11
May

Hasil pemungutan suara resolusi yang mendesak Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan kembali dan mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB ditampilkan dalam sidang khusus Majelis Umum PBB, di markas besar PBB, New York, AS, Jumat (10/5/2024). Sebelumnya, veto AS pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada April 2024 menggagalkan upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB. (Foto: AFP/Charly Triballeau)

 

VOInews.id, Jakarta: Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Sabtu (11/5/2024) menyatakan Indonesia menyambut baik disahkannya Resolusi Majelis Umum PBB terbaru. Resolusi yang disahkan Jumat (10/5/2024) itu memberikan lebih banyak hak kepada Palestina di PBB, dengan didukung 143 negara. Indonesia, menurut Kemlu RI, merupakan salah satu penyokong resolusi ini.

09
May

Kuasa Usaha Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Veronika Novoseltseva (dua dari kiri) bersama sejumlah duta besar negara-negara eks Uni Soviet seperti Armenia, Belarusia, dan Kazakhstan pada peringatan Hari Kemenangan ke-79 di Wisma Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Kamis (9/5/2024). (Foto: VOI/Rama Shidqi P.)

 

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menyelenggarakan "Resimen Abadi" (Immortal Regiment) menyambut Hari Kemenangan ke-79, Kamis (9/5/2024). Kegiatan itu untuk mengenang penyerahan diri Jerman Nazi kepada Uni Soviet, pendahulu Rusia, pada Perang Dunia II. Penyerahan itu sekaligus mengakhiri Perang Dunia II di Eropa, yang dikenal di Rusia sebagai "Perang Patriotik Raya".

08
May

WhatsApp Image 2024-05-08 at 17.17.38 04de776cVOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan Indonesia sangat mementingkan hubungan baik dengan negara-negara Pasifik. Hal itu ia sampaikan usai memimpin pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-4 antara Indonesia dan Papua New Guinea (PNG) di Jayapura, Rabu (08/05/2024).

"Tahun lalu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Negara Kepulauan dan Pulau-Pulau Kecil yang dihadiri banyak negara Pasifik," kata Retno.

Pada 2022, Indonesia menjadi tuan rumah The Indonesia Pacific Forum for Development yang menjadi forum untuk mengembangkan kerja sama konkrit dengan negara-negara Pasifik. Retno Marsudi menambahkan, pada masa kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun lalu, Indonesia juga memprakarsai kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

"Inisiatif ini mendapat dukungan kuat baik dari ASEAN maupun dari PIF," katanya.

Lebih lanjut, Retno Marsudi juga mengatakan Presiden RI Joko Widodo juga menjadi tuan rumah pembicaraan trilateral dengan Perdana Menteri PNG dan Perdana Menteri Fiji tahun lalu di sela KTT APEC di San Francisco. Selain itu, menurut dia, kerja sama yang kuat juga terjalin antara Indonesia dengan negara-negara Melanesia (MSG).

"Indonesia mengembangkan kolaborasi yang kuat, termasuk program pelatihan untuk mendukung Peta Jalan MSG tentang Pengelolaan Perikanan, Pelatihan polisi Penjaga Perdamaian PBB, dan pelatihan Diplomatik untuk negara-negara anggota MSG," kata Retno.

Retno Marsudi menambahkan Indonesia juga sepakat untuk bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Pasifik dengan mempersiapkan negara-negara Pasifik dalam mengatasi tantangan bersama, termasuk terkait dengan perubahan iklim dan pengelolaan perikanan.

"Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan MSG dan PIF untuk memperkuat kapasitas kedua organisasi dalam mencapai tujuan tersebut," katanya.

08
May

Screenshot 2024-05-08 160048

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, pada Rabu, memimpin pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-4 antara Indonesia dan Papua New Guinea (PNG). Pertemuan bilateral ini diselenggarakan oleh PNG yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Justin Tkatchenko di Jayapura.

 

"Menteri Tkatchenko, kita menulis sejarah hari ini. Ini adalah pertama kalinya pertemuan bilateral antara Menlu RI dan PNG berlangsung di Jayapura," kata Retno Marsudi mengawali penyampaian keterangan bersama yang dipantau dari Jakarta.

 

Pertemuan JMC membahas sejumlah isu yang menjadi perhatian bersama Indonesia dan PNG. Menlu Retno menyampaikan, di bidang kerja sama politik dan keamanan, Indonesia menyambut baik proses ratifikasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru oleh PNG dan menantikan implementasinya di masa mendatang.

 

"Sebagai dua negara yang bertetangga yang berbagi batas wilayah perbatasan, perjanjian ini penting untuk memperkuat keamanan kedua negara di tengah dinamika geopolitik di kawasan," kata Retno.

 

Menurut Retno, di dalam kerja sama perbatasan, kedua negara sepakat untuk mendorong kerja sama lebih luas untuk memperkuat konektivitas di area perbatasan.

 

Terkait kerja sama ekonomi, Indonesia dan PNG menyambut baik nilai perdagangan kedua negara yang mencapai USD247,6 juta pada tahun lalu. Retno Marsudi menyampaikan kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

 

"Oleh karena itu, Indonesia kembali menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antar negara," kata Retno.

 

Selain itu, kedua negara juga menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik PLN di Wutung yang merupakan proyek tahap pertama.

 

Dalam hal kerja sama pembangunan, Indonesia menyampaikan komitmennya untuk bekerja bersama dengan negara-negara Pasifik termasuk PNG untuk memperkuat kerja sama pembangunan.

 

"Oleh karena itu, kami membahas cara-cara untuk memastikan bahwa kerja sama pembangunan dengan PNG akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan PNG," kata Menlu Retno.

 

Tahun ini, Menlu Retno Marsudi mengatakan, Indonesia telah menyiapkan empat proyek. Pertama, modernisasi Rumah Sakit Port Moresby; revitalisasi beberapa infrastruktur umum di Vanimo; beasiswa untuk pelajar dan PNS PNG; dan pelatihan diplomasi menengah bagi diplomat PNG dan negara-negara Pasifik lainnya.

 

"Dan untuk lebih mendukung proyek-proyek dan kerja sama ini di masa depan, dengan senang hati saya sampaikan bahwa kita juga telah menandatangani dua perjanjian hari ini: yang pertama adalah Perjanjian Kerangka Kerja mengenai Pembangunan dan Kerjasama Teknis dan Perjanjian untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat menengah karir dari negara-negara MSG (Melanesia)," kata Retno.