Ketidakpastian global akibat wabah covid 19 masih sangat terasa. Hampir tak ada negara yang bisa memastikan bagaimana dan kapan wilayahnya akan bebas dari covid19. Semuanya serba prediksi dan tak pasti. Hanya Wuhan, China yang telah mengalami masa puncak serangan wabah covid19 dan kini menyatakan 0 Persen kasus infeksi baru. Itupun dengan perkiraan selanjutnya apakah wabah covid19 bisa kembali menyerang?
Jepang yang diprediksi bisa menguasai keadaan, tanpa banyak Protokol pembatasan ternyata kemudian memutuskan lockdown. Italia yang awalnya terlihat bisa menguasai serangan virus ini, ternyata menjadi negara yang jumlah korban meninggal tertnggi hingga saat ini.
Amerika termasuk negara yang sekarang mengalami puncak serangan COVID 19. Bahkan kasus infeksi di New York saja sudah melampaui Italia.
Kepanikan dan ketidakpastian ada dimana-mana. World Health Organization (WHO) / Lembaga Kesehatan Internasional diharapkn bisa menjaga dan memberi arahan agar pandemi global ini bisa segera teratasi dengan baik. Namun kenyataannya tidak semua negara puas dengan kinerja WHO. Perseteruan yang muncul antara pemimpin Amerika Serikat Donald Trump dengan Direktur Jenderal WHO - Tedros Adhonom Gebreyesus menunjukkan harapan negara- negara agar WHO bisa berperan lebih banyak dalam merespon pandemik ini.
Ancaman Amerika Serikat akan berhenti membayar iuran kepada Lembaga Kesehatan Dunia itu menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam suasana pandemi saat ini. Amerika menganggap WHO lebih Tiongkok centris. Karena ada beberapa arahan kebijakan WHO yang dianggap Amerika, akan lebih menguntungkan Tiongkok. Dana WHO sebagian besar berasal dari Amerika.
Dalam kondisi panik pandemi Global seperti sekarang, wajar kiranya negara2 mengharapkan peran WHO yang lebih besar. Ada orkestrasi negara2 yang tengah dilanda Covid 19 yang perlu dijaga
harmonisasinya oleh WHO. WHO sendiri sdh berharap bahwa upaya penyelamatan dunia dari pandemik corona ini harus dilepaskan dari isu politik dan ancaman lainnya.
Kita berharap kecemasan dan ketidakpastian global ini segera berlalu. Dan tiap negara dan Lembaga Kesehatan Internasional bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
Saat dunia dalam keadaan lesu dan terancam resesi ekonomi akibat pendemi Covid19, Indonesia berhasil mencatatkan sejarah dalam penjualan Global Bond yang terbagi dalam 3 tahap. Selain itu, masa tenor pembayaran 50 tahun di salah satu tahapan pembayarannya merupakan terpanjang dalam sejarah surat utang atau Global Bond Indonesia. Global bond adalah obligasiinternasional atau surat utang negara yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing dan diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan utang-utang negara-negara donor, global bond tidak mengikat seperti pinjaman resmi, di mana alokasi penggunaannya sudah ditentukan.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan, Pemerintah Indonesia menerbitkan obligasi global dengan total senilai US$4,3 miliar dan emisi tahap pertama dilepas pada Senin malam (6/4). Surat utang tersebut akan digunakan untuk penanganan dan pemulihan penyebaran Covid-19. Dalam keterangannya pada hari Selasa (7/4), Menteri Sri Mulyani menegaskan bahwa penerbitan global bond oleh Indonesia saat ini merupakan yang terbesar dan menjadi global bond pertama di Asia yang berhasil diterbitkan sejak terjadi pandemi Covid-19 pada Februari 2020.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa pada keberhasilan penerbitan global bond, pemerintah mencerminkan kepercayaan pasar terhadap Indonesia ditengah ketidakpastian ekonomi global karena dampak Covid-19. Sedangkan, para pengamat keuangan menyambutkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sangat baik dan dijawab oleh pasar dengan baik terkait stabilitas keuangan dan devisa negara. Salah satu pengamat keuangan, Fikri C Permana mengatakan, penerbitan instrument surat utang yang direspons cukup baik oleh pasar, telah memberikan ruang tambahan bagi Anggaran Pendapatan danBelanja Negara 2020 dan akan memberikan stabilitas bagi Rupiah dan likuiditas bagi pasar keuangan dalam negeri.
Penerbitan Global Bond Indonesia di pasar internasional dan banyaknya peminat dari masyarakat internasional menjadi indikasi bahwa Indonesia merupakan salah satu potensi yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena pasar tidak akan melirik atau membeli surat utang Indonesia jika kondisi Indonesia tidak menjamin.
Sebelumnya pada Januari 2020, Indonesia juga sudah menerbitkan obligasi dolar dan Euro yang juga disambut positif oleh pasar. Dengan adanta sambutan positif dunia atas kinerja ekonomi Indonesia dalam bentuk pembelian Glonal Bond, para pemangku kepentingan dan kebijakan di Indonesia harus segera mengebut dan terus memperbaiki kinerja dengan orientasi membangun ekonomi kerakyatan yang ternyata lebih kuat menghadapi badai resesi seperti yang sudah dialami pada beberapa krisis di Indonesia.
Bank Pembangunan Afrika (African Development Bank/AfDB) menyediakan dana senilai 10 miliar dolar Amerika atau setara 162,5 triliun rupiah untuk membantu penanganan wabah virus corona. Aliran dana itu masuk dalam program dana darurat penanganan virus corona bagi negara-negara di Afrika. Presiden Bank Pembangunan Afrika Akinwumi Adesina mengatakan bantuan ini diberikan karena negara-negara di benua termiskin di dunia itu memiliki kondisi fiskal yang sangat terbatas untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Sementara sistem perawatan dan layanan kesehatan terbliang lebih tertinggal dari negara lain. Akinwumi Adesina seperti dikutip dari AFP, Kamis (9/4) mengatakan, Afrika menghadapi tantangan fiskal yang sangat besar untuk merespons pandemi virus corona secara efektif. Bank Pembangunan Afrika sedang mengerahkan seluruh dukungan tanggap darurat untuk membantu Afrika pada saat kritis ini. Cnn
Adanya pandemi COVID-19 global berdampak pada semua sektor termasuk juga rencana lelang penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas), beberapa persiapan sebelum pengumuman Penawaran WK akan dijadwalkan ulang mengingat hampir semua pemangku kepentingan melakukan aktifitas kegiatan dari rumah (WFH) dan jaga jarak fisik. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Agung Pribadi, Kamis mengatakan, saat ini proses persiapan Penawaran WK Migas Konvensional Tahap I Tahun 2020 terus dilakukan. Pemerintah juga tengah mematangkan kebijakan yang terbaik sebagai upaya meningkatkan minat Oleh Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap dalam Penawaran WK Migas tersebut.
Terkait penawaran WK migas ini, Agung menyebut Pemerintah tengah menyiapkan Terms and Conditions yang menarik, antara lain terkait komitmen perusahaan, besaran signature bonus, juga skema kontrak. Pemerintah juga sedang mengkaji stimulus untuk mendorong dan meningkatkan investasi hulu migas terutama pada kondisi wabah pandemi COVID-19 ini. antara