15
March

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meminta pengelola destinasi wisata juga sentra ekonomi kreatif di seluruh daerah tanah air untuk mempersiapkan diri menghadapi musim libur lebaran 2024 yang diprediksi akan dipadati wisatawan khususnya wisatawan nusantara.

Menparekraf Sandiaga dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno", Rabu (13/3/2024), mengungkapkan pergerakan masyarakat secara nasional atau wisatawan nusantara selama libur lebaran tahun ini berpotensi mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebesar 193,6 juta orang.

"Angka ini meningkat dibandingkan pada masa lebaran tahun 2023 yakni 123,8 juta orang," kata Menparekraf Sandiaga.

Dari jumlah tersebut, daerah asal perjalanan terbesar masyarakat diperkirakan dari Jawa Tengah dengan jumlah 31,3 juta orang atau sebesar 16,2 persen. Kemudian disusul Jabodetabek sebesar 28,43 juta orang dan Jawa Tengah sebesar 26,11 juta orang.

Sementara untuk daerah tujuan Jawa Tengah diperkirakan menjadi tujuan terbesar dengan 61,6 juta orang, disusul Jabodetabek sebesar 37,6 juta orang dan Jawa Barat sebesar 32,1 juta orang.

"Jadi yang punya destinasi di Jawa Tengah harus bersiap-siap termasuk destinasi super prioritas Borobudur untuk menyiapkan destinasinya sesuai dengan CHSE kita," ujar Sandiaga.

Puncak pergerakan masyarakat untuk arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 lebaran sebesar 13,7 persen atau sebanyak 26,6 juta orang. Sementara untuk arus balik diperkirakan akan terjadi pada H+3 lebaran yang diperkirakan mencapai 21,2 persen atau sebanyak 41 juta orang.

Terkait moda transportasi, berdasarkan data yang diolah Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik diketahui bahwa kereta api masih menjadi yang terfavorit pilihan masyarakat.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, stakeholder, dan pengelola daya tarik wisata termasuk desa wisata untuk memastikan kesiapannya agar momen liburan 2024 ini bisa berlangsung dengan aman dan lancar," kata Sandiaga.

14
March

Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters melakukan kunjungan kerja ke Indonesia dan bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (14/3/2024). Keduanya membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral sekaligus sejumlah isu regional dan global. (Foto: Kemlu RI)

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru, Winston Peters melakukan kunjungan ke Indonesia pada Kamis (14/3/2024). Peters bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Peters menilai kunjungannya, di awal pemerintahan baru Selandia Baru, menunjukan pentingnya hubungan negaranya dengan Indonesia dan Asia Tenggara.

12
March

Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Syaikh Ahmad bin Isa Al Hazimi berfoto bersama perwakilan Masjid Istiqlal, Jakarta saat pembagian paket buka puasa dan kurma, Selasa (12/3/2024). (Foto: VOI/Rama Shidqi Pratama)

 

VOInews, Jakarta: Pemerintah Arab Saudi membagikan 2.000 paket buka puasa dan kurma kepada para jemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Selasa (12/3/2024). Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Syaikh Ahmad bin Isa Al Hazimi mewakili Duta Besar Arab Saudi.

14
March

VOInews, Jakarta: Indonesia dan Selandia Baru mempersiapkan rencana pertemuan Joint Ministerial Commission kedua negara yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Selandia Baru akan menggelar The 11th Joint Ministerial Commission (JMC) pada Mei di Wellington, Selandia Baru.

 

“Kami sekarang sedang mengerjakan substansi JMC. Kita ingat bahwa pada JMC terakhir pada bulan November 2021, kedua Pemerintah membuat komitmen untuk memajukan kerja sama ekonomi serta kerja sama pembangunan,” katanya dalam keterangan pers bersama usai menerima Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

 

Retno Marsudi menggaris bawahi pentingnya mengevaluasi pencapaian dalam JMC dan menyegarkan kembali Rencana Aksi Indonesia dan Selandia Baru. “Untuk mengarahkan kemitraan komprehensif kedua negara menuju komitmen-komitmen yang telah disepakati,” katanya.

 

Beberapa hal yang akan menjadi fokus dalam JMC ke-11 diantaranya upaya mendorong peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Selandia Baru, perkembangan pembahasan Perjanjian Pengakuan Bersama (Mutual Recognition Agreement-MRA) terkait produk halal dan usulan Selandia Baru terkait rancangan perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

 

“Pemutakhiran Perjanjian Kerja Sama Pendidikan yang ada juga dapat menjadi potensi lain yang dapat dicapai oleh JMC,” kata Menlu Retno.

 

Dalam pertemuan, kedua Menteri Luar Negeri juga membahas keterlibatan Indonesia dan Selandia Baru di Pasifik. Menlu Retno menekankan pendekatan yang konsisten dari Indonesia untuk berperan aktif dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

 

“Kami melakukannya dengan meningkatkan keterlibatan kami dengan organisasi regional, khususnya MSG (Melanesian Spearhead Group) dan PIF (Pasific Islands Forum), serta secara bilateral melalui kerja sama ekonomi dan pembangunan,” katanya.

 

Lebih lanjut, Indonesia juga berbagi pandangan yang sama dengan Selandia Baru mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim, mitigasi bencana, serta pemberdayaan perempuan. Kedua Menlu juga membahas kerja sama dengan Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

 

Sebagai salah satu mitra dialog PIF, Indonesia berharap pada KTT PIF Agustus mendatang di Tonga, PIF dapat melanjutkan pembahasannya mengenai pencapaian prioritas Forum berdasarkan prinsip saling menghormati, khususnya kedaulatan dan integritas wilayah.

 

“Saya percaya bahwa hal ini penting untuk mendorong kerja sama regional yang bersahabat dan efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah ketegangan dan persaingan geopolitik,” kata Menlu Retno.

 

Retno Marsudi dan Winston Peters juga membahas peran Indonesia dan Selandia Baru dalam sejumlah isu regional dan global. Keduanya berbagi komitmen untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

 

Kedua Menteri juga membahas kolaborasi dalam konteks ASEAN. “Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Selandia Baru dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk membina kerja sama inklusif di kawasan, termasuk memperkuat kerja sama antara ASEAN dan PIF,” kata Retno.

 

Hal lain yang juga dibahas oleh kedua Menteri adalah situasi di Palestina. “Mengingat rekam jejak Selandia Baru dalam isu hak asasi manusia, saya yakin Selandia Baru juga mempunyai keprihatinan serupa terhadap krisis kemanusiaan di Palestina,” tutup Retno.