Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu destinasi wisata andalan dari Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki sebuah kabupaten bernama Kabupaten Maros. Di sini merupakan daerah wisata yang memiliki ragam cukup lengkap. Sebut saja Bukit Teletubies juga Hutan Pinus Bengo-Bengo. Namun tak jauh dari Sungai Pute, terdapat sebuah pemandangan yang luar biasa. Tempat tersebut merupakan Hutan Batu Rammang-Rammang.
tahun 2001, UNESCO memasukkan kawasan karst Maros sebagai kawasan cagar alam yang telah memenuhi 9 syarat. Di antaranya adalah keanekaragaman hayati yang unik dan sisa peninggalan manusia purba yang ada di beberapa dinding gua. Tempat ini merupakan karst terbesar kedua di dunia setelah kawasan karst di Yunnan, Tiongkok Selatan.
penamaan Rammang-Rammang ini berasal dari bahasa daerah Sulawesi Selatan, artinya awan atau kabut. Masyarakat setempat memberi nama tempat ini Rammang-Rammang karena setiap pagi hari atau kala hujan, tempat ini biasanya diselimuti awan atau kabut. Saat kabut menyelimuti kawasan ini, ditambah adanya gugusan pilar-pilar batu di areal persawahan penduduk, membuat pemandangan terlihat begitu eksotis.
destinasi wisata Rammang-Rammang berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Letak desa ini sekitar 40 km di sebelah utara Kota Makassar. Untuk menjangkaunya, kawasan ini dapat ditempuh melalui jalur darat dengan kendaraan bermotor. Jika berangkat dari Kota Makassar, bisa ditempuh dengan waktu sekitar dua jam. Namun jika langsung dari Bandara Hasanuddin, waktu tempuhnya bisa hanya 30 menit saja.
Pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu Melayu. Mengawali, Pelangi Nada Melayu kali ini saya putarkan lagu “SELAYANG PANDANG” , dinyanyikan oleh IYETH BUSTAMI. Lagu bertemakan cinta ini bercerita tentang seseorang yang merayu pasangannya. Ia memuji kecantikan pasangannya dan memendam rindu terhadapnya.
anda baru saja mendengarkan lagu melayu berjudul “SELAYANG PANDANG”. Lirik lagu ini merupakan pantun 4 baris dengan sajak a-b-a-b. Diciptakan oleh Lily Suhairy, lagu ini sangat populer di tahun 1950-an. Meski termasuk lagu lawas, lagu ini masi tetap dikenang hingga kini. Sudah banyak penyanyi yang menyanyikan lagu SELAYANG PANDANG, termasuk IYETH BUSTAMI. Lagu SELAYANG PANDANG milik IYETH BUSTAMI dipopulerkan Mei 1994 dalam album POP MELAYU 40-60.
Lagu melayu IYETH BUSTAMI lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul SRI MERSING. Lagu melayu ini bercerita tentang nasehat kehidupan. Meski nasib kurang beruntung, namun harus tetap bersyukur tingal di negara aman dan makmur. Kali ini, saya putarkan lagu SRI MERSING.
lagu berjudul SRI MERSING yang dinyanyikan oleh IYETH BUSTAMI baru saja anda dengarkan. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini berada di album POP MELAYU 40-60. Lagu SRI MERSING berisi pantun nasehat yang terdiri dari dua baris sampiran dan dua baris isi. Orkes Melayu dimainkan untuk mengiringi lagu ini. Alat musik yang digunakan dalam orkes tersebut, seperti Accordion, Guitar, Biola dan Gambus.
Mengakhiri Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu berjudul “HANG TUAH” yang dinyanyikan oleh IYETH BUSTAMI hadir ke ruang dengar anda. Diciptakan oleh Husni Thamrin, lagu ini bercerita tentang sosok Hang Tuah, laksamana dari kesultanan Malaka.
Dalam edisi Warna Warni kali ini informasi mengenai Festival Gamelan Internasional. Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon (alat musik pukul logam), gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya. Instrumennya merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Menjadi bagian kehidupan masyarakat Jawa, istrumen musik ini telah mengalami persebaran, bukan saja secara geografis, tetapi juga mengalami penyesuaian dari sisi bentuk, fungsi, dan posisi dalam masyarakatnya. Sudah sejak berabad lalu, gamelan menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara bahkan hingga ke pelosok dunia, membentuk berbagai komunitas gamelan di Eropa, Amerika, Australia, dan Asia.
Telah menyebar ke berbagai belahan dunia, sebuah festival bertajuk Festival Gamelan Internasional digelar untuk mengundang kembali kelompok-kelompok gamelan yang berdiaspora di berbagai belahan dunia. Festival ini menjadi momentum silaturahmi dan ziarah kebudayaan untuk membangkitkan serta merawat ingatan-ingatan untuk mengkonstruksi kembali identitas melalui proses estetis ensambel gamelan. Festival yang digelar 9 hingga 16 Agustus 2018 di Solo ini mengangkat tema "Homecoming" atau pulang kampung. Puluhan maestro gamelan yang menyebarkan kesenian tersebut ke penjuru dunia akan pulang ke tempat asal gamelan di Indonesia, salah satunya Solo. sekurang-kurangnya 19 kelompok gamelan luar negeri dan 33 kelompok gamelan dalam negeri, serta belasan peneliti/ahli gamelan, akan pulang kampung ke Solo untuk tampil di Festival Gamelan ini.
Dalam 10 hari penyelenggaraan, akan ada berbagai rangkaian acara mulai dari pertunjukan yang mencakup opening ceremony, dan berbagai konser. Lalu ada konferensi dengan berbagai tema, pemutaran film, pameran sejarah, ekspresi dan spirit gamelan, penerbitan, dan acara sastra. Rangkaian acara ini akan digelar di beberapa tempat ikonik Solo, seperti Benteng Vastenburg, Slamet Riyadi, Dalem Joyokusuman, Lokananta, Bentara Budaya Solo, dan lainnya. Selama acara berlangsung, wisatawan dapat mengikuti semua rangkaian acara tanpa pungutan biaya alias gratis.
Hari ini akan memperkenalkan Taman Wisata Edukasi dan Wisata Pertanian. Bengkulu, salah satu provinsi di pulau Sumatera ini identik dengan Bunga Raflesia Arnoldi. Provinsi inilah yang menjadi habitat bunga terbesar di dunia ini. Selain itu Bengkulu juga makin dikenal kerena salah satu founding father Indonesia, Soekarno pernah diasingkan dan menikah disini. Kini, rumah pengasingan Soekarno menjadi salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi di Bengkulu. Selain wisata sejarah, beragam aktivitas wisata menarik juga bisa nikmati di Bengkulu. Salah satunya wisata edukasi, yakni Taman Wisata Edukasi dan Wisata Pertanian di Bengkulu Selatan. Berkunjung ke objek wisata ini, anda mendapatkan pengalaman berwisata yang lengkap. Wisatawan dari segala kalangan bisa mendapatkan ilmu pertanian modern, peternakan, belajar menjadi petani, membibit, memanen buah-buahan, wisata taman bunga, riset, pengenalan transportasi dan teknologi pertanian.
berwisata ke Taman Wisata Edukasi dan Wisata Pertanian tidaklah sulit. Jarak antara Kabupaten Bengkulu Selatan ke Bandara Fatmawati, di Kota Bengkulu sekitar 98 kilometer. Objek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Bengkulu sekitar 2,5 jam dengan trasportasi darat. Untuk masuk ke kawasan ini, anda diharuskan berjalan kaki. Rasa lelah anda akan terbalaskan dengan pemandangan hamparan bunga yang merekah di kiri kanan jalan. Anda juga akan disambut dengan beragam pohon buah seperti manggis, durian, nangka, rambutan, mangga yang berasal dari bibit berkualitas. Tak ketinggalan sepanjang jalan yang dilapisi beton itu terdapat pula tanaman kacang tanah. Pada beberapa bagian di pintu masuk juga terdapat tempat khusus ternak sapi dan kambing.
Tak jauh berjalan, anda akan disambut dengan gerbang yang dipenuhi tanaman buah labu besar yang bergelantungan. Melewati gerbang buah labu, terdapat hamparan tanaman ketela pohon, tanaman sayuran yang siap dipetik pengunjung. Di tengah taman terdapat mushala, disana ada beberapa penjual jajanan ringan dan air mineral. Jika anda haus dan lapar, anda bisa membeli minuman ringan dan air mineral disini. Di kawasan ini ada pula mushola berukuran sedang yang letaknya di atas bukit. Dari atas bukit ini, pemandangan alam indah membentang, hamparan bunga matahari, sawah, jagung, palawija dan lainnya. Di kawasan inilah banyak wisatawan yang berswapoto. Puas memanjakan mata dengan hamparan sawah dan bunga matahari, anda dapat memilih aktivitas lain, seperti belajar membibit tanaman atau memanen buah-buahan.
Taman Wisata Edukasi dan Wisata Pertanian memiliki luas sekitar 16,5 hektare. 6,5 hektare merupakan balai benih, 10 hektare lainnya adalah lahan kritis tak digarap. Namun berkat pendekatan teknologi dan kemampuan tenaga ahli, tanah kritis disulap menjadi lahan subur penuh dengan beragam tanaman. Di objek wisata ini terdapat 50 varietas tanaman berupa, buah, palawija, hortikultura, semusim dan padi jagung serta buah-buahan. Bagi wisatawan yang ingin ikut memanen atau memetik buah-buahan atau sayur-sayuran di kawasan wisata ini, Hasil petikan tersebut nantinya akan ditimbang lalu dibayar pada petugas taman. Pengunjung yang masuk ke taman tidak dipungut biaya alias gratis.