ofra voi

ofra voi

02
September

Indonesia memang terkenal dengan kesuburan tanahnya dan kekayaan alamnya. Dengan limpahan dan kekayaan yang didapat, sebagian masyarakat mensyukurinya dengan beragam upacara dan pesta adat. Salah satunya ada di wilayah Cirebon, Jawa Barat, tepatnya di desa Cibuntu. Desa yang terletak 30 Km dari pusat kota Cirebon ini, mempunyai sebuah tradisi untuk mengungkapkan rasa syukurnya, yaitu tradisi Sedekah Bumi.Acara sedekah bumi di Desa Cibuntu ini merupakan tradisi turun temurun dari leluhur masyarakat Desa Cibuntu. Acara hajat bumi di desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan ini sudah rutin digelar masyarakat ada sejak dahulu, kurang lebih pada tahun 1820.Sedekah bumi di desa Cibuntu ini digelar setahun sekali setiap menjelang musim tanam, yaitu pada saat menjelang musim hujan tiba, biasanya antara bulan September atau Oktober. Sedekah bumi menurut   masyarakat desa Cibuntu adalah bentuk syukur masyarakat Desa Cibuntu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hasil panen yang telah diperoleh. Sedekah bumi ini juga merupakan permohonan kepada Tuhan agar tanaman pertanian khususnya padi pada musim-musim tanam berikutnya akan menjadi lebih subur , dan hasil panen jauh lebih baik.   Selain itu sedekah bumi di Desa Cibuntu juga merupakan pelestarian budaya bangsa dan jati diri bangsa. Meskipun prosesi sedekah bumi ini sederhana, tetapi selalu meriah dan menarik banyak pengunjung. Bahkan beberapa tahun terakhir, sejumlah pejabat pemerintah kabupaten dan jajarannya turut menyaksikan gelar acara tradisi di desa yang berada tepat di kaki gunung Ceremai ini. Sebelum melakukan tradisi turun temurun ini, warga desa Cibuntu diwajibkan membersihkan mata air yang terletak di atas desa terlebih dahulu. Pembersihan mata air ini memiliki arti, bahwa segala kehidupan yang ada di bumi berasal dari air, oleh karena itu mereka diwajibkan menjaga keasrian serta kebersihan mata air, supaya bisa melanjutkan kehidupan dengan lebih baik. Setelah membersihkan mata air, sebagian warga kampung menyembelih seekor kambing, yang nantinya akan dimasak, sebagai sajian dalam pesta adat ini. Sedangkan warga lainnya membuat piring dari anyaman daun kelapa yang disebut takir. Masyarakat memanfaatkan semua yang telah disediakan oleh alam. Selain itu hal yang tidak boleh dilupakan dalam acara tradisi sedekah bumi , adalah keberadaan delman yang akan membawa kepala desa menuju lokasi acara.

Setelah semua warga berkumpul, dan kemudian membentuk barisan, maka dimulailah arak-arakan. Ratusan warga desa , tua muda berjalan beriringan , mengikuti delman yang ditumpangi oleh kepala desa, sesuai lantunan irama khas kesenian yang disebut kencring.   Mereka semua mengenakan pakaian adat sunda, yang perempuan memakai kain dan kebaya , sedangkan kaum prianya mengenakan baju koko, yaitu kemeja pria muslim. Di dalam arak-arakan itu juga ada sekelompok penari yang terdiri dari kaum remaja putri . Segalanya memang sudah dipersiapkan secara matang dan dengan gotong royong sesama warga desa. Mereka membawa sendiri makanan yang telah disiapkan sebelumnya, seperti aneka jenis lauk pauk hasil olahan rumahnya, nasi dan juga buah-buahan hasil tanaman sendiri. Dan uniknya semua ditempatkan di piring-piring yang terbuat dari daun pisang, yang kemudian piring-piring daun pisang yang berisi beragam makanan tradisional ini dimasukkan ke dalam tetenong , yaitu tempat besar seperti keranjang yang   terbuat dari anyaman bambu . Sesampai di tempat acara mereka secara bergantian meletakkan tetenong, yaitu tempat semacam rantang yang terbuat dari anyaman bambu yang berisi macam-macam makanan tradisional tersebut . Acara Sedekah bumi dimulai dengan pembacaan doa dan kata sambutan dari beberapa petinggi Desa Cibuntu. Kemudian Bupati Kuningan bersama kepala desa menyiramkan “air kahuripan” atau air kehidupan pada benih padi yang akan dipakai untuk menanam pada masa mendatang. Di puncak acara, masyarakat atau bahkan pengunjung tanpa memandang status sosial dan ekonomi, diperbolehkan memilih dan mengambil makanan dan saling bertukar masakan . Ini dimaksudkan agar seluruh masyarakat dapat saling mencicipi hasil bumi yang telah didapat.Setelah prosesi acara sedekah bumi selesai, para warga kembali ke rumah masing-masing sambil membawa tetenong yang berisi makanan yang sudah dibagi rata dengan sesama warga lainnya.


02
September

Asian Games 2018 yang dilaksanakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia, mulai 18 Agustus – 2 September 2018, tidak hanya mempertandingkan olahraga fisik, tetapi juga electronic sports atau e-sports yang melibatkan para pemain game. Meski statusnya masih eksibisi, tapi inilah pertama kalinya para gamer bisa mengikuti pesta akbar olahraga internasional. Sama seperti atlet pada cabang olahraga lain, ada pula medali emas yang diperebutkan dalam e-sports ini.Pada dasarnya e-Sport dalam Asian Games 2018 ini ditujukan sebagai demonstrasi dari kompetisi yang sesungguhnya pada tahun 2020 mendatang. Dilansir dari The Guardian, jika kompetisi tersebut dapat berjalan lancar maka pada tahun 2024 cabang olahraga ini akan dilombakan dalam Olympic Games. Ada 6 nomor yang dipertandingkan dari cabang olahraga e-Sports yaitu, League of Legends (LOL), Heartstones, Pro Evolution Soccer (PES) 2018, Starcraft II, Clash Royale, Arena of Valor (AOV) yang diikuti oleh 18 negara. Asian Electronic Sports Federation (AESF) mengumumkan secara resmi cabang e-Sports game AOV pada Asian Games 2018. Cabor e-Sports dipertandingkan pada tanggal 26 Agustus hingga 1 September 2018 dan nomor pertama yang dipertandingkan pada Minggu 26 September 2018 adalah Arena of Valor (AOV). Semarak pertandingan AOV lebih meriah karena berbagai karakter yang disediakan game tersebut. Salah satu yang terbaru adalah karakter superhero asal Indonesia, Wiro Sableng.

Dikutip dari Tribunnews, Jumat (24/8/2018), pertimbangan memasukkan eSports sebagai olahraga eksibisi diambil sama dengan laiknya cabang olahraga lain. Kriteria dalam kompetisi ini adalah kecepatan, keahlian dan menggunakan tenaga. Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Helen Sarita Delima mengatakan para pemain game menggunakan fikiran dan tenaga untuk menjalankan serta mengendalikan permainan. Helen juga membandingkan beberapa cabang olahraga yang juga masuk ajang kompetisi Asian Games untuk menyamakan kelaikan eSports. Menurutnya atlet eSports juga harus menjaga stamina dan kebugaran agar performanya optimal.Ridel Yesaya Sumarandak meraih medali emas dari pertandingan gim Clash Royale. Remaja 16 tahun ini mengalahkan atlet top dunia asal China, Lciop. Lciop harus menerima skor 1-3 dan meraih perak pada cabang eSports ini. Sedangkan, medali perunggu dibawa pulang oleh pemain asal Vietnam yang juga telah dikalahkan Ridel di babak semifinal. Sukases pada Asian Games 2018, eSports rencananya akan dipertandingkan dalam SEA Games 2019 di Filipina. Selain itu, Federasi Olahraga Elektronik Asia (AESF) juga sedang berusaha agar eSports bisa dipertandingkan di Olimpiade 2020 dan Asian Games 2022.

02
September

Berjumpa kembali dalam acara Pelangi Nada. Tanggal 2 September merupakan penutupan pesta olahraga terbesar se-Asia yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan. Oleh karena itu, edisi kali ini menghadirkan lagu-lagu bernuansa kebangsaan dari beberapa musisi Indonesia. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu “Indonesia Terhebat”.

demikian lagu berjudul “Indonesia Terhebat” dibawakan oleh grup band Ecoutez. Lagu ini merupakan salah satu dari 9 lagu yang terdapat dalam album bertajuk “Evolution”. Album yang dirilis pada tahun 2013 ini merupakan album ketiga Ecoutez dengan vokalis baru. Kini format Ecoutez terdiri dari Andrea Lee (vokal), Ayi (gitar), Jay (drum), Leo (bass), dan Iyas (kibor). Lagu Indonesia Terhebat merupakan sebuah lagu bernuansa kebangsaan dari Ecoutez. Lagu ini dapat membakar semangat pemuda-pemudi Indonesia melalui liriknya. Dari liriknya, lagu ini mengisahkan tentang sebuah negeri yang memiliki alam indah dengan beragam budaya masyarakatnya. Pendengar, selanjutnya hadir lagu “Tanah Airku”. Selamat mendengarkan......

lagu “Tanah Airku” dari Isyana Sarasvati baru saja anda dengarkan. Lagu yang dirilis tanggal 12 Agustus 2016 ini merupakan sebuah soundtrack dari film berjudul “My Trip My Adventure-Lost In Paradise”. Lagu Tanah Airku merupakan sebuah lagu wajib nasional yang diciptakan oleh Ibu Sud. Lagu ini diaransemen ulang kembali oleh Isyana dengan iringan solo grand piano dengan dibalut sentuhan musik orkestra. Lagu ini semakin megah karena alunan piano dan musik orkestra yang begitu pas dipadukan dengan karakter vokal Isyana. Pendengar, lagu bernuansa kebangsaan kembali hadir ke dalam ruang dengar anda. Ini lah “Indonesia Pusaka”. Selamat mendengarkan...

demikian lagu “Indonesia Pusaka” dinyanyikan oleh Rossa. Lagu ini juga merupakan soundtrack sebuah film berjudul “Soekarno”. Lagu yang dirilis pada tahun 2013 ini merupakan lagu wajib nasional yang diciptakan oleh Ismail Marzuki. Menurut Rossa, lagu-lagu wajib nasional mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Jadi, melalui lagu ini, Rossa berharap rasa cinta generasi muda kepada lagu wajib nasional tumbuh kembali. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi lagu-lagu kebangsaan kali ini.

30
August

Pelangi Nada edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari penyanyi pria Indonesia, Bob Tutupoly. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Widuri”. Lagu ini merupakan lagu yang membuat nama Bob Tutupoly dikenal masyarakat luas. Ini lah “Widuri”, lagu “Widuri” cukup populer saat itu. Bahkan, kepopuleran lagu ciptaan Slamet Adriadi ini tak lekang oleh waktu. Sampai saat ini terhitung telah banyak musisi Indonesia yang mengaransemen kembali lagu “Widuri”, diantaranya Yuni Shara dan Delon. Lagu yang dirilis tahun 1977 ini menggambarkan tentang seorang pria yang memuja seorang gadis cantik bernama Widuri. Pendengar, lagu berikutnya dari Bob Tutupoly berjudul “Tinggi Gunung Seribu Janji”. Selamat mendengarkan......demikian lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji” dinyangikan oleh penyanyi yang terlahir dengan nama Bobby Willem Tutupoly. Lagu ini merupakan salah satu lagu yang juga cukup sukses di pasaran. Lagu yang diciptakan oleh Ismail Marzuki ini bercerita tentang seseorang yang memberikan janji-janji begitu saja tanpa beban.

Bob Tutupoly kerap mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Selain itu, ia juga banyak menerima penghargaan sebagai penyanyi. Diawali tahun 1978, Bob dan penyanyi Grace Simon terpilih untuk menjadi wakil Indonesia dalam pertukaran artis ASEAN. Pada tahun 1980, ia menjadi pemenang pertama dalam Festival Lagu Populer 1980 dan mewakili Indonesia dalam Festival Internasional di Budokan Hall, Jepang. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi kali ini. Menutup perjumpaan hadir lagu lainnya dari Bob Tutupoly berjudul “Mengapa Tida Maaf”.