Hari ini akan memperkenalkan Pantai Amuk Bay. Bali merupakan salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia. Banyak wisatawan yang datang ke Bali untuk menikmati keindahan pantai-pantai Bali. Sebagian besar dari mereka biasanya mengunjungi pantai-pantai populer, seperti Pantai Kuta dan pantai Pandawa. Karenanya tak heran jika kedua pantai ini selalu ramai oleh wisatawan. Bagi anda yang tidak suka keramaian dan menyukai wisata pantai yang sepi, anda bisa berwisata ke Bali bagian Timur. Disana ada pantai Amuk Bay. Lokasinya di desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai lokasi ini dari Airport Ngurah Rai sekitar 56,4 km atau selama 1 jam 30 menit berkendara.
Setelah tiba di pantai Amuk Bay, bentangan pasir putih bercampur pasir hitam akan tampak terlihat. Disisi sebelah kanan pantai jika anda menghadap kelaut, terlihat jejeran warna warni perahu tradisional milik nelayan lokal. Sedangkan pada sisi kiri, terlihat sebuah terminal transit minyak yang dimiliki oleh PT. Pertamina. Tiba di pantai cantik ini, anda bisa langsung berenang menikmati kesegaran airnya yang biru. Berenang di pantai Amuk Bay juga cukup nyaman, karena lokasi pantai berada di kawasan teluk, membuat ombak air laut sangat tenang.selain berenang, anda juga bisa menikmati keindahan alam bawah laut pantai Amuk Bay dengan snorkeling, diving atau wisata kapal selam. Dengan diving dan snorkeling, anda bisa menikmati keindahan terumbu karang, dan ikan yang berwarna-warni. Menariknya lagi, disini tersedia aktivitas wisata kapal selam. Perusahan berskala international yaitu Odyssey Submarine Bali, menyediakan satu-satunya aktivitas wisata kapal selam di Bali dengan mengambil tempat penyelaman di teluk Labuhan Amuk, karena keindahan bawah laut pantainya yang masih alami.Amuk Bay tidak hanya punya pantainya yang cantik, melainkan juga punya bukit yang tidak kalah cantik. Sesampai di Pantai Amuk Bay sempatkan untuk mendaki bukit selama 15 menit untuk mendapatkan pemandangan gugusan bukit serta birunya laut dari kejauhan. Berdiri di atas bukit ini, anda akan menyaksikan birunya laut, serta Gunung Agung yang menjulang tinggi dari kejauhan. Jangan lupa untuk menjaga kesopanan dan dilarang buang sampah sembarangan, karena Bukit Amuk Bay disakralkan oleh penduduk sekitar dan terdapat Pura di sepanjang perjalanan menuju Bukit.
Festival Pesona Budaya Borneo kembali diselenggarakan pada tanggal 10 – 14 Agustus 2018. Pada tahun ini Festival ini diselenggarakan di Banjarmasin, Ibu Kota Kalimantan Selatan, setelah tahun lalu diadakan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Kegiatan ini dipusatkan di kawasan bekas Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin. Festival ini diisi dengan pagelaran seni budaya Dayak yang menampilkan berbagai kesenian, seperti tari tradisi dan kreasi, melukis perisai, memahat talawang (tameng atau perisai), menyumpit, kuliner daerah, pameran produk unggulan, lomba foto pesona Dayak dan berbagai tradisi Kalimantan Selatan lainnya. Kegiatan juga ditandai dengan karnaval budaya yang melibatkan peserta dari Kalimantan sekaligus melibatkan komunitas masyarakat setempat seperti pecinta sepeda tua atau ontel mania. Karnaval ini diikuti oleh peserta dari Kalimantan dan negeri jiran Malaysia.
Ketua Pelaksana Festival Pesona Budaya Borneo II Ramond mengatakan, kegiatan ini akan diikuti ratusan peserta dari provinsi se-Kalimantan, serta dari negara tetangga. Menurut Ramond, sebagai tuan rumah Pemprov Kalimantan Selatan beserta Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel sudah melakukan persiapan menyambut tamu dan kontingen dari provinsi lain agar dapat memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan kegiatan yang berskala nasional ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Heriansyah mengatakan, Festival Pesona Budaya Borneo II diharapkan meningkatkan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada kunjungan wisata 2020 dapat tercapai. Menurutnya festival ini dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja RI, 12 Duta Besar negara sahabat yaitu Jerman, Perancis, Italia, Ceko, Brasil, Belanda, China, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam. Kegiatan ini juga dihadiri masyarakat Dayak yang ada di Serawak, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Sementara itu Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalsel Difriadi Darjat mengatakan tema yang diusung untuk tahun 2018 adalah “Dengan Budaya dan Pariwisata Kita Bergerak Membangun Kalimantan Untuk Lebih Sejatera”. Menurutnya, festival ini merupakan menghadirkan kekayaan, kearifan lokal masyarakat Kalimantan, baik dalam bentuk seni budaya maupun kultur pembaruan yang dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika. Difriadi menambahkan kegiatan ini merupakan sarana promosi dan publikasi seni dan budaya masyarakat Kalimantan.
Selain sebagai sarana promosi dan potensi seni dan budaya masyarakat Kalimantan, Festival Pesona Budaya Borneo II juga bertujuan untuk membangun komunikasi strategis pemasaran produk daerah di berbagai sektor, baik nasional dan internasional. Meningkatkan kreativitas masyarakat di bidang pengembangan IPTEK, seni dan budaya, membangun daya saing ekonomi masyarakat Kalimantan, dan sebagai sarana hiburan interaksi dan sosialisasi yang bersifat edutainment kepada masyarakat luas, serta mendorong kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Festival ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan dan memberi pengetahuan kepada para peserta dan pengunjung mengenai keanekaragaman budaya dan kearifan lokal Kalimantan yang harus terus dijaga dan dilestarikan bersama.
Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Pameran Seni Koleksi Istana Negara RI.
Pameran Seni Koleksi Istana Negara Republik Indonesia kembali digelar di Galeri Nasional Indonesia dari tanggal 3 hingga 31 Agustus 2018. Dengan tema "Indonesia Semangat Dunia", pameran ini menampilkan 45 karya lukisan, patung, kriya, kristal, dan arsip yang mengisahkan kisah-kisah perjuangan mengekspresikan semangat bangsa Indonesia termasuk Asian Games 1962. 45 karya seni tersebut merupakan koleksi dari Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Tampaksiring, Istana Yogyakarta, dan Istana Kepresidenan Cipanas.Total ada karya dari 34 seniman besar Indonesia dan luar negeri yang karyanya dikoleksi oleh Istana Kepresidenan Republik Indonesia sejak zaman Soekarno. Beberapa karya maestro seperti Raden Saleh, Basoeki Abdullah, Nyoman Gunarsi, dan masih banyak lainnya.
Menurut kurator pameran Amir Sidharta, pameran bertajuk "Indonesia Semangat Dunia" ini diharapkan bisa mencerminkan semangat antarbangsa dan diplomasi budaya Indonesia di masa lalu. Salah satunya adalah patung Sang Penombak karya Roberto Juan Capurro yang diberikan Presiden Argentina Arturo Frondizi kepada Presiden Sukarno untuk mempererat hubungan kedua negara.
Karya lain yang dipamerkan adalah lukisan Berburu Banteng karya Raden Saleh Syarif Bustaman. Karya ini merupakan contoh diplomasi budaya antara Indonesia dengan Belanda karena dibuat sebagai kenang-kenangan untuk Raja Willem III sebelum Raden Saleh kembali ke tanah air pada 1851. Persahabatan antarbangsa juga tersirat dalam koleksi kristal Asian Artist in Crystal yang dibuat pada pertengahan 1950-an oleh perusahaan kaca Steuben. Dari 36 kristal dalam seri tersebut, terdapat tiga karya perupa Indonesia yaitu 'Bima dan Ular' karya Basoeki Abdullah, 'Tarian Pura' karya Agus Djaya, dan 'Ngaben' karya Made Djata. Ketiganya diserahkan oleh Dubes Amerika untuk Howard Jones kepada Sukarno di Istana Cipanas pada 1 Agustus 1959. Selain karya-karya tersebut, turut dipamerkan patung Pemanah yang dipesan Sukarno di sebuah studio di Hungaria pada 1960 dan 1961 yang merupakan lambang kesatria bangsa Timur dan Selatan.Selain pameran karya seni, pengunjung juga dapat ikut dalam berbagai rangkaian acara yang telah disiapkan panitia. Ada workshop membuat sketsa dari KamiSketsa GalNas, program bimbingan edukasi menjadi apresiator seni, dan lomba lukisan kolektif pelajar tingkat nasional. Semua kegiatan tak dipungut biaya alias gratis, termasuk untuk menikmati pameran. Waktu kunjungan berlangsung setiap hari dari pukul 10.00-20.00 WIB, kecuali pada Hari Raya Idul Adha, 22 Agustus 2018, dimana pameran ini ditutup sementara.
Pelangi Nada edisi kali ini, Voice Of Indonesia menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Iwan Fals. Mengawali perjumpaan, saya putarkan sebuah lagu berjudul "Sarjana Muda". Iwan Fals mengawali karier di dunia musik Indoensia. sejak tahun 1975. Kini nama Iwan Fals menjadi salah satu penyanyi papan atas yang melegenda di Indonesia yang beraliran balada, pop, rock, dan country. Lagu “Sarjana Muda” telah anda dengar menjadi singel hits yang turut memopulerkan nama Iwan Fals. Lagu hits ini terdapat dalam album profesional Iwan Fals yang pertama, bertajuk "Sarjana Muda". Album yang dirilis pada bulan September 1981 berisi 10 lagu. Lagu "Sarjana Muda" menceritakan tentang seorang pemuda yang baru saja lulus kuliah dan menjadi sarjana. Berbekal ijazah sarjana, ia mencoba mencari pekerjaan. Namun, meski sudah mencari ke mana pun ia tak kunjung mendapat pekerjaan. Lagu ini menggambarkan pelajar sekolah yang hanya mengejar nilai tinggi, bukan meresapi ilmu yang didapat selama sekolah.lagu berikutnya yang akan saya putarkan merupakan lagu yang juga terdapat dalam album "Sarjana Muda". Ini lah lagu "Oemar Bakri". Selamat mendengarkan....
demikian lagu “Oemar Bakri” yang dinyanyikan oleh Iwan Fals. Lagu ini menjadi salah satu lagu andalan dalam album "Sarjana Muda. Bahkan lagu "Oemar Bakri" sangat melegenda hingga dinobatkan menjadi salah satu dari "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" versi majalah Rolling Stones Indonesia. Lagu "Oemar Bakri" bercerita tentang seorang guru yang jujur dan pandai sehingga mampu melahirkan tokoh-tokoh di negeri yang makmur. Namun, penghargaan atas jasnya tidak sepadan.
Lagu "Oemar Bakri" menggunakan unsur dixieland yaitu suatu unsur musik jazz yang biasa dikenal dengan jazz awal. Unsur dixieland ini merupakan hasil kolaborasi dengan Idris Sardi, seorang pemain biola kawakan Indonesia. Pendengar, demikian pelangi nada pop nostalgia kali ini. Menutup perjumpaan saya hadirkan lagu Iwan Fals lainnya berjudul “Bento” dan “Kumenanti Seorang Kekasih”.