Lobang Kacamata sebenarnya merupakan lokasi penambangan emas peninggalan Belanda, yang terletak di Desa Lebong Tambang, Kecamatan Lebong Utara yang berjarak kurang lebih 2 Km dari pusat kota provinsi Bengkulu. Saat ini oleh masyarakat setempat dijadikan tempat penambangan tradisional. Aktivitas penambangan emas tradisional ini merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan yang ingin melihat dari dekat cara penambangan emas tersebut. Dan karena bentuk lobang yang unik menyerupai kacamata, maka masyarakat sekitar memberi nama lobang Kacamata.
obyek wisata Lobang Kacamata merupakan bukti sejarah penjajahan kolonial Belanda di Indonesia, khususnya di Kabupaten Lebong. Goa ini terletak di dalam bukit atau di dinding bukit berbatu yang merupakan salah satu pintu masuk ke dalam lokasi penambangan dengan ukuran luas lobang lebar kurang lebih 2 meter dengan ketinggian kurang lebih 4 meter dari dasar tanah. Goa di dalam lobang ini sangat jelas terlihat serta menggambarkan bahwa begitu besarnya aktifitas penambangan emas dan perak yang dilakukan pada waktu itu. Dahulu Lebong kaya dan terkenal karena emas dan peraknya. Salah satu bukti sumbangsih dari Lebong adalah Puncak emas Tugu Monas yang berdiri megah di ibukota Jakarta saat ini adalah berasal dari Lebong.Untuk mencapai obyek wista ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum. Saat ini aktivitas penambangan emas dan perak di sekitar goa ini masih tetap berjalan tetapi bersifat tradisional yang merupakan daya tarik sebagai wisata sejarah bagi masyarakat untuk berkunjung sekaligus melihat bagaimana proses aktivitas penambangan, penyaringan dan sampai dengan tahap pembuatan menghasilkan emas dan perak. Sejak tahun 2011 obyek wisata lobang kacamata sudah mulai dimanfaatkan sebagai lokasi outbond dan flying fox.
Bireuen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Aceh. Jaraknya 223 kilometer dari pusat kota Banda Aceh, ibukota provinsi aceh. Kabupaten ini dijuluki sebagai “Kota Juang”. Julukan ini diberikan karena waktu zaman perang dahulu, Bireuen menjadi pusat perjuangan dalam menghadapi setiap serangan penjajah. Tak hanya dikenal sebagai Kota Juang, kabupaten ini juga dikenal dengan keindahan alamnya. Bireuen menyimpan kekayaan wisata yang bisa anda nikmati, seperti Air Terjun Samalanga, Pantai Jangka, Pemandian Batee Illek, Pantai Ujong Blang dan Pantai Kuala Raja.
puas menikmati pesona alam kota Bireuen, coba nikmatilah juga beragam kuliner khasnya. Salah satunya Pulut Hijau. Pulut Hijau merupakan kue basah bercita rasa manis khas Aceh. Pulut hijau ini tebuat dari beras ketan, santan , gula dan daun pandan yang menghasilkan warna hijau. Proses pembuatannya sangat sederhana. Prosesnya pun mudah. Awalnya semua bahan dicampur, kemudian di bungkus dengan daun pisang. Selanjutnya di bakar dengan menggunakan arang. Saat dimasak, aroma harum dari daun pandan pun akan tercium dengan jelas. Karenanya, banyak pedagang Pulut Hijau yang meletakkan tempat pembakaran pulut itu di depan warung, agar aroma wangi pulut menarik minat pembeli.ketika disantap, rasa manis dan gurih pulut hijau langsung terasa. Cemilan ini biasa dikonsumsi langsung setelah di bakar atau bisa juga di makan dengan kombinasi lain misalnya durian, air tebu, kopi dan sebagainya. Harganya juga relatif murah, sekitar Rp.1000 per potong. Untuk menikmati kuliner ini, anda bisa menikmatinya di daerah Cot Batee Geuleungku . Disana banyak penjual menjajakan kuliner ini.Cot Batee Geuleungku merupakan wilayah yang terletak dipinggir jalan lintas Medan-Aceh dan merupakan lokasi peristirahatan dalam perjalanan. Bagai anda yang sedang menuju Aceh dari Medan menggunakan transportasi darat. Anda bisa singgaj di Cot Batee Geuleungku. Selai pulut di lok asi ini juga tersedia berbagai makanan dan minuman khas Aceh, seperti Mie Kocok ataupun Rujak Aceh yang segar.
Mata adalah salah satu pancaindra penting yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari. Cara bekerja mata yaitu menerima rangsang berupa cahaya sehingga mampu membedakan warna, melihat objek dari jarak jauh, dan merespons cahaya. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada penderita katarak. Sebab, penderita gangguan penglihatan ini memiliki bagian lensa mata yang mengalami kekeruhan sehingga cahaya yang seharusnya masuk tidak dapat menembus sampai retina dan mengakibatkan penglihatan kabur atau buram.WHO menyatakan bahwa pada 2020 setiap menitnya akan ada 1 orang di Indonesia buta karena katarak. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun di tangan seorang inovator keterbatasan tersebut justru melahirkan sebuah pemikiran cemerlang, salah satunya yang dilakukan oleh para founder CekMata.com. Mereka terdiri dari Caesar Givani, seorang dokter residen penyakit dalam, Sylvester Albert Samadhi, seorang programmer dengan spesialisasi Machine Learning Specialist. Terakhir Ivan seorang serial entrepreneur. CekMata.com merupakan sebuah platform berbasis web yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk membantu masyarakat mendeteksi dini kemungkinan katarak di matanya. Prosesnya cukup sederhana, pengguna hanya cukup mengunjungi situs lalu mengunggah foto matanya secara close-up. Dari pigmen yang ada, sistem akan melakukan deteksi membedakan mata normal dan katarak. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. AI akan mendeteksi berdasarkan data-data kesehatan yang telah dimasukkan oleh pengguna. Sedangkan Machine learning sendiri merupakan tipe pemograman yang mampu membuat smartphone meningkatkan kemampuan mereka tanpa bantuan dari manusia.Pengguna yang hendak memakai layanan ini dapat mengunjungi situs web cekmata.com. Cukup melakukan login dengan akun Google atau Facebook, kemudian memotret secara close-up mata diri sendiri, dan machine learning akan mendeteksi apakah mata itu sehat atau ada gejala katarak. Dengan cara mendeteksi pigmen yang ada untuk membedakan mata normal dan katarak.Jika pengguna terindikasi mengalami katarak, machine learning bakal memberi rekomendasi klinik atau rumah sakit terdekat yang bisa memberi pengobatan kepada pengguna.Kedepannya, para founder cekmata.com berharap akurasi hasil Cekmata ke level lebih tinggi, yakni 95 persen. Selain itu, mereka juga berharap adanya peningkatan pengguna yang signifikan di tahun ini.
Setelah pendeteksi katarak di mata, startup ini juga mulai membangun machine learning yang mampu mendeteksi tuberkulosis, pneumonia, dan cardiomegaly. Penyakit-penyakit itu diyakini dapat dideteksi dengan memindai hasil rontgen dan dianalisis oleh machine learning.Para ahli kesehatan ditargetkan juga dapat memanfaatkan teknologi machine learning untuk melengkapi diagnosis mereka, karena bukan tidak mungkin seorang dokter salah dalam memberikan diagnosis.
Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Kalimantan Tengah.
Walaupun ada beberapa bahasa yang digunakan suku Dayak, namun secara umum bahasa yang paling banyak dan digunakan secara luas di Kalimantan Tengah adalah bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia. Sebagian ahli bahasa berpendapat bahasa Banjar termasuk kelompok bahasa Melayu.Mengawali Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan sebuah lagu berjudul Bagasing Balogo dibawakan oleh Anang Ardiansjah. Lagu ini juga merupakan ciptaannya. Anang Ardiansjah sendiri dikenal sebagai salah satu pencipta lagu dan maestro asal Kalimantan. Bagasing Balogo adalah gabungan dari dua permainan tradisional di daerah Kalimantan. Bagasaing berarti gasing. Kata-kata ini kemudian digabungkan menjadi judul lagu sebagai simbol permainan tradisional. Lagu ini menceritakan tentang ramainya suasana permainan bagasing balogo. Permainan ini biasanya dilakukan oleh kaum lelaki baik dewasa maupun anak-anak saat mengisi waktu senggang. Karena itu lagu ini diciptakan dengan irama riang serta arransemen musik yang sesuai.
demikianlah lagu berjudul Bagasing Balogo yang dibawakan oleh Anang Ardiansjah. Lagu berikut, menggunakan bahasa Banjar yang berjudul “Tari Japin” yang dibawakan oleh Solichati, salah satu penyanyi lagu-lagu Banjar dari Kalimantan Tengah. Lagu-lagu Banjar yang dinyanyikannya dirangkum dalam sebuah album bertajuk Lagu Banjar Populer dalam String Etnis. Syair dalam lagu ini mengajak orang untuk menari japin. Selain untuk hiburan lagu seperti ini biasanya digunakan untuk mengiringi tarian japin. Tari Japin atau Zapin adalah tarian pergaulan Melayu yang dipengaruhi budaya Arab yang dapat ditemukan di wilayah Sumatera Utara, Riau Daratan dan kepulauan, dan beberapa wilayah di Kalimantan. Pendengar, selamat mendengarkan lagu “Tari Japin” oleh Solichati.untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari dengarkan 2 buah lagu Banjar berjudul “Amas Mirah” dan “Alahai Sayang” yang dibawakan oleh Solichati.