait, ormas Islam dan tokoh masyarakat setempat.Dalam melaksanakan pantauan hilal, peserta dibatasi maksimal 10 orang dan menyesuaikan dengan prosedur protokol kesehatan serta senantiasa menjaga jarak fisik.Selain itu, dalam pelaksanaan rukyatulhilal, antara area orang yang melakukan rukyat dan lokasi undangan harus dibatasi dengan yang jelas. Antara,

21
April

 

Guna meminimalisir kontak antara tenaga medis dengan pasien Covid-19 serta mengurangi pemakaian Alat Pelindung Diri yang persediaannya semakin menipis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) secara resmi meluncurkan Robot medical Assistant ITS – Airlangga-RAISA. Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari mengungkapkan, proyek tersebut telah dilakukan bersama dengan Unair dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menyelesaikan satu persatu permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya pandemi virus corona atau Covid-19 ini. Ia berharap kontribusi yang diberikan dapat memberikan manfaat untuk para tenaga medis maupun masyarakat.

RAISA telah dirancang oleh orang-orang yang handal dan tim robot ITS yang sudah memenangkan berbagai lomba di mancanegara. Dengan menggandeng tim medis dari Rumah Sakit Universitas Airlangga-RSUA, semakin melengkapi fitur pada robot yang akan dibutuhkan pasien nantinya. Direktur Utama RSUA Prof dr Nasronudin mengungkapkan, banyak tenaga medis di Unair membutuhkan pengaplikasian teknologi dari ITS. Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan. Walaupun dengan adanya robot ini, pasien juga tetap memerlukan perawat, namun setidaknya intensitas interaksinya dapat berkurang.

RAISA memiliki tampilan yang imut dan dapat menghubungkan pasien dan perawat melalui layar. RAISA ini dikendalikan menggunakan remote control dari jarak jauh dengan joystick. Robot ini merupakan gabungan teknologi yang ada pada empat robot milik ITS sebelumnya, yakni robot sepakbola beroda (Iris), robot kapal tanpa awak (Barunastra), robot humanoid (Ichiro) dan robot untuk Kontes Robot Indonesia (KRI). Robot setinggi 1,5 meter ini dilengkapi dengan empat rak secara bersusun yang bisa membawa banyak barang maksimal 50 kilogram. Selain itu juga dilengkapi monitor untuk komunikasi dua arah antara tenaga medis dengan pasien menggunakan multimedia.

20
April

 

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University menjadi finalis National Bussiness Plan Competition yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta. Tim yang berasal dari kolaborasi tiga program studi tersebut yang terdiri dari Olive Afifah Azzahra dari Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Mella Aprilia dari Teknologi Produksi Manajemen Perikanan Budidaya dan Sophie Myhinnatul Anwar dari Manajemen Industri. Ketiganya menciptakan Boosting dari Ikan Baronang siap saji pencegah stunting dan mempercepat pemenuhan kebutuhan protein harian.

Olive Afifah Azzahra mengatakan, ide bisnis bermula dari masalah stunting yang terbilang cukup tinggi pada 2013 yaitu sebesar 37,2 persen kemudian menurun pada tahun 2019 menjadi 27,67 persen. Artinya, masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya pemenuhan zat gizi. Ikan Baronang dipilih karena ketersediaannya yang potensial. Selain itu, kandungan ikan Baronang mampu melengkapi pemenuhan protein harian. Tim mengolah ikan dengan menggunakan tekanan dan dikemas dengan sistem vakum untuk menambah umur simpan dan mempermudah distribusi. Ia menambahkan bahwa Boosting atau suplemen ini memiliki keunggulan yaitu menjadi makanan siap saji yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani serta dapat mencegah terjadinya stunting. Produk yang dirancang berkualitas dan terjamin keamanan pangan, mudah dijangkau oleh masyarakat luas, serta bebas dari bahan pengawet dan monosodium glutamate (MSG). Selain itu rempah-rempah sebagai bumbu dari ikan Baronang secara alami memiliki zat aktif anti mikroba yang dapat mengawetkan bahan pangan tanpa bahan pengawet.

Boosting ikan baronang ini memiliki harga yang relatif terjangkau yaitu sebesar Rp 15 ribu. Tim mempunyai target agar produk ini dapat dipasarkan secara komersil dan diakui oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai produk olahan ikan yang dapat menunjang program pemerintah yaitu gerakan makan ikan. Selain itu, untuk mencegah stunting, diharapkan produk ini dapat tersedia di puskesmas, posyandu, atau rumah sakit sebagai makanan yang direkomendasikan kepada ibu hamil untuk mencegah kelahiran bayi stunting.