Pada edisi pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu Melayu.
Lagu SURGA DI TELAPAK KAKI IBU yang dinyanyikan oleh VICTOR HUTABARAT baru saja anda dengarkan. Diciptakan oleh Said Effendi, lagu ini menceritakan seseorang yang terharu mengenang kebaikan, ketulusan dan kasih sayang seorang ibu. Baginya, Surga ada di telapak kaki ibu. Sesuai dengan lirik lagunya, musik lagu ini begitu sendu. Populer di tahun 1950-an, lagu ini sudah banyak dibawakan oleh penyanyi Indonesia, diantaranya Muchsin Alatas, Eddy silitonga dan Lesti.
Lagu melayu Victor Hutabarat lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul KASIH SEKEJAP. Diciptakan oleh Ismail Marzuki, lagu ini bercerita tentang seseorang yang hancur hatinya, karena cinta sang kekasih hanya sekejap. Sang kekasih sudah dimiliki orang lain. Ia pun hanya bisa berharap sang kekasih berbahagia. Lagu KASIH SEKEJAP tidak hanya dipopulerkan oleh Victor Hutabarat, namun juga sudah dipopulerkan oleh banyak penyanyi, seperti Eddy Silitonga, Elvi Sukaesih dan Caca Handika. Bahkan Lagu ini juga sudah banyak dinyanyikan dengan versi aransemen musik dangdut. Kali ini, saya putarkan lagu KASIH SEKEJAP.
baru saja anda mendengarkan lagu KASIH SEKEJAP yang dinyanyikan oleh VICTOR HUTABARAT. Mengakhiri pelangi nada Melayu kali ini, hadir ke ruang anda lagu berjudul CINTA HAMPA. Diciptakan oleh A. Chalik, lagu ini bercerita tentang kepalsuan cinta yang diibaratkan seperti air di daun keladi, yang mudah tumpah ketika daun bergoyang. Cintanya mudah hilang ketika datang seseorang yang lebih tampan dari sang kekasih.
14 Agustus diperingati sebagai hari pramuka Indonesia. Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung, Jawa Barat. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting bertolak pada ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960. Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana Merdeka pada 9 Maret 1961, untuk lebih mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa.
14 Agustus 1961, Presiden RI, Ir. Soekarno melantik Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwarnas (kwartir nasional), dan Kwarnari (kwartir nasional harian). Pelantikan ini kemudian disusul dengan penganugerahan panji-panji Kepramukaan dari Presiden RI dan defile akbar oleh anggota pramuka di Jakarta. Semenjak itu, 14 Agustus diperingati sebagai hari pramuka setiap tahunnya. Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani. Selain itu pendirian Pramuka bertujuan juga untuk membentuk setiap pramuka menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia, dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik, dan berguna. Diharapkan mereka dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa, dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, dan alam lingkungan.
Perayaan Hari Pramuka dilakukan melalui berbagai macam kegiatan kepramukaan di seluruh Indonesia. Mulai dari tingkat gugus depan, kwartir ranting, kwartir cabang, kwartir daerah, hingga di tingkat nasional. Rangkaian peringatan Hari Pramuka tahun ini sudah dimulai dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, 5 Agustus Lalu. Puncak Peringatan Hari Pramuka ke 57 dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2018 di Lapangan Gajahmada Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta Timur. Tahun ini Hari Pramuka mengambil Tema "Pramuka Perekat NKRI". Sedang Logo peringatan tahun ini mengambil gambar anyaman tali membentuk angka 57 berwarna merah sebagai penanda tahun 2018 ini merupakan peringatan Hari Pramuka yang ke-57. Angka 57 berbentuk seperti tali yang tersambung dan saling menganyam, melambangkan Pramuka sebagai perekat NKRI.
Hari ini akan memperkenalkan Pantai Amuk Bay. Bali merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia. Banyak wisatawan yang datang ke Bali untuk menikmati keindahan pantai-pantai Bali. Sebagian besar dari mereka biasanya mengunjungi pantai-pantai populer, seperti Pantai Kuta dan pantai Pandawa. Karenanya tak heran jika kedua pantai ini selalu ramai oleh wisatawan. Bagi anda yang tidak suka keramaian dan menyukai wisata pantai yang sepi, anda bisa berwisata ke Bali bagian Timur. Disana ada pantai Amuk Bay. Lokasinya di desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai lokasi ini dari Airport Ngurah Rai sekitar 56,4 km atau selama 1 jam 30 menit berkendara.
Setelah tiba di pantai Amuk Bay, bentangan pasir putih bercampur pasir hitam akan tampak terlihat. Disisi sebelah kanan pantai jika anda menghadap kelaut, terlihat jejeran warna warni perahu tradisional milik nelayan lokal. Sedangkan pada sisi kiri, terlihat sebuah terminal transit minyak yang dimiliki oleh PT. Pertamina. Tiba di pantai cantik ini, anda bisa langsung berenang menikmati kesegaran airnya yang biru. Berenang di pantai Amuk Bay juga cukup nyaman, karena lokasi pantai berada di kawasan teluk, membuat ombak air laut sangat tenang.selain berenang, anda juga bisa menikmati keindahan alam bawah laut pantai Amuk Bay dengan snorkeling, diving atau wisata kapal selam. Dengan diving dan snorkeling, anda bisa menikmati keindahan terumbu karang, dan ikan yang berwarna-warni. Menariknya lagi, disini tersedia aktivitas wisata kapal selam. Perusahan berskala international yaitu Odyssey Submarine Bali, menyediakan satu-satunya aktivitas wisata kapal selam di Bali dengan mengambil tempat penyelaman di teluk Labuhan Amuk, karena keindahan bawah laut pantainya yang masih alami.Amuk Bay tidak hanya punya pantainya yang cantik, melainkan juga punya bukit yang tidak kalah cantik. Sesampai di Pantai Amuk Bay sempatkan untuk mendaki bukit selama 15 menit untuk mendapatkan pemandangan gugusan bukit serta birunya laut dari kejauhan. Berdiri di atas bukit ini, anda akan menyaksikan birunya laut, serta Gunung Agung yang menjulang tinggi dari kejauhan. Jangan lupa untuk menjaga kesopanan dan dilarang buang sampah sembarangan, karena Bukit Amuk Bay disakralkan oleh penduduk sekitar dan terdapat Pura di sepanjang perjalanan menuju Bukit.
Festival Pesona Budaya Borneo kembali diselenggarakan pada tanggal 10 – 14 Agustus 2018. Pada tahun ini Festival ini diselenggarakan di Banjarmasin, Ibu Kota Kalimantan Selatan, setelah tahun lalu diadakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Kegiatan ini dipusatkan di kawasan bekas Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin. Festival ini diisi dengan pagelaran seni budaya Dayak yang menampilkan berbagai kesenian, seperti tari tradisi dan kreasi, melukis perisai, memahat talawang (tameng atau perisai), menyumpit, kuliner daerah, pameran produk unggulan, lomba foto pesona Dayak dan berbagai tradisi Kalimantan Selatan lainnya. Kegiatan juga ditandai dengan karnaval budaya yang melibatkan peserta dari Kalimantan sekaligus melibatkan komunitas masyarakat setempat seperti pecinta sepeda tua atau ontel mania. Karnaval ini diikuti oleh peserta dari Kalimantan dan negeri jiran Malaysia.
Ketua Pelaksana Festival Pesona Budaya Borneo II Ramond mengatakan, kegiatan ini akan diikuti ratusan peserta dari provinsi se-Kalimantan, serta dari negara tetangga. Menurut Ramond, sebagai tuan rumah Pemprov Kalimantan Selatan beserta Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel sudah melakukan persiapan menyambut tamu dan kontingen dari provinsi lain agar dapat memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan kegiatan yang berskala nasional ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Heriansyah mengatakan, Festival Pesona Budaya Borneo II diharapkan meningkatkan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada kunjungan wisata 2020 dapat tercapai. Menurutnya festival ini dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja RI, 12 Duta Besar negara sahabat yaitu Jerman, Perancis, Italia, Ceko, Brasil, Belanda, China, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam. Kegiatan ini juga dihadiri masyarakat Dayak yang ada di Serawak, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Sementara itu Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel Difriadi Darjat mengatakan tema yang diusung untuk tahun 2018 adalah “Dengan Budaya dan Pariwisata Kita Bergerak Membangun Kalimantan Untuk Lebih Sejatera”. Menurutnya, festival ini merupakan menghadirkan kekayaan, kearifan lokal masyarakat Kalimantan, baik dalam bentuk seni budaya maupun kultur pembaruan yang dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika. Difriadi menambahkan kegiatan ini merupakan sarana promosi dan publikasi seni dan budaya masyarakat Kalimantan.
Selain sebagai sarana promosi dan potensi seni dan budaya masyarakat Kalimantan, Festival Pesona Budaya Borneo II juga bertujuan untuk membangun komunikasi strategis pemasaran produk daerah di berbagai sektor, baik nasional dan internasional. Meningkatkan kreativitas masyarakat di bidang pengembangan IPTEK, seni dan budaya, membangun daya saing ekonomi masyarakat Kalimantan, dan sebagai sarana hiburan interaksi dan sosialisasi yang bersifat edutainment kepada masyarakat luas, serta mendorong kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Festival ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan dan memberi pengetahuan kepada para peserta dan pengunjung mengenai keanekaragaman budaya dan kearifan lokal Kalimantan yang harus terus dijaga dan dilestarikan bersama.