MInggu ini, kampanye Pemiliah Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden Indonesia 2019 memasuki minggu terakhir. Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum, 13 April 2019 adalah hari terakhir kampanye terbuka. Tinggal tujuh hari menjelang pencoblosan. Wajah-wajah calon legislatif terpampang di mana-mana, di baliho, spanduk, atau di televise. Semuanya untuk meyakinkan pemilih mempercayakan suara kepada mereka untuk duduk di kursi parlemen. Dua calon presiden-calon wakil presiden yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun gencar berkegiatan di beberapa daerah di Indonesia.
Suasana kampanye makin dinamis. Massa pendukung masing-masing kandidat juga semakin menunjukkan dukungan mereka. Seperti yang terjadi pada hari Minggu (7/4) di Gelora Bung Karno, masyarakat pendukung Prabowo-Sandiaga Uno memenuhi Gelora Bung Karno. Sementara, Calon presiden petahana Joko Widodo melakukan kampanye terbuka di Tangerang di hadapan pendukung mereka. Orasi dari masing-masing kandidat presiden dan wakil presiden, menjadi acara utama dari kampanye terbuka. Tensi kontestasi pun meningkat drastis seiring hasrat dua kandidat yang ingin saling mengalahkan.
Kampanye terbuka memang harus digunakan secara maksimal oleh calon presiden dan wakil presiden, serta calon legislatif. Karena massa kampanye terbuka adalah rentang waktu terakhir yang bisa mereka gunakan untuk meraih dukungan. Untuk lebih meyakinkan pendukung bahwa mereka tak akan salah pilih bila mencoblos mereka pada tanggal 17 April mendatang. Pada masa ini juga upaya untuk meraih suara swing voters dan undecided votersditingkatkan. Diperkirakan jumlah swing voters atau pemilih mengambang, yaitu kelompok pemilih yang bisa mengubah dukungannya terhadap partai atau kandidat di pemilu sebelumnya dan undecided voters atau merekayang belum menentukan pilihan, mencapai 11 hingga 15 persen dari jumlah pemilih. Kampanye terbuka memang menjadi medium terakhir untuk merebut simpati dari pemilih seperti ini.
Kesuksesan menyelenggarakan kampanye terbuka sering kali dihubungkan dengan jumlah massa yang hadir. Jumlah mereka memang bisa menjadi ukuran berapa banyak pemilih yang mendukung masing-masing calon presiden dan wakil presiden. Sehingga, tim sukses kemenangan calon menggunakan penggerakkan massa, dan konvoi untuk lebih meyakinkan calon pemilih.
Harapan dan himbauan banyak pihak terhadap kampanye terbuka pemilu 2019 hingga kini bisa dikatakan terpenuhi. Suasana damai bermartabat yang diserukan Badan Pengawas Pemilu bisa diwujudkan. Kampanye terbuka yang telah berlangsung sejak 24 Maret 2019 ini memperkuat keyakinan pemilih untuk mempercayakan suaranya. Kampanye terbuka juga memperlihatkan kesiapan rakyat Indonesia menghadapi pesta demokrasi lima tahunan. Pesta Demokrasi yang akan menjadi awal menentukan Indonesia dalam lima tahun mendatang.