Raja Maroko Mohammed VI (enam)membebaskan 5.645 tahanan sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap wabah virus corona atau Covid-19. Hal ini di sampaikan Kementerian Kehakiman dalam sebuah pernyataan dilansir Anadolu Agency, Senin (6/4).
Raja Maroko tersebut menyerukan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memperkuat perlindungan terhadap narapidana dan lembaga pemasyarakatan khususnya pada tahanan usia muda di bawah 18 tahun dari penyebaran virus corona (Covid-19). Karena keadaan luar biasa terkait dengan situasi darurat kesehatan dan tindakan pencegahan yang diberlakukan untuk diambil, proses ini akan dilaksanakan secara bertahap. (republika)
Sekitar 241 orang tenaga medis akan melakukan perawatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Pulau Galang, Kepulauan Riau. Para tenaga medis tersebut berasal dari TNI, Polri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan sukarelawan.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, Laksamana Madya Yudo Margono, Senin (6/4) mengatakan, para tenaga medis tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda. Dikatakan, mereka akan bersama-sama merawat pasien yang ada di RSD Pulau Galang. (republika)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Bendo selesai akhir tahun ini dalam rangka meningkatkan suplai air irigasi ke Kabupaten Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.
Menteri PUPR itu mengatakan kehadiran bendungan tersebut juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal. Kementerian PUPR terus berkomitmen untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional melalui pembangunan tampungan air baik bendungan maupun embung di berbagai wilayah. (antara)
Di tengah situasi yang kurang kondusif akibat pandemi COVID-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor hasil perikanan. Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat melepas ekspor hasil perikanan di Pelabuhan Peti Kemas (PTK) Koja, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (1/4). Volume hasil perikanan yang diekspor sebanyak 3.200 ton atau senilai 194,6 miliar rupiah. Pasar tujuan ekspor produk perikanan tersebut adalah 13 negara, di antaranya Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Mauritius, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, dan Lithuania. Komoditi perikanan yang diekspor terdiri atas 28 jenis diantaranya udang, cumi, sotong, cakalang, yellow fins tuna, kakap merah, bawal putih, kepiting kaleng, udang asin, tepung ikan dan minyak ikan.
Edhy Prabowo mengatakan, pihaknya berharap kehadiran pemerintah dalam mendukung produksi dan ekspor produk perikanan ini mampu memberikan sinyal positif untuk pelaku usaha sektor perikanan. Dalam kesempatan tersebut Edhy Prabowo juga menyerahkan Surat Kesehatan Ikan/Health Certificate kepada eksportir hasil perikanan serta menyaksikan pemuatan/loading komoditas ekspor ke atas kapal. Dikatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan terus melakukan terobosan dan menyederhanakan prosedur ekspor sesuai kebijakan fiskal dan ia meminta semua Kementerian/Lembaga lainnya saling berkoordinasi.
Sementara itu, Direktur Komersial PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) Rima Novianti yang juga hadir mendampingi Menteri Edhy Prabowo mengatakan, layanan ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan di tengah pembatasan aktivitas masyarakat. Rima menjelaskan, hingga hari Rabu,1 April, Pelindo masih memberlakukan prosedur kesiapsiagaan dan pencegahan Covid-19 dengan antisipasi tinggi untuk melindungi semua petugas lapangan. Terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diputuskan Selasa,31 Maret, menurut Rima, Pelindo II terus mencermati arahan dan pengaturan lebih lanjut dari pemerintah.