Pelangi nada kali ini, hadirkan lagu-lagu Melayu. anda baru saja mendengarkan lagu melayu berjudul “LAKSAMANA RAJA DI LAUT”. Lirik lagu ini begitu puitis dan di beberapa bait lagu terselip pantun melayu. Musiknya cukup asik untuk bergoyang. Lagu LAKSAMANA RAJA DI LAUT hadir pada album ke-4 Iyeth berjudul ‘Zapin-Dut. Lagu Laksamana Raja Di laut” popular pada tahun 2004. Lewat lagu ini, nama Iyeth Bustami semakin dikenal di kancah musik tanah air.Lagu melayu IYETH BUSTAMI lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul TANJUNG KATUNG. Lirik lagu ini terdiri dari pantun-pantun yang berirama, sehingga lagunya bisa menjadi panjang dan tidak putus-putus. Sepanjang pantun tersedia, maka sepanjang itu pulalah lagu ini. Lagu ini berisi nasehat-nasehat baik. Kali ini, saya putarkan lagu TANJUNG KATUNG.
lagu berjudul TANJUNG KATUNG yang dinyanyikan oleh IYETH BUSTAMI baru saja anda dengarkan. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini juga berada di album ZAPIN-DUT : Laksamana Raja di Laut. Mengakhiri Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu berjudul “TUANKU TAMBUSAI” yang dinyanyikan oleh IYETH BUSTAMI hadir ke ruang dengar anda. Diciptakan oleh Husni Thamrin, lagu ini bercerita tentang sosok TUANKU TAMBUSAI. TUANKU TAMBUSAI adalah seorang pejuang asal Dalu-dalu, Rokan Hulu, Riau. Ia berjuang melawan penjajah Belanda dann kemudian diangkat sebagai pahlawan nasional oleh pada tahun 1995. Musik lagu ini sendu mendayu-dayu dengan cengkok khas Melayu.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai NIAS PRO 2018. hari ini merupakan hari terakhir perhelatan acara NIAS PRO 2018. Nias Pro 2018 merupakan kejuaraan selancar (surfing) kelas dunia yang digelar di pantai Sorake, Nias, dari tanggal 24 hingga 28 Agustus 2018. Menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata, Masruroh, Nias Pro akan memperkenalkan kekayaan potensi bahari Indonesia, khususnya sebagai destinasi wisata selancar kelas dunia. Selain itu, ajang ini menjadi kesempatan yang baik untuk memperkenalkan potensi wisata bahari di Nias.
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Laoly menilai NIAS PRO yang melibatkan Worlf Surfer League (WSL)dengan Asian Surfing Championship (ASC) adalah bukti jika Nias merupakan salah satu destinasi wisata surfing kelas dunia dan juga menjadi surga bagi para Surfer. Apalagi pulau Nias dikenal juga dengan keindahan pantainya yang memukau. Menteri Pariwisata Arief Yahya juga memuji potensi bahari Nias. Menurutnya, Nias bisa menjadi lebih baik, namun dibutuhkan komitmen pucuk pimpinan pemerintah yaitu 4 bupati dan 1 walikota di Nias dalam memajukan pariwisata. Itu menjadi kunci utama.
Nias Pro merupakan lanjutan dari Nias Selatan Open Surfing Contest 2017. Saat itu, kejuaraan ini diikuti 95 peserta, antara lain Amerika Serikat, Australia, Cile dan Brasil. Tahun ini, target pesertanya 100 orang, yakni 80 peserta pria dan 20 peserta wanita. Selain itu, Nias Pro 2018 membidik peserta dari 20 negara. Selain berkompetisi, peserta yang datang ke acara NIAS PRO 2018, juga dapat menikmati budaya masyarakat Nias yang unik dan keindahan alamnya.
Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Ritual Kewur Uwi.
uwi adalah sejenis ubi-ubian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman Uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung-kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.
Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi atau tapa uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.
Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda.Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan, kecuali kaum laki-laki. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai.
Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi.Ritual-ritual di Manggarai Timur memang selalu berhubungan dengan alam, leluhur dan Sang Pencipta Kehidupan. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.
Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Ritual Kewur Uwi.
uwi adalah sejenis ubi-ubian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman Uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung-kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.
Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi atau tapa uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.
Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda.Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan, kecuali kaum laki-laki. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai.
Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi.Ritual-ritual di Manggarai Timur memang selalu berhubungan dengan alam, leluhur dan Sang Pencipta Kehidupan. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.