Thursday, 26 March 2020 06:47

Hari Air Sedunia: Pandemi COVID-19 Makin Tunjukkan Air Bersih Krusial

Written by 
Rate this item
(0 votes)
FOTO ANTARA FOTO ANTARA

Tepat pada peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret, pandemi COVID-19 mengharuskan setiap orang sering mencuci tangan dengan sabun. Direktur Eksekutif Pusat Keanekaragaman Hayati ASEAN (ASEAN Center for Biodiversity) Dr Theresa Mundita S Lim dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan air mendukung keberlangsungan semua kehidupan di Planet Bumi. Terlebih pada masa pandemi COVID-19, ketika mencuci tangan dan menjaga kebersihan dengan air bersih terbukti menjadi pertahanan terbaik manusia terhadap penyakit.

Meski demikian, berdasarkan data Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia-WHO, akses ke air bersih tetap menjadi persoalan global dengan 2,2 miliar orang memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan air minum yang dikelola secara aman. Sementara tiga miliar lainnya tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar.

Theresa Mundita menambahkan, pada peringatan hari air sedunia kali ini, ASEAN Center for Biodiversity bergabung dengan komunitas internasional merayakan Hari Air Sedunia dengan fokus pada bagaimana air dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim. Tema ini ini diambil, untuk menekankan hubungan keanekaragaman hayati dan air yang tidak terpisahkan.

Perairan darat, seperti danau, sungai, waduk atau embung, air tanah, mata air, dan lahan basah, menyuplai air untuk area irigasi pertanian di wilayah ASEAN. Sektor pertanian saja mengkonsumsi 85,5 persen dari total air pengambilan air di wilayah tersebut.Diikuti oleh sektor industri sebanyak 7,8 persen dan sektor domestik 6,6 persen, berdasarkan data Progam Lingkungan PBB (UNEP).

Menurut Theresa Mundita, dalam masa krisis iklim saat ini, sangat penting melestarikan perairan darat, yang diketahui menyerap dan melepaskan karbon tetap di biosfer dan melindungi masyarakat dari cuaca ekstrem, berkontribusi pada pendekatan berbasis ekosistem untuk adaptasi perubahan iklim.

Theresa Mundita mengatakan melestarikan keanekaragaman hayati dilakukan demi kepentingan semua orang. Menurutnya, pendekatan holistik, multidisipliner dan multi-sektoral adalah kunci untuk memperkuat undang-undang dan kebijakan yang ada untuk mengatur pengelolaan dan penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.

Pada Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret, WHO mengingatkan bahwa fasilitas kesehatan sangat membutuhkan air bersih, sanitasi dan service yang higienis untuk membatasi penyabaran COVID-19 dan mencegah penyebaran wabah penyakit di masa depan.

Read 960 times Last modified on Thursday, 26 March 2020 06:48