Friday, 17 May 2019 06:25

Situasi di Kawasan Teluk Semakin Memanas

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Sehari setelah serangan pesawat tanpa awak oleh pihak Houthi ke tujuh lokasi di Arab Saudi hari Rabu ( 15 Mei ), Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan 11 serangan udara ke Sana, ibukota Yaman dan sekitarnya. Setelah kejadian itu, koalisi mengklaim sasaran seluruhnya adalah instalasi militer Houthi. Sebelum terjadinya penyerangan ke Arab Saudi, 2 kapal tanker Saudi dan 1 tanker Uni Emirat Arab mendapat serangan dari pihak tidak dikenal.Hingga hari ini, tidak ada yang mengklaim melakukan serangan ke ketiga kapal itu. Amerika Serikat menuding Iran, sementara Iran menuding Israel, sekutu Amerika Serikat.

Serangan Houthi membawa pesan bahwa kelompok militan ini sudah bisa melakukan serangan yang dapat mengganggu keamanan di negara sekitarnya. Dengan demikian, Houthi mendapatkan posisi tawar yang lebih tinggi jika kemudian maju dalam perundingan.

Dua kejadian ke sasaran di wilayah koalisi ini membuat Pemerintah Arab Saudi menggelar pertemuan yang dipimpin langsung oleh Raja Salman. Setelah pertemuan itu, muncul pernyataan bahwa tindakan terorisme dan sabotase tidak hanya menargetkan kerajaan, namun juga keamanan pasokan minyak dan perekonomian dunia.

Abu Dhabi, satu wilayah dalam Uni Emirat Arab, yang menjadi anggota koalisi Arab Saudi segera merespon ketegangan meningkat itu. Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed al Nahyan menemui Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi setelah peristiwa penyerangan itu. Menurut sumber di Mesir, Presiden Al-Sisi mendukung Saudi dan UAE.

Menjadi keprihatinan bersama jika ketegangan di kawasan Teluk semakin meningkat. Bukan hanya karena saling balas serangan namun juga karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Jelas ketegangan kawasan ini dapat mengganggu lalu lintas ekspor minyak dan perekonomian kawasan. Sekarang, bagaimana semua pihak yang bertikai menurunkan ketegangan dan mencari solusi dengan tidak mengedepankan konfrontasi apalagi sampai pecah konflik bersenjata.

Read 1040 times Last modified on Sunday, 19 May 2019 06:26