Mata adalah salah satu pancaindra penting yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari. Cara bekerja mata yaitu menerima rangsang berupa cahaya sehingga mampu membedakan warna, melihat objek dari jarak jauh, dan merespons cahaya. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada penderita katarak. Sebab, penderita gangguan penglihatan ini memiliki bagian lensa mata yang mengalami kekeruhan sehingga cahaya yang seharusnya masuk tidak dapat menembus sampai retina dan mengakibatkan penglihatan kabur atau buram.WHO menyatakan bahwa pada 2020 setiap menitnya akan ada 1 orang di Indonesia buta karena katarak. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun di tangan seorang inovator keterbatasan tersebut justru melahirkan sebuah pemikiran cemerlang, salah satunya yang dilakukan oleh para founder CekMata.com. Mereka terdiri dari Caesar Givani, seorang dokter residen penyakit dalam, Sylvester Albert Samadhi, seorang programmer dengan spesialisasi Machine Learning Specialist. Terakhir Ivan seorang serial entrepreneur. CekMata.com merupakan sebuah platform berbasis web yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk membantu masyarakat mendeteksi dini kemungkinan katarak di matanya. Prosesnya cukup sederhana, pengguna hanya cukup mengunjungi situs lalu mengunggah foto matanya secara close-up. Dari pigmen yang ada, sistem akan melakukan deteksi membedakan mata normal dan katarak. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. AI akan mendeteksi berdasarkan data-data kesehatan yang telah dimasukkan oleh pengguna. Sedangkan Machine learning sendiri merupakan tipe pemograman yang mampu membuat smartphone meningkatkan kemampuan mereka tanpa bantuan dari manusia.Pengguna yang hendak memakai layanan ini dapat mengunjungi situs web cekmata.com. Cukup melakukan login dengan akun Google atau Facebook, kemudian memotret secara close-up mata diri sendiri, dan machine learning akan mendeteksi apakah mata itu sehat atau ada gejala katarak. Dengan cara mendeteksi pigmen yang ada untuk membedakan mata normal dan katarak.Jika pengguna terindikasi mengalami katarak, machine learning bakal memberi rekomendasi klinik atau rumah sakit terdekat yang bisa memberi pengobatan kepada pengguna.Kedepannya, para founder cekmata.com berharap akurasi hasil Cekmata ke level lebih tinggi, yakni 95 persen. Selain itu, mereka juga berharap adanya peningkatan pengguna yang signifikan di tahun ini.
Setelah pendeteksi katarak di mata, startup ini juga mulai membangun machine learning yang mampu mendeteksi tuberkulosis, pneumonia, dan cardiomegaly. Penyakit-penyakit itu diyakini dapat dideteksi dengan memindai hasil rontgen dan dianalisis oleh machine learning.Para ahli kesehatan ditargetkan juga dapat memanfaatkan teknologi machine learning untuk melengkapi diagnosis mereka, karena bukan tidak mungkin seorang dokter salah dalam memberikan diagnosis.
Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Kalimantan Tengah.
Walaupun ada beberapa bahasa yang digunakan suku Dayak, namun secara umum bahasa yang paling banyak dan digunakan secara luas di Kalimantan Tengah adalah bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia. Sebagian ahli bahasa berpendapat bahasa Banjar termasuk kelompok bahasa Melayu.Mengawali Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan sebuah lagu berjudul Bagasing Balogo dibawakan oleh Anang Ardiansjah. Lagu ini juga merupakan ciptaannya. Anang Ardiansjah sendiri dikenal sebagai salah satu pencipta lagu dan maestro asal Kalimantan. Bagasing Balogo adalah gabungan dari dua permainan tradisional di daerah Kalimantan. Bagasaing berarti gasing. Kata-kata ini kemudian digabungkan menjadi judul lagu sebagai simbol permainan tradisional. Lagu ini menceritakan tentang ramainya suasana permainan bagasing balogo. Permainan ini biasanya dilakukan oleh kaum lelaki baik dewasa maupun anak-anak saat mengisi waktu senggang. Karena itu lagu ini diciptakan dengan irama riang serta arransemen musik yang sesuai.
demikianlah lagu berjudul Bagasing Balogo yang dibawakan oleh Anang Ardiansjah. Lagu berikut, menggunakan bahasa Banjar yang berjudul “Tari Japin” yang dibawakan oleh Solichati, salah satu penyanyi lagu-lagu Banjar dari Kalimantan Tengah. Lagu-lagu Banjar yang dinyanyikannya dirangkum dalam sebuah album bertajuk Lagu Banjar Populer dalam String Etnis. Syair dalam lagu ini mengajak orang untuk menari japin. Selain untuk hiburan lagu seperti ini biasanya digunakan untuk mengiringi tarian japin. Tari Japin atau Zapin adalah tarian pergaulan Melayu yang dipengaruhi budaya Arab yang dapat ditemukan di wilayah Sumatera Utara, Riau Daratan dan kepulauan, dan beberapa wilayah di Kalimantan. Pendengar, selamat mendengarkan lagu “Tari Japin” oleh Solichati.untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari dengarkan 2 buah lagu Banjar berjudul “Amas Mirah” dan “Alahai Sayang” yang dibawakan oleh Solichati.
Pelangi Nada edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Rafika Duri. nama Rafika Duri mulai dikenal di industri musik Indonesia pada tahun 1970-an. Namanya mulai terkenal sejak menyanyikan dua lagu ciptaan A. Riyanto yaitu “Hanya Untukmu” dan “Tertusuk Duri”. Tak hanya membuatnya dikenal masyarakat luas, Rafika Duri pun mendapat penghargaan Gayageum Awards pada Festival Lagu Internasional 1978 melalui lagu “Hanya Untukmu”. Lagu yang membuat penyanyi dengan sapaan Fika ini sukses besar, menceritakan tentang kisah seorang manusia yang tengah jatuh cinta. Setiap saat wajah yang dicintainya selalu terbayang.saya hadirkan kembali lagu berikutnya dari Rafika Duri, “Mengapa Harus Jumpa”.
Fika sebenarnya mulai terjun ke dunia tarik suara sejak usia 11 tahun. Kala itu, perempuan kelahiran Bangka 20 Januari 1960 ini menjadi juara I “pop singer” di Bangka. Sejak menjuarai kontes tersebut, Fika pindah ke Jakarta dan mengikuti kursus menyanyi. Setelah yakin akan kemampuannya dalam bernyanyi, Fika mengikuti kontes Bintang Radio dan Televisi tahun 1976. Saat itu, ia muncul bersama Harvey Malaiholo dan sama-sama berhasil keluar sebagai juara. Sejak itu, Fika dan Harvey Malaiholo sering berkolaborasi dan merilis beberapa lagu seperti “Cinta Pertama” dan “Permata Hati”. Lagu “Cinta Pertama” bercerita tentang seseorang yang masih memiliki rasa cinta terhadap cinta pertamanya meski tak lagi bersama. Sedangkan lagu “Permata Hati” bercerita tentang seseorang yang sangat mencintai pujaan hatinya hingga setiap malam ia merindukannya.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Tomohon International Flower Festival ke-8. .
Tomohon, salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara lokasinya sekitar 22 kilometer ke arah timur dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini berada di ketinggian kira-kira 700 hingga 800 meter diatas permukaan laut dan diapit oleh 2 gunung berapi aktif, yaitu Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, sehingga Tomohon punya kondisi tanah yang subur dan cuaca yang relatif sejuk. Hal inilah yang menjadi faktor pendukung masyarakat Tomohon membudidayakan berbagai tanaman bunga. Karena produksi bunganya yang besar dengan kualitas baik, pemerintah kota Tomohon mencitrakan dirinya sebagai kota bunga, sehingga samapi saat ini, Tomohon dikenal sebagai Kota Bunga.
Mengukuhkan diri sebagai kota Bunga, tiap tahunnya Tomohon menggelar festival bunga bertajuk Tomohon International Flower Festival (TIFF). TIFF 2018 digelar dalam upaya mempromosikan Tomohon yang semakin dikenal wisatawan sebagai pusat industri bunga terbesar di Indonesia, serta tujuan wisata lingkungan, ecotourism maupun agrotourism. Tahun ini, festival bunga ini akan digelar kembali pada 8 hingga 10 Agustus 2018 di Tomohon. Acaranya sudah diluncurkan tanggal 9 Juli kemarin oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menteri Pariwisata mengatakan penyelenggaraan event TIFF 2018 masuk dalam 100 Wonderful Events Indonesia 2018 dan memiliki kualitas berstandar nasional dengan benchmarking festival bunga internasional Pasadena, Amerika Serikat, yang sudah lama mendunia. Arief Yahya berharap, ke depan festival bunga ini akan semakin banyak menarik peserta dari mancanegara. Dilaporkan bahwa terjadi kenaikan wisatawan secara signifikan tiap tahunnya saat acara tersebut. Dari tahun 2016 hingga 2017, wisatawan mancanegara yang datang untuk TIFF dari 26.441 menjadi 39.000 orang. Untuk acara TIFF tahun ini ditargetkan kunjungan 90.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 500.000 wisatawan nusantara (wisnus).
TIFF 2018 mengangkat tema ‘Beautiful Tomohon, Sing with Flowers', untuk menegaskan bahwa Tomohon sebagai kota bunga memiliki alam yang indah yang dikaruniai banyak gunung, danau, dan air terjun. Tahun ini kontingen karnaval dari negara lain yang sudah ikut serta sudah ada 19 negara. Terdiri dari 11 negara anggota Council of Asian Flower Exhibition (CAFÉ), ditambah 8 lainnya mulai Ceko, Nepal, Pakistan, Jepang, Kazakhstan, dan Georgia. Rombongan festival dibatasi 30 kendaraan sepanjang 10 kilometer, untuk menjaga kualitas agar tidak terlalu panjang. Tempat yang digunakan masih di Lapangan Kota Tomohon, eks Rindam dengan latar Gunung Lokon. Rangkaian acara TIFF 2018 meliputi Tournament of Flowers (Flower Parade) dan Flower Fashion Carnival yang akan berlangsung di Jalan Protokol Kota Tomohon pada 8 Agustus 2017. Selain itu akan digelar pula Pameran Tourism, Trade, Investment, and Floriculture Expo serta Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara di Panggung Pameran Stadion Babe Palar Tomohon 7 hingga 12 Agustus 2018.