Hari ini kami akan memperkenalkan Desa Wisata Lerep. 24 hingga 25 Juli lalu telah digelar Festival Desa Wisata di Lapangan drh Soepardi, Sawitan, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Dalam ajang tersebut, 33 Kabupaten di Jawa Tengah mengirimkan perwakilan desa wisatanya untuk memperkenalkan potensi desa wisata di masing-masing kabupaten/kota. Provinsi Jawa Tengah sendiri punya 147 desa wisata yang sudah terverifikasi. Dari 147 desa wisata tersebut, ada 5 desa wisata unggulan yang telah siap dikunjungi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Salah satu yang akan kami perkenalkan kali ini adalah desa wisata Lerep.Desa Wisata Lerep terletak di kawasan Kecamatan Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah. Cukup dekat dari Kabupaten Ungaran, dan hanya 40 menit dari pusat Kota Semarang. Desa seluas 682 hektar terdiri dari 7 Dusun, yakni Dusun Indrokilo, Dusun Lerep, Dusun Soka, Dusun Tegalrejo, Dusun Lorog, Dusun Karangbolo dan Dusun Mapagan. Sebagian wilayahnya merupakan daerah perbukitan. Dengan topografi dataran tinggi, desa wisata Lerep memiliki pesona keindahan yang luar biasa. Pemandangan gunung ungaran terhampar jelas dari wilayah ini dan pepohonannya yang lebat membuat wilayah ini punya udara yang sejuk. Desa wisata ini juga memiliki potensi alam yang melimpah, seperti curug, hamparan sawah yang luas, pemandangan alam yang indah serta keanekaragaman hayati yang melimpah.
bagi anda yang berkunjung ke desa wisata Lerep, berbagai kegiatan wisata menarik telah menanti anda. Disini anda bisa belajar dan merasakan langsung bagaimana memproses susu murni mejadi aneka olahan pangan. Anda juga bisa belajar bagaimana memproses kopi, buah-buahan, biogas, dan ragam wisata agro lainya. Daya tarik obyek wisatanya pun tidak kalah menarik. Ada Air Terjun Indrokilo, tempat rekreasi keluarga kolam renang alami Watu Gunung, Embong Lerep, dan lainnya.
Desa Lerep juga punya wisata budaya, dimana Desa ini memiliki kawasan wisata berbasis seni, seperti Kampung Seni Lerep. Bangunan utama Kampung Seni Lerep berbentuk Limasan dengan dua tingkat. Selain itu bangunan ini juga dimanfaatkan sebagai museum untuk menyimpan barang yang mengandung unsur seni, seperti misalnya gelas, piring, dan guci. Di dalam Kampung Seni juga ada jembatan panjang yang di bawahnya merupakan bangunan theater. Kemudian ada Watu Gunung. Watu Gunung merupakan kawasan desa wisata yang mengandung nilai artistik. Watu Gunung merupakan tempat wisata yang memiliki beberapa bangunan tua berbentuk joglo dengan konsep danau buatan. Nuansa di Watu Gunung terasa sejuk dan nyaman karena dapat melihat Gunung Ungaran secara lebih jelas. Bagi anda yang ingin bermalam, tersedia homestay untuk menampung puluhan orang. Tidak ketinggalan pula ada warung, rumah makan, dan toko oleh-oleh sederhana khas desa ini.
Pada edisi kali ini, akan sajikan lagu-lagu dari grup musik Soulvibe. Sebagai pembuka, berikut satu lagu berjudul "Sahabat Sejati". Soulvibe merilis lagu "Sahabat Sejati" pada tanggal 4 Mei 2018. Lagu "Sahabat Sejati" sebelumnya dipopulerkan oleh grup band Sheila on Seven. Oleh Soulvibe, lagu "Sahabat Sejati" pun dibawakan dengan nuansa pop-jazz tanpa menghilangkan esensi lagunya.
demikianlah lagu berjudul "Sahabat Sejati" oleh Soulvibe. Soulvibe adalah sebuah band asal Indonesia yang resmi berdiri pada 28 Maret 2005. Nama Soulvibe merupakan singkatan dari "Sounds of Universal Love; Various Instrument Behaviour". Anggotanya ada tiga orang yaitu Bayu Adiputra Imran (vokal), Ramadhan Handyanto Jiwatama (bass), dan Mohamad Caesar Rizal (drum).
selanjutnya mari kita dengarkan lagu yang menceritakan tentang seseorang yang tengah jatuh hati. Meski diri sendiri dan sang pujaan punya sifat yang bertolak belakang, pada akhirnya cinta pun jatuh pada sang pujaan. Setelah lama menahan, akhirnya diri pun harus mengatakannya - bak tertarik gravitasi. Pendengar, selamat mendengarkan Soulvibe dengan "Gravitasi" 。anda baru saja mendengarkan lagu berjudul "Gravitasi" oleh Soulvibe. Kiprah Soulvibe dalam blantika musik Indonesia sudah tidak perlu diragukan. Apalagi sejak muncul, Soulvibe sudah sering mencicipi panggung-panggung jazz papan atas, contohnya adalah Jazz Goes to Campus FE UI pada 2006 dan Java Jazz 2007. Aksi mereka di atas panggung menegaskan bahwa Soulvibe bukanlah sekedar band rekaman.
Warna Warni kali ini informasi mengenai ASEAN CAR FREE DAY. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), meluncurkan The regional wide ASEAN CAR FREE DAY (CFD), atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor Asean, yaitu Program pembatasan kendaraan bermotor di beberapa jalan tertentu di kota-kota besar ASEAN.Peluncuran ASEAN CAR FREE DAY dilakukan di ibukota negara Indonesia, Jakarta, dimana kantor sekretariat ASEAN berada, pada Minggu pagi tanggal 5 Agustus 2018. Dua negara anggota ASEAN lainnya yaitu Brunei Darussalam dan Malaysia, juga ikut bergabung dalam kegiatan yang sama, yang dilakukan secara serentak di negara masing-masing.
pada peluncuran ASEAN CAR FREE DAY di kantor Kementerian Koordinator untuk Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi, memuji komitmen sektor kesehatan ASEAN dalam mempromosikan gaya hidup sehat untuk segala usia menuju Komunitas ASEAN yang sehat.
Dato Lim juga menjelaskan bahwa inisiatif ini menganjurkan promosi aktivitas fisik sebagai cara untuk memerangi ancaman yang meningkat dari penyakit tidak menular. Ia mengundang seluruh negara-negara anggota ASEAN, terutama negara-negara dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi, untuk mengikuti langkah dari beberapa negara anggota ASEAN yang sudah memulai pelaksanaan CAR FREE DAY di negara mereka.
Sekretaris Jenderal ASEAN mengharapkan, ASEAN CAR FREE DAY ini dapat menjadi solusi dari keprihatinan negara-negara di kawasan ASEAN terhadap ancaman berbagai penyakit, seperti jantung, paru-paru, kanker, dan diabetes. Dan mampu menghindarkan orang-orang muda di masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah dari kematian dini akibat penyakit tidak menular yang menyebabkan hilangnya produktivitas dan konsekuensi sosial-ekonomi.
Selain dari alasan kesehatan dan manfaat dari aktivitas fisik dan promosi gaya hidup sehat, ASEAN Car Free Day juga diharapkan dapat mendukung pembangunan dan keterlibatan masyarakat dengan mempertimbangkan inisiatif lain yang mungkin dapat dibangun di sekitar hari bebas kendaraan bermotor.
Sekretaris Jenderal ASEAN, Dato Lim Jock Hoi, mengucapkan selamat kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan yang dipimpin oleh Menteri Dr. Nila Djuwita Farid Moeloek yang telah memimpin peluncuran ASEAN Car Free Day, untuk memenuhi komitmen para Pemimpin ASEAN untuk mempromosikan budaya gaya hidup sehat, seperti yang dianut dalam Deklarasi ASEAN tentang Budaya Pencegahan yang disahkan di Manila pada bulan November 2017.
Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu kuliner khas dari Bengkulu.
Indonesia terkenal memiliki beragam kuliner tradisional yang unik dan lezat. Keunikannya tersebut bisa berasal dari bagaimana cara mengolahnya. Ada makanan tradisional yang diolah dengan cara fermentasi agar mencegah makanan membusuk. Salah satunya adalah Lemea, makanan yang berasal dari Kabupaten Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara.Lemea merupakan makanan fermentasi khas suku Rejang. Suku Rejang adalah salah satu suku bangsa yang banyak tersebar di Provinsi Bengkulu. Bahan utama dari makanan fermentasi ini yaitu rebung atau bambu muda yang banyak memiliki nutrisi seperti protein, asam amino, karbohidrat, dan antioksidan. Biasanya dalam Lemea, rebung tersebut dicampur dengan ikan lalu difermentasikan. Ikan yang digunakan biasanya ikan mujair atau sepat.proses pembuatan Lemea tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebab dalam prosesnya, bahan dasar dari masakan ini harus difermentasikan terlebih dahulu yang membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Cara membuatnya pertama-tama campur rebung dan ikan yang sudah dipotong-potong. Kemudian aduk-aduk campuran kedua bahan tersebut. Setelah itu diamkan selama tiga hari dalam wadah tertutup. Setelah tiga hari, hasil fermentasi diolah kembali dengan cara dimasak dengan campuran santan dan bumbu seperti, bawang merah, bawan putih, cabai, serai, gula, dan garam.Lemea memiliki citarasa yang khas, terasa unik, namun tak kalah lezat dengan kuliner tradisional daerah lainnya yang ada di Indonesia. Rasa asam yang didapat dari hasil fermentasi dan pedas dari bumbunya membuat siapapun yang mencoba akan selalu terbayang akan kelezatannya. Hingga saat ini masih banyak yang menikmati kuliner tradisional khas Bengkulu ini. Bahkan, hasil olahannya ada yang dikemas dalam kaleng dan diekspor ke Jepang. Di Bengkulu sendiri kuliner ini masih menjadi menu makanan rumah sehari-hari. Jika anda tertarik untuk menyicipi Lemea, anda tidak akan kesulitan menemukannya karena banyak rumah makan yang menjual menu tersebut.//