Thursday, 09 May 2019 06:51

Surabaya Jadi Rujukan Pengelolaan Sampah ASEAN

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi terdepan dalam pengelolaan sampah. Hal ini terbukti dengan terpilihnya Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang meraih Adipura Kencana. Dari segi sarana, Surabaya mempunyai salah satu pusat daur ulang sampah yaitu Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan yang layak menjadi panutan. Fasilitas daur ulang sampah yang dibangun pada 2015 ini dapat mengelola 5-6 ton sampah per hari, dengan kapasitas maksimum 20 ton/hari, serta pendapatan harian dari sampah yang terolah mencapai Rp 6 juta/hari.

Dalam rangkaian kunjungan rombongan Sekretaris Jenderal dan perwakilan tetap negara anggota ASEAN terkait pengelolaan sampah  di PDU Jambangan, Jumat (3/5/2019), Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) M.R. Karliansyah mengatakan pengelolaan sampah di Surabaya sungguh luar biasa dan patut menjadi contoh bagi kota lainnya di Indonesia dan bahkan ASEAN. Dikatakannya, Surabaya ingin menunjukkan kepada Sekjen dan Duta Besar Negara ASEAN, bahwa Surabaya terdepan dalam pengelolaan Sampah. Pengelolaannya bukan hanya digerakkan oleh Pemerintah daerah, tetapi muncul dari inisiatif masyarakat sendiri.

Karliansyah mengatakan, lokasi daur ulang ini juga menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF), yang merupakan hasil kerja sama antara KLHK dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Teknologi ini memanfaatkan larva lalat untuk memakan sampah organik dari sisa makanan/limbah rumah tangga, yaitu setiap 10 ribu larva, mampu mengurai limbah sebanyak 12 kilogram, dalam 12 hari.

Lebih lanjut Karliansyah menyatakan Pusat Daur Ulang (DPU) ini adalah proyek KLHK tahun 2015, dan saat ini Pemerintah kota Surabaya akan membangun 3 lagi.  Saat ini di Indonesia sudah ada 12 Pusat Daur Ulang (PDU) serupa, di antaranya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Labuan Bajo, Ponorogo, Bandung, Kota Bandung, Cimahi.

Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi usai meninjau PDU Jambangan mengatakan, kota di Indonesia patut menjadi contoh pengelolaan sampah bagi kota-kota di ASEAN. Ia berharap Indonesia dapat berbagi pengetahuan dan teknologi dengan Negara ASEAN lainnya.

Di akhir kunjungan, Sekjen ASEAN mencoba "Suroboyo Bus", yaitu transportasi ramah lingkungan yang mensyaratkan pembayaran ongkos bus dengan sampah plastik. Bagi penumpang yang akan naik dapat memilih untuk membayar ongkos bus, yaitu 5 botol ukuran sedang atau 3 botol besar, atau 10 gelas air mineral, atau kantong plastik (kresek), dan kemasan plastik. Penumpang bisa berkeliling Surabaya selama 2 jam secara gratis. 

Read 912 times