Korea Selatan pada Minggu (19/4) memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial untuk 16 hari lagi namun melonggarkan pembatasan bagi gereja dan pertandingan olah raga. Kebijakan itu diambil saat Korsel melaporkan hanya delapan kasus baru infeksi virus korona.
Jumlah tersebut merupakan yang terendah dalam dua bulan ini. Dengan pelonggaran itu, tempat-tempat yang berisiko tinggi seperti gereja tidak lagi harus ditutup. Selain itu, berbagai pertandingan olah raga, seperti sepak bola, bisa dilanjutkan namun tanpa kehadiran penonton. Mi.
Taiwan mengonfirmasi 22 kasus Covid-19 baru, Minggu (19/4). Sebanyak 21 di antaranya melibatkan anggota Angkatan Laut yang melayani armada yang berlayar ke sekutu Pasifik-nya, Palau. Demikian menurut Central News Agency (CNA) mengutip laporkan Central Epidemic Command Center (CECC). Central Epidemic Command Center menyebutkan, kasus-kasus yang dikonfirmasi terbaru membuat total kasus yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 420.
Central Epidemic Command Center mengumumkan sehari sebelumnya tiga anggota AL di atas kapal suplai angkatan laut, bagian dari kapal 'Armada Persahabatan', telah dinyatakan positif terjangkit covid-19. Kapal suplai Panshih, bersama dengan fregat Yueh Fei berpemandu rudal kelas Cheng Kung, dan fregat kelas Lafayette ‘Kang Ding’, berangkat dari Taiwan pada awal Maret untuk melakukan kunjungan ke Palau pada 12-15 Maret dan kemudian berlayar hampir 30 hari sebelum kembali ke Taiwan pada 15 April. Mi.
Data John Hopkins University melansir kasus virus corona di Singapura melonjak dari semula 266 pasien pada 17 Maret lalu menjadi 5.992 kasus pada Minggu (19/4). Memang, angka tersebut terbilang kecil dibandingkan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang mengungkap kasus hingga ratusan ribu dengan angka kematian mencapai puluhan ribu. Namun, lonjakan itu agak mengkhawatirkan mengingat penduduk Singapura hanya 5,7 juta jiwa. Secara geografis pun, luasan wilayah Singapura tidak lebih besar dari New York.
Singapura juga hanya memiliki perbatasan darat dengan satu negara, yaitu Malaysia. Hal itu dinilai mempermudah pemerintah Perdana Menteri Lee Hsien Loong untuk menjaga pergerakan individu keluar masuk negaranya dan mengendalikan pandemi. Apalagi, Singapura sempat dipuji sebagai negara paling sukses menekan penularan virus corona. Bahkan, Singapura itu dijadikan contoh oleh beberapa negara lain yang sukses melawan pandemi covid-19 tanpa menerapkan kebijakan lockdown. Namun, 'prestasi' itu mulai luntur seiring dengan bertambahnya kasus corona di Singapura. Cnn
Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi penyebaran virus Corona atau Covid-19 akan menjadi peristiwa resesi terparah sejak The Great Depression era 1930-an, atau hampir 1 abad silam. Hal ini sangat beralasan karena akibat pandemi COVID-19, hampir seluruh sektor ekonomi di dunia lumpuh total. Mulai dari maskapai penerbangan hingga industri manufaktur mengurangi bahkan menghentikan operasionalnya dan harus merumahkan karyawannya. Penyebabnya karena banyak negara di dunia yang memberlakukan pembatasan pergerakan warga untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang mematikan ini.
Pandemi COVID-19 tentu saja tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi negatif. Indonesiapun tak luput dari dampak buruk tersebut. Tahun ini IMF memprediksi perekonomian Indonesia kemungkinan hanya akan tumbuh 0.5% dari sebelumnya 5,0% di 2019.
Di balik ancaman resesi ekonomi sebagai akibat lumpuhnya beberapa sektor ekonomi, ada sektor yang memiliki peluang besar menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia saat pandemi COVID-19. Peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Tallatov dalam seminar daring (on-line) di Jakarta, Jumat malam (17/4) menyatakan hal ini. Menurutnya, sektor tersebut adalah sektor kesehatan dan industri teknologi komunikasi informasi (ICT) seperti e-commerce atau perdagangan secara daring (on-line).
Seperti diketahui, di masa pandemi ini masyarakat banyak yang membutuhkan alat-alat kesehatan seperti masker dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas medis, yang semakin hari semakin langka dan mahal. Keadaan ini mendorong beberapa sektor usaha beralih menjadi produsen alat kesehatan. Peralihan ini selain memudahkan masyarakat dan petugas medis mendapatkan alat kesehatan dengan harga yang terjangkau, juga membantu mengurangi angka pengangguran.
Selain alat kesehatan, bisnis e-commerce juga menjadi kebutuhan utama publik dalam bertransaksi di masa pandemi COVID-19. Karena masyarakat takut berbelanja secara langsung sehingga untuk pembelian beberapa kebutuhan dilakukan secara daring melalui platform e-commerce. Tak heran banyak muncul platform e-commerce lokal terutama untuk memenuhi kebutuhan sembako. Hal ini membantu masyarakat dalam proses pembelian barang dari konsumen ke pasar dan membantu petani dan pedagang memasarkan dagangannya.
Pandemi COVID-19 memang melumpuhkan perekonomian, namun bukan berarti membuat masyarakat menerima keadaan dengan pasrah. Banyak yang bisa dimanfaatkan dan menjadi sumber pendapatan baru bagi orang yang kreatif dan dapat melihat peluang. Diharapkan, secara tidak langsung, kesempatan itu masih dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional.