Wednesday, 30 October 2019 07:44

Inggris Keluar Dari Kebuntuan Brexit Melalui Pemilu Yang Dipercepat.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Hari terakhir bulan Oktober 2019, memberikan peluang bagi Inggris menyelesaikan  proses keluar dari Uni Eropa. Pihak  Uni Eropa telah memperpanjang tenggang waktu bagi Inggris untuk memutuskan proses keluar dari Uni Eropa, dari 31 Oktober menjadi 31 Januari 2020. Kelonggaran 3 bulan yang diberikan Uni Eropa ini telah mendorong Parlemen Inggris mengambil keputusan mengejutkan.

Sebelumnya mayoritas anggota Parlemen menolak usulan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mengajukan Pemilu di bulan Desember. Namun keesokan harinya,   Selasa 29 Oktober,  keputusan berubah. Mayoritas anggota Parlemen setuju diadakannya Pemilihan Umum lebih awal bulan Desember 2019. Melalui pernyataannya, Pimpinan Partai Buruh Jeremy Corbin menganggap penting diadakannya pemilu bulan Desember. Mayoritas anggota partai oposisi Parlemen Inggris pimpinan Corbin memberikan suara bagi pemilu yang dipercepat. Kemenangan politis Perdana Menteri Boris Johnson terwujud setelah dilakukannya pemungutan suara di Parlemen yang menghasilkan 428 setuju, 20 menolak dan sisanya abstain. Melalui pemilu yang dipercepat menjadi  tanggal 20 Desember itu, rakyat Inggris  akan menentukan para wakilnya di Parlemen. Hal  ini akan menjadi pertaruhan apakah Partai Konservatif akan tetap menjadi mayoritas, atau mungkin Partai Buruh yang akan mendominasi Parlemen. Dalam jajak pendapat terakhir mengenai persepsi publik terhadap Brexit, mayoritas masyarakat Inggris mendukung Partai Konservatif. Karena itu keputusan Jeremy Corbins dan mayoritas anggota parlemen dari Partai Buruh mendukung percepatan Pemilu di bulan Desember menjadi menarik untuk diperhatikan. Dalam pernyataannya di Parlemen pemimpin oposisi menyatakan bahwa percepatan Pemilu diperlukan sebagai upaya mengeluarkan Inggris dari kebuntuan politik akibat tersanderanya negeri itu dalam proses keluar dari Uni Eropa.

Melalui perecepatan Pemilu,  baik pemimpin Partai Konservatif maupun Partai Buruh, berusaha menarik simpati rakyat Inggris akan posisi masing masing. Hasil pemilihan umum akan menentukan apakah pada akhirnya Inggris akan keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan.

Read 785 times Last modified on Thursday, 31 October 2019 07:46