Prestasi anak bangsa dalam dunia E-Sports semakin tampak di kancah Internasional. Pada ajang PES Southeast Asia (SEA) Finals 2019 di Bangkok, Thailand, tim Indonesia meraih juara satu. Dalam turnamen tersebut, Indonesia sukses menobatkan diri sebagai yang terbaik dengan meraih peringkat 1 di turnamen tingkat ASEAN tersebut. Indonesia mampu keluar sebagai juara satu usai mengalahkan 32 perwakilan dari delapan negara peserta di kawasan Asia Tenggara.
Dalam keikutsertaan di Bangkok, Thailand, Indonesia telah mengirimkan empat perwakilannya di PES SEA Finals 2019, yakni Rizky Faidan (Bandung), Rommy Hadiwijaya (Banjarmasin), Elga Cahya Putra (Palembang), dan Ardi Agung Nugroho (Lampung). Keempat wakil Indonesia ini dipilih setelah menjalani kompetisi tingkat nasional dalam ajang Liga1PES yang sebelumnya telah diselenggarakan pada 16 hingga 17 Februari 2019 kemarin. Kompetisi ini mengumpulkan 25 pemain terbaik dari berbagai kota seperti, Jakarta, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan Sulawesi, NTT hingga NTB.
Menariknya, dalam ajang tersebut Rizky Faidan menjadi juara satu di ajang PES SEA Finals 2019. Atlet eSports yang memiliki julukan sebagai 'The Wonder ini juga tercatat sebagai peserta paling muda dengan usia 15 tahun. Rizky memang dikenal merupakan atlet PES yang cukup disegani di kancah internasional. Sebelum berhasil meraih juara di tahun ini, Rizky juga telah beberapa kali menjadi finalis dan sukses meraih juara di kompetisi PES Internasional. Saat ia masih berusia 13 tahun, Rizky sudah mampu menjadi juara kompetisi PES tingkat nasional. Ia bahkan tercatat telah berhasil menjuarai PES SEA Finals 2016 di Hanoi, Vietnam serta PES 2018 di Malaysia.
hari ini, seluruh umat Hindu merayakan hari raya Nyepi. Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan. Namun, sebelum Hari Raya Nyepi digelar, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali. Salah satunya upacara Melasti. Ribuan umat Hindu di Bali mulai melakukan upacara ritual Melasti senin kemarin. Upacara Melasti merupakan upacara membersihkan arca-arca suci secara spiritual, menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, yang kegiatannya dilaksanakan di sejumlah pantai di Bali.
Ritual Melasti dilakukan sebelum atau tiga hari menjelang upacara Tawur Kesanga. Tawur Kesanga adalah ritual suci sehari menjelang perayaan Hari Suci Nyepi. Ritual Melasti ini merupakan tradisi umat Hindu yang dilakukan di Tanah Air secara turun-temurun. Melasti bertujuan untuk menyucikan pratima atau arca-arca suci di pura. Penyucian arca merupakan simbol kebesaran Ida Sang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Upacara Melasti digelar secara spiritual setiap setahun sekali menuju sumber mata air, baik itu pantai maupun sumber air di pegunungan. Jika pura tersebut berdekatan dengan pantai, maka upacara Melasti akan dilakukan ke pantai. Jika pura tersebut berada di daerah pegunungan, maka umat sedharma melakukan Melasti pada sumber mata air atau dedari suci. Saat Upacara Melasti digelar, umat Hindu sejak pagi hari, sudah berjalan beriringan sambil membawa sesaji menuju sumber mata air. Sepanjang perjalanan, di setiap desa pakraman yang dilewati prosesi iring-iringan tersebut, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan umat manusia dan alam semesta ini. Upacara Melasti juga diiringi gamelan tradisional Bali, yakni Gong Baleganjur dan Kidung Wargasari. Yakni nyanyian ayat-ayat suci yang dikutip dari ajaran Weda.
Edisi kali ini, akan membahas sebuah lagu dari Meriam Bellina.
Meriam Bellina tidak hanya dikenal sebagai aktris seni peran, namun juga piawai dalam bernyanyi. Sebagai penyanyi, ia sudah cukup banyak merilis album. Album perdananya bertajuk “Simfoni Rindu”, dirilis pada tahun 1983. Lagu andalan dalam album ini berjudul sama dengan albumnya yaitu “Simfoni Rindu”. Lagu “Simfoni Rindu” diciptakan dan diaransemen oleh Pance F. Pondaag, seorang penyanyi dan pencipta lagu di Indonesia. Lagu ini bercerita tentang alunan simfoni bernada sendu yang semakin menambah rasa pilu ketika didengar oleh seseorang yang ditinggal oleh sang pujaan hati.
Sumedang, salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat ini dikenal dengan kuliner khasnya, yakni Tahu Sumedang. Tahu Sumedang berukuran kecil tanpa isian, namun terasa gurih dan nikmat. Selain tahu sumedang, kabupaten yang terletak sejauh 45 kilometer timur laut dari kota Bandung, ibukota Jawa Barat ini punya beragam kuliner khas yang wajib anda coba, jika berwisata ke kota ini. Salah Satunya adalah Soto Bongko.
Soto, Sroto, sauto atau coto adalah kuliner indonesia seperti sop yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Berbeda dengan jenis soto lainnya, soto bongko memiliki campuran lontong di dalamnya. Bongko berarti gumpalan besar. Lontong untuk soto ini memang dibuat dalam ukuran besar. Soto bongko disajikan dengan campuran lontong, toge rebus, potongan tahu sumedang, dan bawang goreng. Semua isian soto ini disiram dengan kuah kari kental yang masih panas. Untuk menambah rasa, dapat ditambahkan kecap manis dalam sajiannya. Sebagai pelengkapnya, soto bongko disajikan dengan tambahan emping dan sambal untuk sensasi rasa pedasnya.
Ketika disantap rasanya gurih dan nikmat. Untuk menikmati kelezatan soto Bongko, datanglah ke Sumedang. Anda dapat dengan mudah menemukan jenis soto ini di berbagai tempat di Sumedang, seperti di Pasar Sumedang, Alun-Alun kota Sumedang dan RSUD Sumedang. Biasanya Soto ini dijajakan untuk sarapan pagi atau ada juga yang menjualnya di siang hari. Harganya relatif murah, sekitar Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000 per porsi.