Pisang merupakan suatu komoditi yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Yang menjadi alasan digemari buah yang berwarna kuning ini adalah harganya yang cukup terjangkau dan juga memiliki kandungan gizi serta vitamin yang cukup untuk menyehatkan badan. Pohon pisang merupakan tanaman yang multiguna. Hal ini disebabkan karena setiap bagian dari pohon pisang bermanfaat mulai dari daun, buah, batang, maupun akarnya. Namun, pemanfaatan pohon pisang selama ini masih kurang optimal, karena masyarakat cenderung hanya memanfaatkan daun, buah, maupun akarnya sementara batang atau pelepahnya jarang digunakan. Pemanfaatan pelepah pisang selama ini masih bersifat konvensional seperti digunakan sebagai tali pengikat, wayang kulit, pakan ternak, rakit, perlengkapan pada ritual budaya (pernikahan) serta kegiatan keagamaan dan sebagian dibiarkan membusuk begitu saja, sehingga menjadi limbah.
Pelepah pisang memiliki banyak serat, bertekstur, dan kuat. Hal ini menunjukan pelepah pisang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku produksi. Melihat potensi ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta-UNY mengembangkan pelepah pisang menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai tambah. Produk tersebut berbentuk sajadah yang dinamai ‘Sapasang’ (Sajadah Pelepah Pisang).'Sapasang' dikembangkan oleh Erni Nur Bayinah dan Selvia Zuni Murningsih dari Program studi-Prodi Manajemen Pendidikan, Novia Haryani Prodi Psikologi, Nursyifa Sundari Prodi Biologi dan Vina Mathlaul Ilma dari Prodi Pendidikan Ekonomi.
Proses pembuatan Sapasang dimulai dari tahapan pengeringan pelepah pisang hingga kadar airnya kurang lebih 20 persen, lalu dijemur selama tujuh hari dan dipotong-potong. Lalu, pelepah dianyam jadi sajadah dan dilapisi kain perca agar empuk. Pola didesain dan digambar, lalu dilukiskan di sajadah. Tahap terakhir baru dikemas dan dipasarkan.Sajadah sendiri adalah alat yang biasanya digunakan kaum Muslim untuk menjaga agar tetap terjaga kebersihannya ketika melaksanakan salat. Sajadah pada umumnya memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengkover seluruh bagian tubuh ketika melakukan sujud agar tetap bersih selama salat. Ukuran sajadah pada umumnya 0.91 m × 1.5 m atau 1.2 m × 1.8 m.
Pelangi Nada Melayu kali ini saya putarkan lagu “Khayalan dan Penyair” , dinyanyikan oleh Hasnah Tahar. Lagu melayu ini bercerita tentang seseorang yang hidup di dunia khayalan, layaknya kehidupan sang penyair. Pendengar, inilah Hasnah Tahar dengan “Khayalan dan Penyair”
, anda baru saja mendengarkan lagu berjudul “Khayalan dan Penyair”. Dekade 1950-an Hasnah Tahar masuk dapur rekaman pertama kali dengan label musik “Irama” asuhan Sujono Karsono (Mas Jos) dengan lagunya Chajalan dan Panjair (Khayalan dan Penyair). Lagu ciptaan Husien Bawafie ini dinyanyikan oleh Hasnah Tahar dengan iringan musik Orkes Melayu Bukit Siguntang pimpinan A. Chalik. Lagu Khayalan dan Penyair kemudian dipopulerkan kembali oleh group musik D’lloyd.
Lagu melayu Hasnah Tahar lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul ‘Aiga”. Diciptakan oleh A.Chalik, lagu ini bercerita tentang Aiga, Sang kekasih yang telah pergi jauh. Kepergian sang kekasih ini membuatnya sedih dan termenung selalu. Mari, dengarkan lagu berjudul “Aiga” berikut ini! Selamat mendengarkan!
lagu berjudul AIGA yang dinyanyikan oleh Hasnah Tahar baru saja anda dengarkan. Bertemakan patah hati, musik lagu AIGA pun sendu sesuai dengan lirik-lirik lagunya. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ‘Aiga” diiringi oleh Orkes Melayu Bukit Siguntang dan sudah dipopulerkan oleh banyak penyanyi Indonesia. Bahkan lagu ini pun punya aransemen dalam bentuk lagu dangdut. Hasnah Tahar adalah penyanyi dan aktris Indonesia kelahiran Singapura. Hasnah mengawali kariernya sebagai penyanyi lagu-lagu Melayu. Namanya terus menanjak sebagai penyanyi berlanggam Melayu, dengan diiringi orkes melayu Bukit Siguntang dan Sinar Medan. Mengakhir Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu Hasnah Tahar berjudul KUDAKU LARI segera hadir ke ruang dengar anda.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Gerhana Bulan Total Terlama Abad ini. fenomena astronomi langka akan terjadi di akhir bulan Juli ini. Tepatnya, pada 28 Juli mendatang, gerhana bulan total atau dikenal dengan sebutan blood moon akan berlangsung. Menariknya, gerhana bulan total kali ini merupakan yang terlama di abad 21. Gerhana bulan total kali ini akan terjadi sekitar satu jam 43 menit. Gerhana bulan total terjadi karena posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada di posisi satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.
Gerhana bulan total terlama sepanjang abad 21 ini dapat dinikmati oleh masyarakat yang berada di wilayah Australia, sebagian Eropa, dan Asia. Masyarakat di Indonesia dapat menikmati gerhana Bulan total mulai dari jam 00.13 WIB hingga 06.30 WIB. Puncaknya terjadi pada jam 03.00 hingga 04.13 WIB. Fenomena ini tentunya dapat dinikmati dengan dukungan cuaca cerah yang berada di daerah masing-masing. Berbeda dengan gerhana matahari, pada peristiwa gerhana bulan total ini masyarakat tidak perlu menggunakan alat khusus untuk melindungi mata ketika ingin melihat momen tersebut.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melaporkan seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati fenomena gerhana bulan total terlama itu. Untuk wilayah Jawa, Bali, dan sebagian Kalimantan serta Sumatera, gerhana bulan total akan teramati dari awal sampai gerhana sebagian berakhir. Gerhana bulan total ini berlangsung lebih lama, karena jarak bulan terhadap bumi pada titik terjauh. Kemudian pada saat itu lintasan bulan hampir di tengah bayangan bumi. Sehingga bulan berada dalam bayangan bumi lebih lama. Akibatnya gerhana bulan total bakal teramati dalam durasi waktu yang lama pula. NASA juga menambahkan gerhana bulan total berikutnya akan terjadi kembali pada 21 Januari 2019 dengan durasi selama satu jam dua menit.
Museum Mpu Purwa.satu Museum baru hadir di kota Malang, Jawa Timur, setelah pemerintah setempat melakukan revitalisasi selama beberapa tahun terakhir. Museum bernama Museum Mpu Purwa ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Muhadjir Effendi pada 14 Juli lalu. Dengan diresmikannya museum Mpu Purwa, Muhadjir Effendi berharap museum ini berfungsi lebih baik dalam aspek pendidikan maupun rekreasi, kemudian dapat dikembangkan untuk imajinasi dan kreativitas para siswa dan pengunjung. Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 210 Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Museum Mpu Purwa berdiri di atas tanah seluas 1.800 m2 dengan luas bangunan 1.200 m2.Museum Mpu Purwa diambil dari nama seorang brahmana di Tumapel yang bernama Mpu Purwa. Mpu tersebut memiliki seorang anak yang bernama Ken Dedes. Kelak, Ken Dedes akan menjadi permaisuri dari Ken arok, Raja Pertama Singosari. Museum Mpu Purwa punya 136 koleksi berupa arca dan prasasti dari masa prasejarah, Hindu, Budha, Hindu-Budha yang berasal dari Kerajaan Singasari hingga Majapahit. Sebanyak 58 koleksi ditampilkan untuk pengunjung, sedangkan sisanya disimpan. Museum Mpu Purwa buka dari Senin hingga Sabtu, khusus hari Minggu dan hari libur nasional museum ini tutup. Jam operasionalnya biasanya mulai pukul 8.00 hingga 16.00 WIB. Masuk ke Museum ini, anda tidak dipungut biaya alias gratis.Masuk ke dalam Museum Mpu Purwa, anda akan takjub, karena museum ini dikemas lebih milenial, dilengkapi teknologi modern. Semua koleksi museum ini telihat cerah dengan tata cahaya lampu. Di Museum ini, anda akan dimudahkan untuk mendapat informasi tiap koleksi i meski tanpa pemandu. Sebab museum menggunakan teknologi QR Code atau sistem scaning. Anda bisa mendapat informasi berbentuk digital sekaligus langsung mengunduhnya di telepon cerdas milik anda. Di dalam museum ini juga terdapat ruang multi media. Anda bisa menikmati film tentang sejarah Kerajaan Singasari yang diputar di ruangan ini. Seluruh fasilitas itu disediakan agar anda bisa menikmati museum dengan cara berbeda.Banyak koleksi bernilai sejarah tinggi di Museum Mpu Purwa. Patung Joko Dolog misalnya yang bersanding dengan sebuah Makara dengan motif ikan dan gajah yang menghadap ke pintu gerbang utama. Menurut informasi, Makara ini ditemukan di Dukuh Njoyo, Merjosari, Lowokwaru. Ada pula Prasasti Muncang yang ditemukan di Desa Blandit Wonorejo Singosari. Prasasti yang masih utuh dan tampak indah ini berisi tentang pembebasan Desa Muntjang dari segala pajak kerajaan. Total ada 136 arca yang menjadi koleksi di museum ini. Ada Arca Dewa Siwa, Arca Ganesha, Arca Resi Guru, dan lain-lain. Arca Ganesha Tikus dari Kerajaan Kediri menjadi peninggalan bersejarah yang bisa dibilang paling istimewa di museum ini. Konon yang tersimpan di Museum Mpu Purwa ini merupakan satu-satunya Arca Ganesha di Indonesia dan tidak ada di museum lainya.