Berjumpa kembali dalam program musik Pelangi Nada. Mengawali jumpa kita, satu lagu berjudul“Ini Pilihanku” Bastian Steel mengawali kariernya dari ajang pencarian bakat untuk anak-anak. Setelah itu, tahun 2011 Bastian bersama 3 orang finalis lainnya dari ajang yang sama, membentuk grup vokal bernama Coboy Junior. Tak bertahan lama, tanggal 23 Februari 2014, Bastian mengundurkan diri dari Coboy Junior karena memilih untuk bersolo karier. Karier barunya dalam dunia tarik suara ini diceritakan dalam lagu “Ini Pilihanku”. Pendengar, mari kita nikmati kembali lagu lainnya dari Bastian berjudul “Surat Izin Mencinta”. Ia memulai kariernya sebagai penyanyi solo dengan mengeluarkan singel perdana pada bulan April 2014. Lagu perdananya yaitu “Surat izin Mencinta”, lagu yang telah anda dengar sebelumnya. “Surat Izin Mencinta” bercerita tentang kisah romansa remaja yang masih duduk di bangku SMP. Meski bertema cinta, nuansa musik dalam lagu “Surat Izin Mencinta” enerjik dengan konsep dance. Pendengar, sebelum kembali membahas tentang Bastian Steel, satu lagu kembali hadir dalam ruang dengar anda. Masih dinyanyikan oleh Bastian, lagu ini berjudul “Juara Di Hati”.
demikian lagu “Juara Dihati” yang dirilis tahun 2016. Lagu ini masih mengusung tema tentang percintaan remaja. “Juara Di Hati” menggambarkan tentang kekaguman seorang remaja putra terhadap seorang perempuan. Dalam penggarapan lagu ini, Bastian mendapat dukungan dari komposer ternama, Bemby Noor.
Hari ini kami akan memperkenalkan Kue Lompong. Purworejo merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang berbatasan dengan Wonosobo, Magelang, Kebumen, dan Kulon Progo ini terkenal dengan keindahan air terjunnya. Salah satu objek wisata air terjun disana yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Curug Muncar. Air Terjun setinggi 40 meter ini punya panorama alam yang masih alami. Dibalik keindahan objek wisata air terjunnya, Purworejo kuliner tradisional yang melimpah. Salah satu kulinernya yang wajib anda coba jika berwisata kesana adalah Kue Lompong.Sekilas dilihat dari luar, kue khas Purworejo ini tampak kurang menarik. Bentuknya segi empat. Berbungkus daun pisang kering. Warnanya hitam legam, tidak cerah seperti kue tradisional lainnya di Indonesia. Bahan Utamanya adalah Lompong atau dalam bahasa Indonesia batang daun talas. Batang talas itu dikupas bersih lalu dipotong kecil-kecil. Bahan dasar itu direndam hingga terbebas dari getah. Batang talas lalu direbus hingga menjadi bubur. Selanjutnya, disaring untuk diambil sarinya hingga menghasilkan warna kehitaman. Sari daun talas ini kemudian dicampur tepung merang, tepung ketan, dan gula pasir. Adonan tersebut lalu diaduk dan diberi minyak kelapa atau goreng agar tak lengket saat dikukus. Adonan kue lompong diisi tumbukan kacang tanah dan gula merah, kemudian dikukus dengan bungkus daun pisang kering atau klaras. Adonan kue lompong dikukus selama kurang lebih dua jam.
Klarasyang digunakan pun bukan sembarang klaras melainkan harus klaras yang mengering secara alami di pohonnya. Jika membungkus kue lompong menggunakan klaras yang kering dengan cara dijemur di bawah sinar matahari maka kue lompong akan lebih cepat busuk dan berjamur. Untuk warna hitamnya yang biasanya menggunakan Lompong, kini banyak pedangang yang telah mengganti bahan pewarnanya dengan damen kering atau pohon padi kering yang dibakar, karena dirasa lebih praktis.
ketika disantap, rasa kenyal kue Lompong begitu terasa. Kacang tanahnya gurih dan manis, karena dicampur dengan gula merah. Di Purworejo, kue Lompong dijajakan di pasar-pasar tradisional dan pusat oleh-oleh Purworejo. Kue lompong juga sering dibeli untuk oleh-oleh dan disantap sebagai sarapan. Kue lompong dijual mulai dari Rp 2.000 hingga Rp. 3500 per buah. Jika membeli Kue Lompong sebagai oleh-oleh, kue ini hanya bertahan selama 1 minggu di luar kulkas. Jika terasa mengeras, lebih baik dikukus ulang sebelum dikonsumsi.
Jumpa kembali acara Warna Warni. Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Yogyakarta bekerjasama dengan Trail Runners Yogyakarta, mempersembahkan acara Trail Race yang akan diselenggarakan pada 29 Juli 2018. Acara tersebut bernama “Sleman Temple Run 2018”. Terdapat 2 kategori pada Sleman Temple Run 2018, yaitu: 25K dan 13K. Sesuai dengan kategori Trail Race, rute yang akan ditempuh merupakan perbukitan dengan lintasan batuan dan tanah. Kegiatan ini untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 2015.Untuk rute Sleman Temple Run 2018, mengelilingi Candi Banyunibo - Candi Barong - Candi Sojiwan - Candi Miri - Candi Ijo - Situs Arca Gupala. Start akan dimulai dari Candi Banyunibo dan finish di Candi Banyunibo kembali.Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dra Sudarningsih, Msi menyebut bahwa jarak tempuh Sleman Temple Run masih sama dengan tahun yang lalu. Menambahkan Sudarningsih, untuk Sleman Temple Run 2018 memiliki perbedaan dengan tahun yang kemarin. Selain Sleman Temple Run, juga akan diadakan Night Cooking Festival di pelataran Candi Banyunibo dengan tagline, ‘Rasakan Sensasi Memasak di Bawah Taburan Bintang-bintang’. Pesertanya akan terdiri dari tim yang terdiri dari 5 orang.Sudarningsih berharap ke depan Sleman Temple Run ini bisa masuk sebagai 100 event Kementerian Pariwisata. Menurutnya setelah lima kali penyelenggaraan, pihaknya akan mendaftarkan kegiatan tersebut di Kementerian Pariwisata sebagai 100 event yang akan diluncurkan Kementerian Pariwisata.
Sementara itu, Ramdhan Krisnawan Hartarto, dari Komunitas Trail Runners Yogyakarta, menjelaskan tentang pemilihan Candi banyunibo karena tempatnya lebih bagus. Dari segi tantangannya sendiri, lari trail itu berbeda dengan lari marathon atau yang lain.
Untuk tahun 2018 ini, Wawan, panggilan akrab Ramdhan Krisnawan Hartarto mengatakan, medalinya sedikit berbeda dengan tahun-tahun kemarin. Kali ini medali menggunakan kayu yang di-mix dengan resin, dikerjakan satu per satu oleh tenaga lokal dari Jogja.
Sedangkan menurut Agung, dari panitia Sleman Night Cooking Festival bahwa kompetisi memasak ini mungkin menjadi satu-satunya lomba memasak malam hari di Indonesia. Dijelaskan Agung, untuk pesertanya umum, yang akan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu umum, pelajar, dan horeka (hotel, restoran, kafe).Untuk menu babak penyisihan, akan memasak dengan bahan dasar kecombrang. Untuk babak final, masakan tradisional Mataram.
Pelangi Nada kali ini putarkan lagu “ O Tano Batak” , dinyanyikan oleh Victor Hutabarat. Lagu ini berkisah tentang masyarakat Batak yang merantau dan rindu akan kampung halamannya tercinta. Meski hanya lewat lagu, kedekatan akan kampung halaman begitu terasa, karena Tano Batak atau dalam bahasa Indonesia berarti Tanah Batak selalu melekat di hati. Biasanya lagu ini dinyanyikan sebagai pelepas rindu.
Anda baru saja mendengarkan lagu “O, Tano Batak“ yang dinyanyikan oleh Victor Hutabarat.Lagu yang diiciptakan oleh S. Dis, dinilai sangat melodius.
Pendengar, beberapa lagu dari Sumatra Utara menceritakan tentang keindahan alamnya. Salah satunya adalah “Pulau Samosir”. Diciptakan oleh Nahum Situmorang, musisi Batak yang cukup terkenal, Lagu ini bercerita tentang pulau Samosir yang menjadi kampung halaman masyarakat Batak. Diceritakan dalam lagu tersebut, kemanapun akan merantau, ia akan kembali lagi ke kampung halamannya, Pulau Samosir. Bahkan akan dikuburkan pula di pulau Samosir. Lagu ini pun menggambarkan betapa cintanya akan kampung halaman, Pulau Samosir. Hingga kini, Lagu Pulo Samosir sudah banyak dinyanyikan oleh penyanyi Batak dengan beragam versi. Kali ini, saya akan memutarkan yang dinyanyikan oleh Victor Hutabarat.
Anda baru saja mendengarkan Lagu PULO SAMOSIR dari Victor Hutabarat. Mengakhiri Pelangi Nada daerah kali ini, lagu berjudul “Sitogol” yang dinyanyikan oleh Victor Hutabarat hadir ke ruang dengar anda. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini juga diciptakan oleh Nahum Situmorang. Lagu “Sitogol “ berasal dari Tapanuli Selatan. lagu “Sitogol" berbahasa Mandailing, bahasa masyarakat Tapanuli Selatan. Lagu ini pun bercerita tentang ajakan untuk bergembira dan bernyanyi lagu “Sitogol”, meski mungkin hati sedang bersedih.