Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi berbakat Indonesia, Hetty Koes Endang. Untuk membuka perjumpaan kali ini, mari kita dengarkan sebuah lagu keroncong berjudul Cinta Kita. demikianlah lagu berjudul Cinta Kita, yang dibawakan oleh Hetty Koes Endang, seorang penyanyi Indonesia yang tidak diragukan lagu kemampuannya. Lagu Cinta Kita yang diciptakan bergendre pop rock ini dipopulerkan oleh Inka Christie dan penyanyi Malaysia Amy Search pada tahun 1990. Lagu ini bercerita tentang kedalaman cinta antara dua insan sehingga rela berkorban apapun demi cintanya. Lagu ini kemudian dikemas ulang dan dinyanyikan dalam gendre keroncong yang lebih lembut dan mendayu. Perpaduan syair, musik dan karakter vocal Hetty yang kuat menjadikan lagu ini nyaris terdengar sempurna di telinga. Kedua penyanyi yang mempunyai karakter vocal yang kuat ini, mampu memukau para penikmat musik dengan lagu Cinta Kita.
Selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu berjudul Mahameru.
demikianlah lagu berjudul Mahameru dibawakan oleh Hetty Koes Endang. Berbeda dengan lagu sebelumnya, Mahameru merupakan lagu keroncong asli. Bercerita tentang keindahan dan kemegahan salah satu puncak gunung di Indonesia, Mahameru, sebutan untuk puncak gunung Semeru di Jawa Timur.
Hetty Koes Endang kembali memanjakan telinga para pencinta musik, khususnya musik keroncong dengan lagu Mahameru. Sepanjang perjalanan kariernya di dunia musik Indonesia, sederet album dengan berbagai gendre telah dia hasilkan. Demikian pula dengan berbagai penghargaan di bidang tarik suara.
Tak hanya di Indonesia namun juga di tingkat regional maupun internasional. Berbagai gendre dibawakannya dengan sangat baik, misalnya lagu bergendre pop, dangdut, lagu-lagu daerah, serta lagu keroncong.
selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu berjudul Kaulah Segalanya yang dibawakan oleh Hetty Koes Endang. Lagu ini dipopulerkan oleh seorang penyanyi pop Indonesia Ruth Sahanaya pada tahun 1991. Lagu ini sekaligus mengakhiri kebersamaan kita pada Pelangi Nada edisi kali ini.
Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah. Desa Lumpur adalah salah satu desa yang terletak di daerah pesisir utara kota Gresik. Konon menurut ceritanya desa ini berasal dari tepian pantai yang berlumpur dan mengendap. Karena perubahan alam dan kebutuhan penduduk maka tepian pantai tersebut menjadi suatu pemukiman yang dinamakan Desa LUMPUR. Salah satu seni tradisi yang masih dipegang teguh dan dipelihara adalah Kesenian “PENCAK MACAN”.
Seni tradisi Pencak Macan adalah adalah salah satu kesenian sebagai pengiring dalam arak-arakan pengantin tradisional masyarakat Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya. Filosofi dari pada Pencak Macan pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini. Seni pencak macan mengandung nila-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam pencak macan digambarkan empat karakter yang diwakili oleh seekor macan, monyet, genderuwo, dan seorang pendekar. Macan melambangkan manusia yang berwatak keras dan emosional. Monyet melambangkan sosok manusia yang jahil, nakal, lucu, dan suka mengganggu. Sedangkan genderuwo atau hantu melambangkan hawa nafsu yang selalu ingin menguasai manusia. Namun semuanya berhasil dikalahkan oleh seorang pendekar berjiwa ksatria. Pencak Macan ini biasanya ditampilkan dalam hajatan perkawinan, khitanan, bersih desa, sedekah bumi dan sebagainya. Selain juga biasa dipentaskan dalam acara yang diadakan oleh pemerintah.
Pada awalnya, tradisi kesenian Pencak Macan ini merupakan tradisi yang biasa digunakan untuk Arak-arakan (pengiring) dalam Temu Pengantin, yang dimulai dari rumah pengantin laki-laki menuju kerumah pengantin wanita. Pada dasarnya tradisi kesenian Pencak Macan secara filosofis mempunyai makna dan arti sebagai pengingat tentang liku-liku kehidupan dalam menghadapi hidup berumah tangga bagi seorang pengantin laki-laki dan pengantin wanita sebagai Suami Istri. Sesuai dengan perkembangan jaman, Pencak macan ini kemudian semakin banyak ditampilkan dalam berbagai acara dan kegiatan.
Demi menjaga kelestarian tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun itu, masyarakat pecinta seni dan budaya Gresik mengemas tradisi pencak macan menjadi seni pertunjukan dan pengiring rombongan pengantin. Upaya melestarikan seni tradisi seperti pencak macan jelas perlu didukung. Dibutuhkan peran aktif pemerintah dan masyarakat agar seni tradisi tidak hilang ditelan zaman. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah.
Hari ini akan memperkenalkan Gua Belanda di Jawa Barat. Jawa Barat, terutama Bandung menyimpan banyak sekali potensi wisata mulai dari wisata kuliner, wisata alam, hingga wisata sejarah. Tidak hanya pemandangan alamnya yang indah, Bandung juga menyimpan banyak lokasi bersejarah misalnya Gua Belanda yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Juanda.
Gua Belanda merupakan gua peninggalan zaman penjajahan Belanda yang dulunya digunakan untuk terowongan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA. Pada masa pendudukan Belanda, tepatnya tahun 1918, dibangun PLTA pertama di Indonesia yaitu PLTA Bengkok. Di dalam terowongan untuk PLTA ini terdapat sekitar 15 lorong dan beberapa ruangan seperti Ruang Kamar untuk istirahat para tentara Belanda, Ruang Interogasi, dan Ruang Tahanan.Gua Belanda memiliki panjang sekitar 144 meter. Selain untuk kegiatan militer, gua ini juga pernah digunakan untuk stasiun radio Belanda sebagai pusat komunikasi tentara Belanda. Hal ini dilakukan untuk mencegah perlawanan yang dilakukan oleh tentara Belanda.setelah kemerdekaan Indonesia, gua ini pernah digunakan sebagai gudang mesiu oleh tentara Indonesia. Pada tanggal 14 Januari 1985, Gua Belanda dijadikan tepat wisata dan menjadi tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun asing.Untuk menuju Gua Belanda yang berada di Taman Hutan Raya Juanda ini, anda dapat menggunakan kendaraan pribadi dan membayar biaya parkir kendaraan seharga Rp. 5.000 untuk motor, dan Rp. 10.000 untuk mobil. Namun anda juga dapat menggunakan kendaraan umum untuk menuju Taman Hutan Raya Juanda yang berada di Dago Pakar. Setelah sampai di pintu masuk Taman Hutan Raya, anda dapat berjalan kaki kurang lebih 1km untuk mencapai Gua Belanda.
Pelangi Nada edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu dari seorang penyanyi wanita Indonesia, Nindy. Mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Untuk Sahabat”. demikian lagu “Untuk Sahabat”. Dalam lagu ini, Nindy berkolaborasi dengan Audy Item. Melalui lagu ini pula, nama Nindy mulai dikenal oleh pecinta musik di Indonesia. Lagu yang dirilis pada tahun 2006 ini merupakan soundtrack untuk salah satu brand kosmetik internasional. Lagu “Untuk Sahabat” bercerita tentang indahnya sebuah persahabatan. Sahabat adalah tempat untuk saling berbagi, saling mendukung dan menguatkan. Lagu ini terbilang cukup sukses di pasaran. Namun setelah itu, Nindy sempat vakum dari industri musik Indonesia. selanjutnya saya hadirkan lagu berjudul “Cinta Yang Baru”.
sempat vakum dari dunia musik Indonesia, Nindy kembali pada tahun 2008 dengan merilis album solo perdananya bertajuk “Tak Pernah Kubayangkan”. Album ini cukup baik diterima oleh pecinta musik di Indonesia. Album dengan genre pop R&B ini berisi 10 lagu dengan lagu “Tak Pernah Kubayangkan” sebagai lagu andalannya. Setelah merilis album perdana, penyanyi bernama lengkap Anindia Yandirest Ayunda ini sempat vakum cukup lama. Namun selama vakum, Nindy mempersiapkan album keduanya bertajuk “Cinta Yang Baru” yang berhasil dirilis pada tahun 2014. Berisi 10 lagu, album Nindy kali ini mengusung genre pop soul.berikut satu lagu yang juga terdapat dalam album “Cinta Yang Baru”. Ini lah “Kubenci Kau Dengan Cintaku”,
demikian lagu “Kubenci Kau Dengan Cintaku”. Lagu yang juga merupakan lagu andalan dalam album “Cinta Yang Baru” ini diciptakan olen Bobby Yobahawie, pemenang ajang Cipta Lagu Pop (Cilapop). Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang saling membenci meski sesungguhnya keduanya masih saling mencintai. Pendengar, demikian Pelangi Nada edisi kali ini. Menutup perjumpaan saya hadirkan lagu “Seribu Cara”.