Kondisi perekonomian global diproyeksikan masih akan sulit pada tahun depan. Meski demikian, pemerintah berkomitmen untuk bertahan dari ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi seperti yang terjadi di beberapa negara. Presiden Joko Widodo dalam pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (29/11) seperti dilansir Antara mengatakan, Indonesia harus bersyukur karena ekonomi masih bisa tumbuh di atas lima persen.
Presiden Joko Widodo mengatakan, untuk ukuran negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya kalah dari Tiongkok dan India. Indonesia berada di posisi ketiga, satu tingkat di atas Amerika Serikat. Presiden Joko Widodo optimistis tahun depan, ekonomi Indonesia mampu bertahan. Pada kesempatan tersebut ia memuji koordinasi antara tiga punggawa ekonomi, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurutnya, tanpa komunikasi yang baik, maka kebijakan ekonomi makro tidak akan saling menyokong.
Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah akan memfokuskan pertumbuhan sektor swasta. Karena peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 14 hingga 17 persen. Ia memerintahkan, proyek-proyek di tanah air lebih dulu dikerjakan oleh swasta.
Sikap optimistis juga diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Perry Warjiyo mengatakan, prospek ekonomi Indonesia 2020 tetap terjaga dengan momentum pertumbuhan yang tetap berlanjut. Menurutnya, Indonesia telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi masa krisis ekonomi global yang masih akan terjadi pada 2020. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan meningkat dari 2019 dalam kisaran 5,1 hingga 5,5 persen. Optimisme tersebut muncul karena inflasi 2020 diproyeksi tetap terkendali sesuai sasaran 3,0 persen plus minus satu persen. Selain itu, defisit transaksi berjalan 2020 di dalam kisaran 2,5 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus transaksi modal dan finansial diproyeksi tetap besar sehingga mendukung stabilitas eksternal. Nilai tukar Rupiah pada 2020 juga diperkirakan bergerak stabil. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2020 perbankan diprakirakan mencapai 8 hingga 10 persen. Perry menyampaikan pendorong pertumbuhan 2020 tetap pada konsumsi dan investasi. Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus mengeluarkan kebijakan moneter yang akomodatif.