ofra voi

ofra voi

26
March

26 Februari hingga 5 Maret 2019 lalu telah berlangsung sebuah festival bertajuk Festival Pantai Enagera. Digelar di Lembah Sawu, di bawah kaki gunung api Ebulobo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Festival Pantai Enagera dilangsungkan untuk melestarikan dan mempertahankan tarian dan musik tradisional setempat. Ada 15 musik dan tarian tradisional yang dipentaskan selama Festival itu berlangsung, baik yang dibawakan oleh masyarakat setempat maupun siswa dan siswi dari berbagai Kecamatan di Kabupaten Nagekeo. Salah satu dari musik dan tarian tersebut adalah Tarian Toda Gu.

Dinamakan Toda Gu, karena tarian ini menggunakan alat musik pengiring berupa gendang (TODA) dan bambu aur (GU) yang ditabuh dalam nada dan irama, sehingga menjadi satu kesatuan ekspresi gerak dan tari. Tarian Toda Gu adalah tarian kemenangan bagi kaum laki-laki yang pulang perang di masa silam. Jadi kaum laki-laki Nagekeo saat merayakan kemenangan perang menari-nari dengan tarian Todagu diiringi musik bambu. Saat ini, tarian Toda Gu biasa ditarikan saat pembuatan maupun pemugaran rumah adat (SAO WAJA) maupun saat penancapan tiang agung di tengah kampung.

Tarian Toda Gu biasanya dibawakan oleh kaum laki-laki, karena merupakan tari kemenangan setelah perang. Sementara khusus untuk kaum perempuan ada tarian Tea Eku. Tarian Tea Eku merupakan tarian kaum perempuan atau para istri untuk menyambut suami dan kaum laki-laki yang pulang perang dengan membawa kemenangan. Untuk mengimbangi gerakan kaki, para penari tari Toda Gu menari menggunakan tombak (Bhuja) dan Pedang (Topo),.

25
March

 

Film Aruna dan Lidahnya semakin dikenal di mancanegara. Sebelumnya, film ini menjadi pembuka Festival Film CinemAsia di Kriterion Amsterdam, Belanda. Kabar terbaru, Film ini meraih penghargaan Osaka Asia Film Festival (OAFF) 2019. Film tersebut meraih penghargaan dalam kategori The Most Entertaining Film Among All Participating New Films. Mirza Nurhidayat, selaku Konsul Jenderal RI di Osaka, menerima penghargaan tersebut mewakili Indonesia. Film tersebut juga diputar di Gala Screening, 14 Maret lalu. Mirza menjelaskan, melalui film Aruna dan Lidahnya penonton dapat melihat nilai, tradisi, kebiasaan dan kuliner masyarakat Indonesia yang sangat beragam dan mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.

Mirza berharap, melalui penghargaan Osaka Asia Film Festival-OAFF masyarakat Jepang dapat mengenal budaya Indonesia lebih dalam melalui film-film karya sineas Indonesia yang terus diperkenalkan di Jepang. OAFF adalah agenda tahunan yang menayangkan dan memberikan penghargaan kepada karya-karya Sineas dari negara-negara Asia. 52 film dari 12 negara Asia ikut ambil bagian dan bersaing dibeberapa kategori pada penghargaan ini.

Film garapan sutradara Edwin itu dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Film tersebut menghadirkan keragaman kuliner khas nusantara. Film yang diangkat dari novel karya Laksi Pamuntjak ini menceritakan petualangan Aruna dan kawan-kawannya di empat daerah.

Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang menjadi lokasi Aruna dan kawannya menyelidiki kasus wabah flu burung sekaligus mencicipi kuliner lokal. Ada banyak kuliner lokal yang diangkat pada film Aruna dan Lidahnya. Pengambilan sudut gambar makanan yang apik sontak membuat penonton menelan liur. Film ini juga mewakili Indonesia pada festival film bergengsi Berlinale di Jerman.

25
March

Pantai Watotena adalah pantai yang terletak di sebelah tenggara Pulau Adonara. Tepatnya di Desa Nelerereng, Kecamatan Ileboleng, Adonara Timur, Flores Timur. Pantai ini masih belum banyak dikunjungi oleh wisatawan, sehingga tempat ini cocok untuk bersantai dan menikmati pemandangan yang indah.

Selain pasir putih dan laut biru, daya tarik pantai ini adalah batuan hitam atau batu magma dengan aneka bentuk dan formasi yang menghiasi bibir pantai, yang menambah kecantikan pantai Watotena dan membuatnya berbeda dengan pantai-pantai di daratan Flores.

Nama Watotena berarti perahu dari batu, atau batu yang berbentuk perahu. Hal ini bisa anda lihat dari batu magma yang berbentuk seperti perahu. Terdapat banyak batu magma yang muncul di permukaan pasir putih. Keeksotisan pantai ini semakin mempesona dengan pemandangan Gunung Ile Boleng di belakangnya.Banyak yang dapat anda lakukan di sana. Mulai dari menyusuri pantai, bermain pasir atau air hingga mencari spot foto menarik. Khusus bermain air, anda harus berhati-hati karena terkadang ombak di sana cukup besar.

Untuk mencapai Pantai Watotena anda dapat menggunakan perahu motor dari Larantuka dan berlabuh di dermaga Terong atau Pelabuhan Waiwerang di pulau Adonara. Pantai ini berjarak 6 Km dari Pelabuhan Waiwerang dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Waiwerang dan secara keseluruhan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dari Pelabuhan Larantuka.

Satu hal yang paling diperhatikan di pantai ini adalah kebersihan. Para wisatawan dilarang keras membuang sampah sembarangan, tidak merokok dan membawa minuman ke area pantai. Hal tersebut tentunya membuat tempat ini sangat bersih dan tidak tercemar.

24
March

 

Hari ini akan mengajak anda berwisata ke kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa Barat untuk mencicipi kuliner khas kota kecil yang berbatasan dengan Kota Cirebon ini. Karena letaknya yang berbatasan dengan Cirebon dan Jawa Tengah, maka masyarakatnya pun beragam, baik dari budaya, bahasa , adat dan juga makanannya. Kali ini kami akan memperkenalkan salah satu kuliner yang menjadi unggulan kota Kuningan ini , yaitu Hucap.

Hucap bagi warga Kuningan adalah salah satu menu untuk sarapan. Di Kabupaten Kuningan banyak sekali pedagang Hucap , sehingga anda tidak akan kesulitan ketika mencari Hucap untuk sarapan. Selain dijajakan dengan berkeliling, di dekat pusat keramaian biasanya juga banyak warung Hucap, yang selalu dipadati pembeli, terlebih diwaktu makan pagi. Warung Hucap ini mulai buka pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 pagi. Tetapi sekarang ini Hucap tidak saja untuk menu sarapan tapi kadang juga untuk makan siang bahkan makan malam, dengan begitu warung Hucap banyak juga yang buka mulai dari jam 06.00 pagi sampai dengan jam 03.00 dini hari.

Hucap sendiri adalah singkatan yang berasal dari tahu dan kecap. Sesuai namanya, kuliner ini memang terdiri dari campuran tahu, ketupat dan kecap yang disiram dengan saus kacang yang gurih dan nikmat. Rahasia nikmatnya Hucap ini memang pada saus kacangnya, yang terbuat dari campuran kacang tanah yang digoreng , cabe merah, gula jawa, garam dan penyedap yang dihaluskan hingga bercampur menjadi satu. Ketupat yang terdapat di dalam kuliner Hucap bukanlah ketupat biasa karena dalam pembuatannya, ketupat ini sudah direbus dengan air merang sehingga kulitnya berwarna coklat dan tentu saja cita rasanya pun menjadi lebih nikmat.

Bahan utama Hucap adalah tahu khas Kuningan yang padat dan gurih. Untuk penyajiannya, tahu ini harus digoreng lebih dahulu secara dadakan dan disajikan saat masih panas

Untuk penyajian sepiring Hucap , pertama-tama ketupat dibuka kulit pembungkusnya dengan cara dibelah dan kemudian dipotong-potong lalu di letakkan di piring. Kemudian tahu goreng dipotong dan diletakkan di atasnya, lalu siramkan saus atau bumbu kacang sesuai kebutuhan dan ditambahkan kecap secukupnya. Setelah itu ditaburi bawang goreng di atasnya. Sebagai tambahan , anda bisa juga menambahkan kerupuk ikan atau bakwan yang biasanya di sediakan di atas meja warung penjual Hucap. Untuk sepiring Hucap dan segelas teh tawar panas anda cukup membayar kira-kira Rp. 12.000 sampai Rp. 15. 000.

bila anda sedang berlibur ke provinsi Jawa Barat, khususnya Cirebon, sempatkanlah untuk mencoba kuliner Hucap ini , selain rasanya yang lezat , bisa membuat anda kenyang hingga makan siang. Selain itu, harganya pun tidak menguras kantong. Kami akhiri Pesona Indonesia hari ini, kita bertemu lagi besok, tentu saja dengan topik yang lebih menarik. Inilah Suara Indonesia, dari Indonesia menuju dunia.