Daniel

Daniel

19
April

 

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menjelaskan, ada dua penyebab yang membuat dokter tertular Covid-19. Hal pertama yang menjadi penyebab ialah keterbatasan alat pelindung diri (APD), khususnya pada masa awal virus corona menyebar di Indonesia. Hal itu dikatakan Faqih dalam sebuah diskusi di Jakarta, seperti dikutip Republkka , Sabtu (18/4). Akibat memakai APD modifikasi dari plastik atau bahan lain, menurut Faqih, banyak dokter dan tenaga medis yang tertular Covid-19.

Sebab, APD yang mereka kenakan tak sesuai standar, tidak 100 persen mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.Penyebab kedua, menurut Faqih, banyak dokter tertular dari pasien di tempat praktik pribadinya atau rumah sakit bukan rujukan. Merekalah bukan dokter yang mengabdi di rumah sakit rujukan virus Covid-19. Untuk itu, IDI mengimbau dokter untuk membatasi praktik pribadinya. Berdasarkan data IDI, ada 24 dokter meninggal akibat ketidaktahuan pasien bahwa mereka sebenarnya sudah terpapar virus corona. Republika

19
April

 

Juru Bicara Komisi Tinggi HAM PBB, Rupert Colville, (03mendesak adanya upaya pencarian dan penyelamatan terhadap kelompok Muslim etnis Rohingya yang terombang-ambing di laut. Mereka melakukan perjalanan laut yang berbahaya dengan sebuah kapal dari Myanmar maupun Bangladesh menuju wilayah negara lain.Colville mengatakan masih ada laporan terdamparnya kapal-kapal lain yang mengangkut pengungsi Rohingya.

 

Dia mengatakan, praktik intersepsi berbahaya, termasuk mendorong kembali kapal yang mencoba mendarat, harus dihindari dengan hati-hati. Kejadian ini juga mengingatkan pada peristiwa menyedihkan beberapa tahun silam. Hal itu dikatakan Colville dilansir Anadolu Agency, Sabtu (18/4). Komisi HAM PBB terkejut dengan berita lebih dari 30 pengungsi Rohingya tewas di sebuah kapal di Teluk Benggala. Bahkan, hampir 400 orang Rohingya lainnya membutuhkan perawatan medis setelah hampir dua bulan terdampar di laut. Antara

19
April

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan bahwa pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke berbagai negara sebetulnya bisa menjadi momentum bagi pengusaha perikanan nasional untuk meningkatkan ekspor perikanan.Hal itu dikatakan Menteri Edhy dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu. Kendati sejumlah negara memiliki respons yang beragam untuk mencegah penyebaran virus corona, Edhy optimistis ekspor produk perikanan asal Indonesia akan terus terjadi. Hal itu, tidak terlepas dari kebutuhan akan protein ikan yang tetap diburu oleh konsumen di manapun sehingga pelaku usaha perikanan diajak untuk mengisi peluang ekspor di tengah pandemi.

Kementrian Kelautan dan Perikanan-KKP telah berupaya memberikan kemudahan logistik yang sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku Unit Pengolahan Ikan (UPI) dengan tujuan ekspor.Bahkan,  KKP telah mengirim surat permohonan kepada gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 agar memberikan jaminan akses keluar dan masuk distribusi input produksi perikanan dan logistik ikan ke berbagai wilayah. Antara,

19
April

 

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat- RIMPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) memberi bantuan kepada tenaga medis di Jakarta berupa alat pelindung diri (APD) sebagai wujud konkrit bela negara dan dukungan kepedulian terhadap kondisi kemanusiaan para tenaga kesehatan.Ini bentuk ikhtiar dan penghormatan terhadap para dokter dan perawat. Hal itu dikatakan Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu. Menurut dia tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam menyelamatkan pasien-pasien yang sedang berjuang melawan COVID-19 khususnya di DKI Jakarta yang merupakan episentrum pandemi di Indonesia.

Hidayat yang merupakan anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahera-PKS dari daerah pemilihan Jakarta 2 itu berpesan agar petugas medis terus semangat dalam menjalankan tugas mulianya serta harus menjaga stamina dengan mengkonsumsi suplemen dan vitamin agar prima dalam bertugas.Bantuan diberikan langsung Hidayat Nur Wahid pada Jumat (17/4) ke Rumah Sakit Umum Daerah-RSUD Pasar Minggu yang merupakan RS resmi rujukan untuk menangani pasien Covid-19 dan RSUD Tarakan. Antara