Berangkat dari permasalahan sulitnya mencari laboratorium gigi untuk restorasi gigi atau pengembalian bentuk gigi seperti semula, mendorong empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah inovasi terbaru. Lewat startup bernama 3Dentist, mereka membuat bisnis yang bergerak di bidang produksi gigi tiruan berbasis 3D Printer.Naufal Prawironegoro sebagai ketua tim mengatakan, 3Dentist ini merupakan bisnis yang menjual produk gigi tiruan dengan material porselen dan akrilik yang pembuatannya menggunakan teknologi berbasis 3D printer.
Keunggulan yang ditawarkan oleh 3Dentist adalah biaya produksi pembuatan gigi yang lebih murah, waktu pembuatannya yang cepat dengan hasil yang lebih rapi, presisi, dan akurat. Bahkan tingkat kedetailannya mencapai skala 10 mikron. Naufal mengungkapkan jika menggunakan 3Dentist maka hasil yang didapatkan lebih cepat bahkan dalam hitungan jam saja. Untuk proses pembuatan gigi tiruan ini dimulai dengan memindai 3D lalu file yang didapatkan dikonversikan dalam format .stl. Kemudian diunggah ke mesin yang sudah siap untuk mencetak dengan bahan yang telah disiapkan yaitu porselen.
Selain menggunakan material porselen dan akrilik, menurut Naufal, ke depannya produk ini akan terus dikembangkan dengan menjual gigi tiruan menggunakan material lain. Kemudian 3Dentist direncanakan juga akan menjual mesin 3D printer-nya, menjual resin, serta membuka jasa maintenance dan perbaikan mesin 3D printer. Startup yang bisa diakses lewat 3dentist-info.com ini sudah diakui secara nasional, terbukti ketika berkompetisi dalam lomba bisnis bertajuk Win Your Future, 3Dentist menyabet juara ketiga kategori Universitas pada awal bulan Juli lalu.
Pantai Watu Leter Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan, kabupaten Malang dianugerahi pantai-pantai yang cantik. Salah satunya Pantai Watu Leter. Pantai ini berlokasi di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 60 km dari kota Malang yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Sepanjang perjalanan menuju Pantai, anda dapat menikmati pemandangan hijau pepohonan dan hutan dengan udara yang menyegarkan. Untuk masuk ke dalam objek wisata ini, anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000,-.
nama Watu Leter diberikan karena ada sebuah tebing di sekitar Pantai yang memiliki bagian datar di ujungnya. Tebing yang terletak di tengah laut itu menjadi sangat mencolok berkat bentuk datarnya itu. Hal ini lah yang kemudian membuat warga menamai Pantai ini dengan nama Watu Leter. Di tempat ini anda akan menemukan jejeran pepohonan bakau dengan pasir pantai yang lembut dan bersih. Terdapat juga muara sungai Sitiarjo yang bisa disusuri dengan perahu sambil menikmati pemandangan hutan bakau dari dalam.
Pantai Watu Leter memiliki banyak batu karang. Di ujung timurnya terdapat sebuah cekungan pantai yang dibatasi oleh bukit karang besar. Bentuknya seperti teluk, sehingga lebih aman digunakan untuk berenang. Karena kawasan ini masih sepi, Pantai ini juga menjadi tempat untuk melihat kedatangan penyu. Hal ini membuat Pantai Watu Leter sebagai pusat ekowisata tempat pelestarian penyu. Berwisata ke Watu Leter, anda sekaligus bisa ikut kegiatan melepasliarkan penyu ke alam bebas.
Mahasiswa ITB berhasil menjadi juara internasional dalam kompetisi Industrial Skills Event 2020 yang diselenggarakan secara daring oleh organisasi mahasiswa farmasi internasional IPSF (International Pharmaceutical Students Federation). Industrial Skills Event IPSF memberikan kesempatan bagi mahasiswa farmasi dalam ajang internasional untuk meningkatkan kemampuan dalam proses pengembangan produk di industri farmasi. Melalui lomba ini para peserta diharapkan dapat menganalisis kasus yang diberikan serta menyediakan solusi untuk kasus tersebut. Terdapat tiga bidang yang dilombakan yaituProduction, Marketing, danRegulatory Affair
Tim ITB berhasil menjadi juara pada bidang Production. Tim terdiri dari Natasha Christabella, Evelyn Tirza, Stefani Anabella, Felia Triesya, dan Lydia Husen Kartadinata. Mereka adalah mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi 2016. Natasha dan tim berhasil menjadi juara pertama setelah berhasil merancang dan mengevaluasi formula Obat Tetes Mata dengan bahan utama protein berupa DNA sperma dari ikan salmon, yaitu jenis Oncorhynchus mykiss (Salmon Trout) dan Oncorhynchus keta (Chum Salmon).
Ide membuat formula obat tetes mata ini telah dirancang sedemikian rupa oleh tim sehingga bukan hanya sekadar untuk memenangkan lomba, namun bersifat aplikatif sehingga dapat diterapkan oleh industri farmasi secara luas. Mereka mengalami proses yang panjang untuk menjadi juara, mulai dari melakukan pendaftaran, mengikuti Workshop, lalu masuk ke tahapan utama yang diawali dengan Case Release hingga melakukan pengumpulan proposal serta video yang telah dibuat. Hingga akhirnya, ditetapkan sebagai juara internasional setelah melakukan presentasi ide secara daring pada 1 Juni 2020 lalu.
VOI WARNA WARNI Kaldera Toba di Sumatera Utara telah menyandang status sebagai UNESCO Global Geopark. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan Geopark Kaldera Toba diharapkan bisa menjadi tujuan wisata dan penelitian. Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari dalam jumpa pers daring, Jumat, 10 Juli 2020 mengatakan hal itu sejalan dengan tren wisata alam yang akan lebih diminati setelah pandemi COVID-19. Ditetapkannya Toba sebagai geosite UNESCO menjadi poin positif yang diakui dunia. Hari Sungkari menambahkan wisata alam itu nanti akan banyak menjual adventure serta untuk tujuan bagi para peneliti.
Kendati demikian, Hari mengatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan menjadi perhatian, salah satu yang utama adalah menjaga prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment/CHSE). Hari mengatakan Kemenparekraf telah menyusun buku panduan mengenai protokol CHSE untuk bisa diterapkan di destinasi wisata dan siap melakukan sosialisasi terkait panduan tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo mengatakan pihaknya menyambut positif dengan status UNESCO Global Park yang disandang Kaldera Toba dan terus berupaya mempertahankan status UNESCO Global Geopark yang disandang karena status itu divalidasi setiap empat tahun.
Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris, Prancis, Selasa, 2 Juli 2020. Status yang disandang Kaldera Toba menambah daftar geopark Indonesia yang kini statusnya menjadi UNESCO Global Geopark lainnya, yakni, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.