VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Afrika Timur Republik Tanzania, Stergomena Lawrence Tax, di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Dalam Pertemuan tersebut, kedua Menteri membahas sejumlah isu dalam kerja sama bilateral kedua negara, mulai dari kerja sama perdagangan, investasi, kesehatan dan pembangunan.
“Kami sepakat untuk menjajaki kemungkinan pembentukan Perjanjian Perdagangan Preferential,” kata Retno dalam keterangan bersama usai pertemuan, Kamis (22/6).
Indonesia dan Tanzania mencatat tren positif dalam hubungan perdagangan. Menurut Retno, perdagangan kedua negara meningkat 50 persen dari 2019 hingga 2022, dengan nilai mencapai lebih dari USD 340 juta.
“Berdasarkan momentum tersebut, Indonesia berniat untuk mengekspor beberapa barang lain seperti ban karet, pupuk, makanan dan minuman,” kata Retno.
Di bidang investasi, kedua Menteri luar negeri membahas upaya meningkatkan investasi Indonesia di Tanzania. Pabrik minyak cengkeh PT. Indesso Aroma misalnya, berencana untuk memperluas unit penyulingan di Zanzibar dan Tonga. Sementara PT. Pertamina juga berupaya memperluas kehadirannya dan mengakuisisi saham mayoritas di operasi Mnazi Bay Bloc melalui anak perusahaannya, Maurel dan Prom.
“Saya menghargai dukungan Tanzania untuk investasi keluar Indonesia. Saya yakin ini juga akan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian kita,” kata Retno.
Sementara itu di sektor kesehatan, kedua Menteri Luar Negeri berkomitmen untuk memperkuat kerja sama untuk memperkuat ketahanan kesehatan. Menurut Retno, pandemi telah mengajarkan kedua negara terhadap pentingnya infrastruktur kesehatan yang kuat.
“Perusahaan farmasi Indonesia, Dexa Medica, telah menerima Good Manufacturing Practices dari Tanzania dan akan mulai memasok produknya ke Tanzania,” kata Retno.
Di sektor pembangunan, Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Tanzania telah melaksanakan berbagai program kerja sama pembangunan. Termasuk pembangunan kapasitas, pelatihan ketahanan pangan, perdagangan, investasi dan pendidikan. Dalam lima tahun terakhir, Indonesia dan Tanzania telah melaksanakan berbagai program kerja sama pembangunan. Mereka termasuk pembangunan kapasitas dan pelatihan ketahanan pangan, perdagangan, investasi dan pendidikan.
“Untuk tahun ini dan tahun depan, kami akan terus memberikan program serupa di bidang pertanian, pertambangan dan energi. Dalam jangka panjang, kami berupaya meningkatkan kerja sama kami, termasuk dengan mengembangkan rencana kerja sama khusus negara dalam kerja sama pembangunan,” kata Retno.
Selain keempat isu tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Afrika Timur Republik Tanzania, Stergomena Lawrence Tax, juga membahas persiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Tanzania akhir tahun ini, dan kemungkinan kunjungan Perdana Menteri Tanzania ke Indonesia.
“Harapan kami kunjungan ini akan menghasilkan kerjasama yang konkret dan bermakna yang bermanfaat bagi masyarakat kita,” tutupnya.