Dangdut merupakan musik khas Indonesia yang merupakan bagian dari budaya dan cerminan masyarakat Indonesia. Penikmat musik ini pun cukup banyak dari berbagai jenis usia. Sayangnya, tidak seperti genre musik lainnya, seperti pop, rock, jazz, atau electronic dance music (EDM), yang telah memiliki panggung kelas festival, musik dangdut justru belum memilikinya. Karena itu, sebuah festival dangdut bertajuk “Indonesia Dangdut Festival 1.0” digelar Juli mendatang. Festival musik ini berfungsi sebagai muara dan tolok ukur musik dangdut. Festival ini merupakan kali pertama di Indonesia yang mengkhususkan pada genre dangdut sebagai tempat ekspresi dan memberikan apresiasi seluruh insan musik dangdut Indonesia.
“Indonesia Dangdut Festival 1.0” akan digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 6 Juli 2019. Festival ini dilakukan selama sehari dimana seluruh insan dangdut Indonesia berkumpul di satu tempat. Di sana akan disediakan Panggung Festival Dangdut, Panggung Legenda, Panggung Dang, Panggung Dut, dan Panggung Klasik (Dangdut Melayu/Klasik). Puluhan artis dangdut yang berasal dari lintas generasi, mulai dari Raja Dangdut H. Rhoma Irama hingga Siti Badriah dan Dua Anggrek.
Akan tampil pula penyanyi cantik Zaskia Gotik, Fitri Karlina, Ayu Soraya, Ridho Roma, Trio Macan, Rita Sugiarto, Bunga Rampai (Delia Paramitha, Novy Ayla, Rini Andriyani, dan Eva Queen), Mila Rosa.
Selain sajian performa dari para musisi dangdut, akan ada juga rangkaian acara lain, seperti diskusi, seminar, dan bazar. Tak hanya itu, digelar juga penghargaan untuk insan di industri musik Dangdut Indonesia, termasuk peluncuran chart TANGGA LAGU. Dalam festival ini, seluruh penampil, pekerja, dan sponsor adalah orang Indonesia. Acara ini menggunakan standar layanan konser yang baik, mulai dari pembelian tiket online dan offline, penukaran tiket, merchandise, dan lain-lain.
lagu asal Sumatera Selatan ini menceritakan sebuah makanan khas Palembang yaitu pempek lenjer. Menurut lirik lagu ini, pempek lenjer berbentuk bulat, besar, dan panjang seperti lengan. Rasanya kenyal dan nikmat. Dalam lagu ini diibaratkan, kenikmatan saat makan pempek lenjer, bisa membuat tak sadar kalau mertua lewat..
Selain itu, terkadang pempek lenjer sedikit keras. Namun, asalkan rasa ikannya tetap kuat, maka tidak masalah. Pempek lenjer pun bisa makin nikmat kalau digoreng dengan minyak kelapa dan disantap bersama cukanya.
Jika anda belum berkesempatan mencicipi pempek lenjer, mungkin bisa nikmati dahulu lagu yang satu ini. Berikut, lagu “Pempek Lenjer” oleh Karel Simon. Selamat mendengarkan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mempromosikan potensi geopark Indonesia secara langsung di Markas UNESCO Paris, Prancis. Tahun lalu, Indonesia telah sukses mencatatkan dua geopark masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark yakni Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Ciletuh Sukabumi di Jawa Barat. Targetnya, tahun ini Indonesia mendaftarkan dua geoparknya yang lain yakni Geopark Belitung dan Geopark Kaldera Danau Toba. Menteri Arief seperti dalam siaran pers dari Kementerian Pariwisata, Minggu (10/3/2019) mengatakan, Dalam framework pengembangan destinasi, pihaknya selalu menggunakan konsep 3A : Atraksi, Akses, dan Amenitas. Dan jika ingin menjadi pemain global di bidang pariwisata, pihaknya harus menggunakan standar global.
Untuk faktor akses, standar global itu diwujudkan dalam bentuk membangun International Airport di banyak tempat. Dan itu sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi sebagai bentuk komitmen terhadap pariwisata Indonesia. Sementara dari sisi amenitas, ditandai dengan makin banyak dikembangkan hotel-hotel bintang 5 yang berkelas internasional di berbagai destinasi. Ketiga adalah atraksi yang juga harus berkelas dunia. Kelas dunia yang dimaksud, kata Arief Yahya, adalah atraksi yang sudah mendapat pengakuan dunia, atau diakui secara resmi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga terpercaya dunia, seperti UNESCO. Di banyak tempat di dunia, pengakuan global geopark oleh UNESCO selalu memberi dampak yang signifikan terhadap wisatawan. Brandingnya langsung mendunia karena diakui oleh UNESCO, lembaga dunia.
Kabupaten Tambrauw dibentuk dari sebagian bekas wilayah Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari. Kabupaten yang memiliki 29 kecamatan ini memiliki beberapa tempat wisata Alam yang sangat indah. Memang tidak banyak orang yang mengetahui bahwa surga dunia tersimpan di Kabupaten ini. Bukit Sontiri adalah salah satu destinasi wisata yang patut anda kunjungi.
Waktu terbaik mengunjungi Bukit Sontiri adalah pagi Dan sore hari. Anda bisa merasakan keindahan alam ciptaan Tuhan yang begitu indah. Hamparan rumputnya yang hijau selalu dihiasi jaring laba-laba setiap paginya, sehingga ada warna putih nan cantik di atasnya. Setelah itu, pemandangan pagi pun terlihat dari teriknya matahari yang perlahan muncul dari balik bukit. Barisan Bukit hijau yang menyerupai tempat tinggal tokoh anak-anak teletubies ini memang lebih dikenal sebagai bukit teletubies.
Barisan bukit berhektar-hektar tersebut membentang bagai permadani hijau, belum lagi kilau cahaya yang menyerupai emas, seakan menambah keindahannya. Istimewanya, Bukit Sontiri cantik pada saat waktu emas atau "golden time", yakni pagi dan sore hari. Pada saat mentari hendak tenggelam itu, Bukit Sontiri banyak dikunjungi warga sekitar untuk menghabiskan waktu menunggu matahari tenggelam. Di sana, anak-anak dapat bermain, berlari, bahkan sekadar duduk sambil menunggu ternak mereka merumput.
Bukit Sontiri atau bukit teletubies ini terletak tidak jauh dari Sentani Kota, hanya berjarak 15 km dan bisa ditempuh hanya sekitar 20 – 30 menit melalui Jalan Kemiri. Bila anda sampai di atas bukit ini, akan terlihat pemandangan sebagaian Danau Sentani yang sangat mempesona. Bukan hanya itu, anda juga bisa melihat rumah warga asli Sentani di bibir danau yang persis berada di bawah bukit Teletubbies tersebut. Menikmati matahari terbit atau matahari terbenam, dapat menjadi pilihan anda ketika mengunjungi Bukit Sontiri atau bukit teletubies.