Bulan Februari 2019, Revolusi Iran berusia 40 tahun. Tepatnya 11 Februari 1979, Negara itu mengalami apa yang disebut sebagai Revolusi Iran yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini dan mengakhiri era pemerintahan Shah Reza Pahlevi. 11 Februari tahun ini rakyat Iran keluar rumah dan memadati jalan-jalan di bawah udara yang dingin menyatakan kesetiaannya pada prinsip-prinsip Islam Syiah yang menjadi dasar negara itu. Ungkapan kesetiaan itu menjadi penanda bagi setiap kali peringatan Revolusi Iran. Resepsi peringatan Revolusi Iran dilakukan di seluruh kedutaan dan perwakilan negara itu, termasuk di Jakarta. Duta Besar Iran untuk Indonesia Vailollah Mahammadi, dalam pidatonya menyatakan bahwa rakyat Iran tetap setia pada gerakan Revolusi dan mendukung pemerintah. Itulah yang menyebabkan negaranya bertahan terhadap sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutunya. Bahkan, demikian menurut Valiollah Mohammadi, Iran tetap berhasil mencetak kemajuan-kemajuan. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang menjatuhkan sanksi kepada Iran karena Teheran diduga telah mengembangkan senjata nuklir pemusnah massal.
Peringatan Revolusi Iran tahun ini, pada kenyataannya memang tetap berlangsung saat Amerika Serikat semakin menggencarkan tekanan sanksi ekonomi. Pekikan anti Amerika Serikat dan Israel terdengar diserukan rakyat yang turun ke jalan merayakan peristiwa bersejarah yang telah berhasil menggantikan rezim Shah Mohammad Reza Pahlevi. Pekikan mereka yang turun kejalan juga berisi kecaman kepada Pemerintahan Al Saud di Arab Saudi. Di Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani kembali menyatakan bahwa Revolusi 1979 telah menyelamatkan Iran dari tirani, penjajahan dan ketergantungan. Rouhani juga mengakui bahwa negara nya telah berhasil menggagalkan konspirasi yang dipimpin oleh AS dan Israel. Pemimpin Iran itu bahkan bersumpah bahwa negaranya akan terus melakukan program rudal dengan alasan mempertahankan negara itu dari ancaman pihak asing.
Dari peringatan Ulang Tahun Revolusi Iran serta tumpah ruahnya rakyat di jalan-jalan di tengah dinginnya cuaca, secara kasat mata dapat disaksikan bahwa rakyat tetap setia pada revolusi dan mendukung pemerintahan. Dukungan rakyat itu merupakan modal bagi pemerintah pimpinan Presiden Rouhani untuk bertahan melawan tekanan sanksi ekonomi. Walaupun demikian Pemerintah Iran tentu tidak dapat mengabaikan harapan masyarakat yang merasa tertekan secara ekonomi. Selain itu perlu juga diperhatikan harapan kaum reformis yang menginginkan transparansi ekonomi dan kebebasan di antara penduduknya, serta dibersihkannya pemerintahan dari praktik-praktik korupsi.