Dalam rilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang diterima pada Minggu (19/11/2023), mereka menyerukan beberapa langkah. Di antaranya menjalankan praktek ramah lingkungan berbasis keyakinan dan menerapkan teknologi hemat energi dan berkelanjutan. Selain itu, mereka menyerukan integrasi mekanisme pendanaan berkelanjutan serta penguatan kolaborasi seluruh pihak pada berbagai inisiatif perubahan iklim.
Para delegasi berasal dari 13 negara seperti Australia, Jepang, Kenya, Maroko, Norwegia, Papua Nugini, Filipina, Singapura, dan Vatikan. Terdapat pula perwakilan organisasi internasional, seperti UNDP, UNESCAP, dan Uni Eropa. Forum ini diselenggarakan atas kerja sama Persyarikatan Muhammadiyah dan Kemlu RI.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional, Syafiq A. Mughni mengatakan, forum ini memberi inspirasi melakukan aksi. Menurutnya, forum ini membangun sebuah gerakan untuk menyelamatkan planet Bumi dari kerusakan. Ia juga mengatakan bahwa budaya, inovasi, dan kolaborasi hijau menjadi tiga topik utama pada forum ini.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, menggarisbawahi urgensi aksi-aksi nyata yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan iklim. Salah satunya adalah peresmian Muhammadiyah Climate Center di hari pertama forum, dan kontribusi Indonesia mengurangi laju deforestasi. Umar juga menekankan pentingnya setiap negara berperan sesuai kapasitasnya, dan perlunya pendekatan semua pihak.
“Kami di Kemlu melihat Muhammadiyah punya sumber daya intelektual yang sangat besar. Bayangkan dari 172 universitas, di UAD saja, berapa sarjana, berapa intelektual yang ada di sini. Kalau sebagian mau mencurahkan perhatiannya untuk mengatasi persoalan ini, kita bisa beradaptasi untuk mengatasi problem yang diakibatkan perubahan iklim,” kata Umar.
Sementara itu, Susanti Sitorus dari Yayasan Viriya Energi ENB menyatakan dukungannya untuk aksi bersama ini. Susanti mendorong agar Indonesia mencapai emisi nol bersih, melalui kelompok masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Dia berharap, melalui kegiatan ini Muhammadiyah menjadi inspirasi masyarakat dengan keyakinan berbeda untuk melakukan perubahan di komunitasnya.
"Peran sentral Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat tertua di Indonesia memiliki kapasitas intelektual dan kapasitas membuat aksi, ini sangat kami perlukan,” ungkapnya.