Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan fauna yang melimpah. Namun sayangnya fauna endemik Indonesia saat ini sudah sangat sedikit, bahkan sebagian fauna sudah ada yang punah. Selain itu, banyak anak Indonesia tidak mengenal fauna asli dan endemik Indonesia, bahkan sekedar mengetahui pun tidak.
Atas dasar inilah, lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berinovasi menciptakan permainan yang terinspirasi dari permainan Jumanji, yang diberi nama "Yokawan". Yokawan merupakan media permainan yang berisi tentang macam-macam fauna endemik Indonesia. Dengan metode bermain sambil belajar, Yokawan berusaha mengenalkan fauna endemik Indonesia mulai dari nama lokal, habitat asal, dan sebaran di Indonesia.Kelima mahasiswa tersebut yakni Hilma Rosmy Naziah, Huky Arvi Loany, Fanisya Febrianti Hernada, Sukma Dewi Heidy Santoso, dan Sri Wulan, yang berasal dari dua jurusan berbeda yakni Sains Komunikasi Pengembangan Masyarakat dan Ilmu Keluarga.Melalui permainan Yokawan, kelima mahasiswa IPB ini berhasil menciptakan nuansa baru belajar mengenal fauna endemik Indonesia dengan cara menyelesaikan misi di dalam permainan. Misi tersebut berupa mencapai titik tengah Yokawan secara bersamaan. Pemain yang terdiri dari empat orang, harus bekerja sama dan saling membantu memecahkan tantangan yang disediakan di papan permainan. Jika pemain tidak dapat memecahkan tantangan, maka akan mendapatkan sanksi berupa berkurang nyawa dan dilewati satu kali putaran permainan berikutnya.Cara bermain Yokawan seperti bermain permainan monopoli. Para pemain menggunakan karakter zoologist, masing-masing pemain memiliki 4 kartu pengetahuan. Kemudian pemain melempar dadu, angka dadu menunjukan jumlah langkah yang harus mereka ambil. Setiap berhenti mengambil kartu yang berisi tantangan pertanyaan. Jika tidak bisa menyelesaikannya, pemain dapat dibantu oleh pemain lainnya dengan konsekuensi harus memberikan 1 dari 3 kesempatan yang mereka miliki. Tantangan dan pertanyaan termasuk dalam komponen permainan dalam bentuk kartu. Tantangan Yokawan, misalnya, membuat puisi tentang Elang Jawa. Untuk pertanyaan, seputar hewan endemik di Indonesia.Salah satu kreator Yokawan, Huky Arvi Loany menjelaskan, permainan ini sudah diaplikasikan di beberapa tempat, di antaranya dimainkan anak-anak di sekitar rumah dari lima mahasiswi tersebut. Juga, di SD Negeri Cihideung Hilir 04, TPA Desa Cibanteng Bogor. Penyampaian Yokawan di sekolah SD Negeri Cihideung Hilir 04 Bogor, Jawa Barat, dilakukan dalam beberapa tahap.
Tahap pertama adalah Aloha (Ayo Lihat Hewan). Aloha dilakukan dengan menonton bersama-sama video hewan agar skema pemikiran anak terfokus pada hewan. Tahap kedua, Carita (Cari Tahu Ya) yakni menceritakan tentang hewan-hewan endemik di Indonesia beserta hal-hal menarik dari hewan endemik tersebut. Misalnya, perbedaan antara Badak Sumatera dengan Badak Jawa. Tahap ketiga adalah Kawan (Kusuka Hewan).Tahap ini dilakukan dengan bermain board game Yokawan. Tahap keempat adalah Everlasting, yang merupakan evaluasi dari permainan ini.Menurut Huky, hingga saat ini, mereka sudah memproduksi 7 set permainan Yokawan dan tidak diperjualbelikan. Untuk penyebarannya, masih menjajaki sejumlah pihak, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup karena ada rencana menempatkan Yokawan di taman nasional.
Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu kuliner dari Ngawi, Jawa Timur. tak banyak yang mengerahui tentang kuliner tradisional di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sebenarnya cukup banyak kuliner tradisional dengan rasa yang tak kalh dengan kuliner dari daerah lain. Sebut saja lethok, ledre, wedang cemue dan tahu tepo. Namun, kali ini, Pesona Indonesia akan membahas tentang Tahu Tepo.
Tahu Tepo atau ada juga yang menyebutnya Tepo Tahu, merupakan kuliner tradisional Ngawi yang berbahan dasar tepo, tahu dan aneka bahan tambahan lainnya. Tepo berasal dari Bahasa Jawa yang berarti kerucut. Hal ini merujuk pada bentuk dari lontong yang dipakai dalam kuliner Tahu Tepo. Makanan ini sekilas terlihat hampir mirip dengan lontong tahu atau kupat tahu. Tetapi tentu memiliki cita rasa khas yang berbeda.
cita rasa dari Tepo Tahu cukup unik. Kuahnya pedas, manis dan asam. Hal itu karena kuahnya terdiri dari kecap, air asam jawa, serta campuran bumbu seperti bawang putih, cabe rawit, gula merah, dan garam.
proses pembuatan Tahu Tepo ini yaitu dengan menyiapkan bahan utamanya terlebih dahulu, tepo dan tahu. Tahu dibalurkan dengan telor kemudian digoreng. Setelah siap, dipotong-potong bersama dengan tepo dan diletakkan di atas piring. Kemudian tambahkan irisan kol, tauge, kacang goreng dan bawang goreng. Terakhir, siram kuah di atasnya dan tabur dengan kerupuk.
pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu Melayu. anda baru saja mendengarkan lagu berjudul melayu berjudul DODOI SI DODOI yang dinyanyikan oleh Betharia Sonatha. Berasal dari daerah Jambi, lagu ini biasanya dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anaknya sebagai lagu pengantar tidur. Lagu Dodoi Si Dodoi tidak hanya sebagai penghibur saat sang anak tidur, melainkan juga sebagai sarana sang ibu bercerita tentang kegelisahan hatinya. Sang ibu berharap melalui lagu ini, sang anak dapat mendengarkan dan mengerti kegelisahannya. Betharia Sonatha bukannlah orang pertama yang mempopulerkan lagu ini. Sudah banyak penyanyi Indonesia lainnya yang membawakan lagu Dodoi Si Dodoi. Lagu Dodoi Si Dodoi berada pada album Dendang Terpopuler Melayu Deli. Sebelum lanjut mengupas lagu-lagu Melayu Betharia Sonata lainnya, mari dengarkan lagu berjudul MENGAPA KU TAK TAHU berikut ini.
lagu berjudul MENGAPA KU TAK TAHU baru saja anda dengarkan. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini masuk dalam album DENDANG TERPOPULER MELAYU DELI. Diciptakan oleh Husen Aidit, lagu ini bercerita tentang seseorang yang memendam rindu setiap hari kepada sang kekasih. Ia berharap bisa bertemu kelak dalam keadaan bahagia. Mengakhir pelangi nada Melayu kali lagu, lagu melayu Betharia Sonata berjudul TANJUNG KATUNG. Lagu ini terdiri dari pantun- pantun yang berirama. Lirik-liriknya berisi nasehat-nasehat. Sedang musik lagunya bertempo cepat, sangat cocok untuk bergoyang.
Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) digelar di kota Batu, Malang.
Kejuaraan dunia paralayang bertajuk Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) akan dihelat di Kota Batu. Kejuaraan skala internasional ini bakal berlangsung pada 13 hingga 15 Juli 2018 mendatang di Gunung Banyak, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur. PGAWC merupakan kejuaraan berseri. Terdapat enam seri perlombaan dengan beberapa kategori. Kota Batu menjadi tuan rumah untuk seri ketiga tersebut. Dipilihnya Batu menjadi tuan rumah dalam kegiatan kelas dunia tersebut merupakan salah satu kebangaan tersendiri bagi Indonesia, khususnya Jawa Timur dan kota Batu. Ini berarti daerah di Indonesia masih dipercaya untuk menjadi tempat gelaran agenda internasional.
Selain itu, dipilihnya kota Batu menjadi tuan rumah ajang perlombaan paralayang dunia karena Batu memilih akses yang mudah. Panitia PGAWC juga melihat angin di daerah pegunungan di perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Malang itu umumnya bagus. Sarana dan prasana di kota Batu juga cukup baik dibandingkan yang lain. Dengan digelarnya ajang perlombaan dunia ini, pemerintah Kota Batu berharap ajang ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kota Batu. Kegiatan ini juga dimanfaatkan oleh pemerintah kota untuk ajang promosi semua potensi yang ada di kota Batu.
kejuaran dunia olahraga paralayang PGAWC memakai format seperti balapan Formula 1. Kejuaraan ini diselenggarakan berpindah dari satu negara ke negara lain. Tahun 2018 ini terdapat enam seri kejuaraan hingga pertengahan Desember nanti. Kejuaraan dilaksanakan di Turki, Kazakhstan, Indonesia, Kanada, Nepal, dan Albania. Seri Ketiga di gelar di Indonesia, tepatnya di kota Batu. Hingga penyelenggaraan Seri Kedua, pencapaian tertinggi atlet Pelatnas (pemusatan latihan nasional) Tim Paralayang Indonesia diraih oleh Ike Ayu Wulandari di peringkat pertama Kelas Putri, disusul Eka Nesti Wulansari sebagai juara kedua. Kejuaraan Dunia Para Gliding Accuracy World Cup – PGAWC 2018 ini akan menjadi ujian terakhir bagi para atlet paralayang Indonesia sebelum tampil dalam Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Diperkirakan, para atlet paralayang negara lain yang juga akan bertanding di Asian Games 2018 akan turut bertanding dalam PGAWC 2018.