VOInews.id- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kembali seruannya kepada Palestina dan Israel agar mengakhiri permusuhan yang menyebabkan "penderitaan tak terkira" dari kedua belah pihak. "Lebih dari 1.000 orang tewas dan semakin banyak yang mengalami luka-luka akiabrt aksi kekerasan mengerikan oleh (kelompok Palestina) Hamas pada Sabtu di Israel, dan bombardemen berhari-hari Israel di Gaza," kata WHO.
WHO mengaku telah menawarkan bantuan kepada pejabat kesehatan Israel dan Palestina. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi pada Senin menyetujui permintaan WHO untuk memfasilitasi pengiriman pasokan obat-obatan dan bantuan kemanusiaan lainnya dari WHO untuk Gaza melalui pintu lintas batas Rafah. "Koridor transportasi tersebut harus dilindungi," tandas WHO.
Mengingat rumah sakit-rumah sakit di Gaza beroperasi menggunakan generator cadangan yang bahan bakarnya kemungkinan habis dalam beberapa hari, WHO menyatakan "respons kesehatan untuk menyelamatkan nyawa para korban saat ini tergantung kepada secepat mungkin menyalurkan pasokan dan bahan bakar ke fasilitas-fasilitas kesehatan." WHO juga berupaya untuk segera mendapatkan pasokan medis secara lokal guna memenuhi permintaan dan juga menyiapkan pasokan dari Pusat Logistik Medis Global di Dubai.
VOInews.id- Korban jiwa di pihak Israel pascaserangan Hamas di kota-kota dekat Jalur Gaza telah melebihi 1.000 orang, menurut laporan surat kabar Israel Haaretz yang mengutip kedutaan Israel di Washington. Namun, jumlah baru korban jiwa itu belum dikonfirmasi oleh para pejabat di Tel Aviv dan sebelumnya, pihak berwenang Israel menyebutkan ada 900 orang yang meninggal dan 2.806 orang terluka. Puluhan petempur kelompok Palestina Hamas menyusup ke kota-kota Israel dekat Gaza di tengah gempuran roket.
Hamas menyatakan serangan itu dilancarkan sebagai reaksi atas serangkaian pelanggaran yang dilakukan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, juga atas peningkatan kekerasan oleh kalangan pemukim Israel.
Israel membalas serbuan Hamas itu dengan serentetan serangan udara ke Jalur Gaza serta dengan memblokade wilayah itu, yang ditinggali oleh hampir 2,3 juta orang. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 830 warga Palestina tewas dan 4.250 lainnya terluka dalam bombardemen yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki Israel untuk menghancurkan kemampuan Hamas, serta untuk "melakukan pembalasan atas hari yang kelabu ini."
Sumber: Anadolu
VOInews.id- Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin negara Arab untuk menekankan pentingnya menghentikan "agresi Israel di Gaza". Menurut Kantor Berita Wafa, Abbas menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk mengabarkan situasi terkini di wilayah pendudukan Palestina. Kantor Berita Arab Saudi (SPA) mengatakan bahwa selama panggilan tersebut, MBS "menekankan bahwa Kerajaan melakukan segala upaya untuk melibatkan semua pihak internasional dan regional agar menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung dan mencegah penyebaran lebih jauh di wilayah tersebut."
Presiden Palestina juga menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah II dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina juga melakukan percakapan dengan mitra Arabnya guna membahas dukungan politik untuk Palestina dalam menghadapi gempuran Israel. Kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al Aqsa terhadap Israel pada Sabtu (7/10) dengan menembakkan serentetan roket dan menyusup ke Israel lewat jalur laut, darat dan udara.
Hamas mengatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan balasan atas penyerbuan terhadap Masjid Al Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan meningkatnya kekerasan oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina. Sebagai balasannya, militer Israel meluncurkan Operation Swords of Iron terhadap Hamas di Jalur Gaza. Jumlah warga Palestina yang tewas oleh pasukan Israel di Gaza bertambah menjadi 704 orang, termasuk 143 anak dan 105 perempuan, kata Kementerian Kesehatan yang bermarkas di Gaza, Selasa pagi.
Menurutnya, jumlah korban luka juga bertambah menjadi sekitar 4.000 orang. Sementara itu, sedikitnya 900 warga Israel tewas dan lebih dari 2.600 orang lainnya terluka dalam pertempuran tersebut, demikian menurut Kementerian Kesehatan Israel.
Sumber: Anadolu
VOInews.id- Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Afghanistan barat telah bertambah menjadi 2.053 orang, kata Mullah Janan Shaeq, juru bicara otoritas bencana nasional negara itu, pada Minggu (8/10). Dalam sebuah konferensi pers di Herat, pejabat tersebut menyatakan bahwa 9.240 orang lainnya luka-luka dan 1.340 rumah hancur akibat gempa bumi yang mengguncang Herat dan provinsi-provinsi tetangganya, Badghis dan Farah.
Daerah yang paling terdampak adalah Distrik Zanda Jan di Herat, yang menurut pejabat tersebut 13 desa di distrik itu "luluh lantak." Menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China, dua gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang Afghanistan pada Sabtu, yang kemudian diikuti oleh beberapa gempa susulan. Gempa pertama terjadi pukul 11.10 waktu setempat (13.40 WIB), memaksa orang-orang keluar rumah, kata penduduk setempat. Organisasi internasional dan otoritas setempat telah mengirimkan tim penyelamat ke daerah-daerah yang terdampak. Otoritas setempat telah menyediakan obat-obatan, air, makanan, selimut, dan tenda untuk para keluarga yang terdampak.
Sementara itu, tim penyelamat terus berupaya keras menemukan para korban yang masih hidup di bawah reruntuhan saat penduduk setempat meyakini bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah. Gubernur Provinsi Herat Noor Ahmad Islamjar selain menyampaikan simpati kepada keluarga-keluarga yang terdampak, dia juga memastikan bahwa mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu masyarakat di daerah-daerah yang terdampak gempa.
Para pejabat Afghanistan, termasuk Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bulan Sabit Merah Afghanistan Mawlawi Matiul Haq Khalis dan Kepala Komite Koordinasi Lembaga Swadaya Masyarakat Afghanistan Mufti Ashrafi, mengunjungi daerah-daerah yang terdampak gempa serta meminta badan-badan bantuan Afghanistan dan luar negeri untuk memberikan bantuan kepada para keluarga yang terdampak.
Antara