VOinews.id- Menteri BUMN Erick Thohir menjamin naik kereta cepat Jakarta Bandung tetap aman dan nyaman, bahkan saat kereta melaju pada kecepatan tertinggi 351 kilometer (km) per jam. "Menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Bapak Presiden Jokowi beserta rombongan. Walaupun kecepatan kereta mencapai 351 km/jam, di dalam rasanya tetap nyaman dan aman," kata Erick saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan uji coba KCJB di Stasiun Halim Jakarta, Rabu. Kenyamanan yang dimaksud Erick adalah antara lain perjalanan menggunakan KCJB begitu cepat dan tidak ada getaran dengan kecepatan maksimal operasional tersebut.
Selain itu, kenyamanan dalam kereta cepat juga membuat penumpang bebas kemacetan, seperti yang dialami pengendara mobil. "Berangkat pagi, eh sampai Bandung masih pagi. Anti-macet dan slap-slip. Siapa mau naik juga?" ujarnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pun mencatat secara khusus kecepatan KCJB tersebut.
Presiden mengaku sudah empat kali meninjau proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB). Namun, ini adalah kali pertama Presiden menjajal kereta cepat. "Namun ini baru pertama kali kita coba kecepatan 350 km per jam, tidak terasa sama sekali. Ya inilah peradaban. Inilah kecepatan," kata Presiden di Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Jawa Barat, Rabu. Atas pencapaian tersebut, Presiden mengharapkan masyarakat pengguna mobil pribadi agar segera beralih ke kereta cepat untuk perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, dan sebaliknya. Presiden juga mengajak pengguna mobil untuk beralih ke moda transportasi umum lainnya yang sudah disediakan pemerintah selain kereta cepat, yaitu kereta layang ringan (LRT), Moda Raya Terpadu (MRT), hingga Trans Jakarta.
Masyarakat pun dapat mulai menjajal kereta cepat pada Oktober mendatang. Tujuan utama dari perpindahan pengguna mobil ke alat transportasi massal itu, menurut Presiden, adalah agar dapat menekan tingkat kemacetan di jalan. Pada saat yang sama, tingkat polusi juga dapat ditekan. Presiden Joko Widodo melakukan uji KCJB dengan titik awal perjalanan dari Stasiun Halim, Jakarta yang berakhir di Stasiun Padalarang, Jawa Barat. Hanya butuh waktu 28 menit untuk tiba di stasiun Padalarang.
Pada uji coba kali ini turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.
Antara
VOInews.id- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi industri yang turut membangun smelter yang menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) karena akan dapat mendukung industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). “Oleh karenanya, pemerintah terus mendukung upaya pertumbuhan industri dalam negeri khususnya industri hilirisasi sumber daya alam mineral dan pengembangan EV di tanah air,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu. Menperin mengatakan peningkatan nilai tambah nikel sebagai salah satu komoditas mineral dapat mencapai 19 kali apabila diolah menjadi bahan baku baterai.
Namun demikian, hingga tahun 2020, sebagian besar pengolahan bijih nikel di Indonesia berada pada jalur untuk memproduksi NPI dan FeNi, bukan pada jalur untuk produksi baterai. “Dengan target kuantitatif pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk roda empat dan lebih sebesar 400 ribu unit pada tahun 2025, dan satu juta unit pada tahun 2035, proyeksi kebutuhan nikel sebagai bahan baku baterai khususnya jenis baterai NMC 811 akan terus meningkat,” papar Menperin.
Menperin pun memberikan apresiasi kepada seluruh investor dan jajaran Direksi PT Anugrah Neo Energy Materials dan PT Gotion Indonesia Materials atas komitmennya dalam membangun industri smelter nikel di Indonesia.
“Langkah ini turut menyukseskan program hilirisasi serta menjadi langkah penting menuju Indonesia Emas 2045,” kata Menperin. Proyek Baterai HPAL antara PT Anugrah Neo Energy Materials (ANEM) berstatus 100 persen PMDN dan dengan mitra strategis PT Gotion Indonesia Materials (GIM) yang berstatus PMA. Proyek tersebut akan berlokasi di Neo Energy Buleleng Industrial Park (NEBIP), Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.
Kerja sama ini nantinya akan menjadi operasi yang terintegrasi secara vertical, yang menggabungkan sumber daya tambang dengan Fasilitas HPAL, untuk memproses Bijih Ni menjadi MHP dan Ni/Co Sulfat, yang merupakan bahan prekursor katoda untuk produksi baterai EV.
Keberadaan proyek baterai HPAL tersebut diharapkan menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120.000 MT per tahun. Sebagai aspek utama dalam produksi EV, jalur panjang produksi baterai EV dari bijih limonite tersebut memerlukan dukungan terintegrasi dari berbagai sektor industri terkait.
Antara
VOinews.id- Badan Energi Atom Jepang (Japan Atomic Energy Agency/JAEA) mengonfirmasi terdeteksinya kebocoran bahan radioaktif pada salah satu fasilitas penelitian bahan bakar nuklirnya, namun dilaporkan tidak ada dampak buruk terhadap kesehatan staf maupun lingkungan sekitar, demikian diwartakan media setempat.
Kebocoran terdeteksi di Ruang Pengembangan Bahan Bakar Plutonium No. 3 di Laboratorium Rekayasa Siklus Bahan Bakar Nuklir JAEA yang terletak di Desa Tokai, Prefektur Ibaraki, ungkap laporan dari kantor berita nasional Kyodo mengutip JAEA. Pada Jumat (8/9) pekan lalu, Ruang Pengembangan Bahan Bakar Plutonium No. 3 mengidentifikasi polusi yang disebabkan oleh bahan radioaktif di empat lokasi di dalam fasilitas itu. Polusi tersebut ditemukan saat melakukan inspeksi rutin terhadap peralatan glovebox yang dirancang kedap udara.
Kontaminasi ditemukan di bagian atas dan bawah glovebox, dengan tingkat aktivitas radioaktif tertinggi mencapai sekitar 33 becquerel. Meski berisi material bahan bakar nuklir, glovebox itu belum pernah digunakan baru-baru ini dan hanya menjalani inspeksi rutin dua tahunan, kata JAEA. JAEA telah meyakinkan masyarakat bahwa kebocoran bahan nuklir itu tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan empat staf fasilitas tersebut maupun lingkungan sekitar. Saat ini, penyebab kebocoran bahan radioaktif itu sedang diselidiki. Otoritas di laboratorium tersebut mencurigai bahwa bahan radioaktif mungkin merembes keluar dari peralatan itu.
Antara
VOInews.id- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Rabu, berjanji akan memberikan dukungan penuhnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin saat kedua pemimpin yang terisolasi tersebut mengadakan pertemuan puncak yang jarang terjadi di fasilitas peluncuran roket Rusia.
Pertemuan dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kemungkinan kesepakatan senjata antara Pyongyang dan Moskow. Saat mengusulkan untuk bersulang dalam jamuan makan malam setelah pertemuan, Kim mengatakan pada Putin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan menang atas kekuatan "jahat", yang sangat jelas mendukung perang di Ukraina. Kim mengatakan bahwa dia yakin bahwa Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan "suci" untuk menghukum "kejahatan" dalam pretensi hegemonik.
Pertemuan tersebut diadakan di tengah kekhawatiran bahwa kedua negara dapat memajukan perundingan senjata dan meningkatkan kerja sama militer. Kim, melalui penerjemah, menambahkan bahwa dia sangat yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan menunjukkan kehormatan mereka yang tak ternilai dalam "operasi militer khusus" di Ukraina dan membangun negara yang kuat.
Menyusul pertemuan yang diadakan di pusat ruang angkasa Vostochny di Amur, Rusia, Putin menyampaikan pada saluran berita lokal bahwa dia melihat prospek kerja sama militer dan teknis dengan Korea Utara. Putin juga mengumumkan bahwa Kim akan melakukan perjalanan ke Komsomolsk-on-Amur dan Vladivostok di Timur Jauh Rusia setelah pertemuan tersebut.
Dengan partisipasi delegasi, Kim dan Putin memulai pembicaraan di pusat ruang angkasa Kosmodrom Vostochny setelah mereka berjabat tangan dan saling menyapa dalam pertemuan pertama mereka setelah lebih dari empat tahun, menurut media berita Rusia. Kim mengatakan pada Putin bahwa "Rusia sedang melakukan perjuangan suci terhadap Barat," menambahkan bahwa Korea Utara akan bekerja sama dengan Rusia untuk "melawan imperialisme."
Dalam referensi yang jelas mengenai invasi Rusia ke Ukraina, Kim mengatakan bahwa dia mendukung "semua keputusan" yang dibuat oleh Putin. "Hubungan (Korea Utara) dengan Rusia adalah prioritas utama Pyongyang," ucap Kim pada Putin dalam permulaan pembicaraan, menambahkan bahwa undangan tersebut datang pada saat yang sangat penting.
Putin mengatakan bahwa dia berharap untuk berbicara tentang kerja sama ekonomi, situasi keamanan di Semenanjung Korea dan masalah kemanusiaan, menurut kantor berita Rusia. Menjelang pembicaraan, Putin mengajak Kim berkeliling Kosmodrom Vostochny. Kantor berita Rusia mengatakan bahwa Kim dan Putin tidak ada rencana untuk menandatangani dokumen resmi setelah mereka menyelesaikan pertemuan tatap muka, yang dilanjutkan dengan pembicaraan dengan format diperluas. Kedua pemimpin tersebut juga ditawari makan malam resmi, menurut kantor berita Rusia.
Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin, sebelumnya mengatakan bahwa Putin dan Kim akan membahas hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi dalam pertemuan, namun menambahkan bahwa pembicaraan mereka mungkin melibatkan isu sensitif yang tidak akan dipublikasikan.
Spekulasi meningkat bahwa kerja sama militer kemungkinan akan dibahas, karena Rusia tampaknya membutuhkan pasokan peluru artileri dan amunisi Korea Utara untuk perangnya dengan Ukraina, sementara Korea Utara menginginkan teknologi senjata berteknologi tinggi dari Rusia. Putin mengatakan "semua masalah" akan dibahas dalam pembicaraan mereka, ketika ditanya oleh wartawan jika dia berencana untuk membahas kerja sama militer dan teknis. Presiden Rusia tersebut juga mencatat bahwa Kim menunjukkan "minat besar" dengan teknologi roket, berjanji untuk membantu rezim yang sulit diajak bekerja sama tersebut untuk membangun satelitnya sendiri.
Korea Utara melakukan upaya pada bulan Mei dan Agustus untuk menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit, namun berakhir dengan kegagalan. Setelah berangkat dari Pyongyang dengan kereta lapis baja pada Minggu (10/9), pemimpin Korea Utara tersebut tiba di fasilitas peluncuran roket pada permulaan hari, melakukan perjalanan lebih dari seribu kilometer ke utara kota Vladivostok di timur Rusia, di mana mereka bertemu sebelumnya pada 2019.
Foto-foto yang dimuat oleh media Pemerintah Korea Utara memperlihatkan bahwa Kim didampingi pejabat tinggi partai dan militer Korea Utara, termasuk perwira militer Ri Pyong-chol dan Pak Jong-chon, dan Pak Thae-song, seorang pejabat yang bertanggung jawab atas teknologi luar angkasa. Susunan rombongannya dan pemilihan fasilitas luar angkasa Rusia sebagai tempat pertemuan menimbulkan spekulasi bahwa Korea Utara mungkin setuju untuk memasok amunisi dan persenjataan kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.
Sebagai imbalannya, Korea Utara mungkin menginginkan bantuan pangan dan transfer teknologi persenjataan dari Moskow, seperti yang melibatkan satelit mata-mata dan kapal selam bertenaga nuklir. Jika Kim dan Putin juga sepakat untuk memperkuat kerja sama militer mereka, termasuk latihan angkatan laut tiga arah dengan China, hal ini akan menimbulkan tantangan keamanan yang besar di Semenanjung Korea dan sekitarnya.
Kesepakatan senjata apa pun antara Pyongyang dan Moskow merupakan pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang perdagangan senjata apa pun dengan Korea Utara. Pertemuan mereka terjadi ketika Pyongyang baru-baru ini berupaya meningkatkan hubungan militer dengan Moskow dan menggandakan pengembangan senjatanya di tengah meningkatnya kerja sama keamanan antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
Kim sebelumnya mengatakan perjalanannya ke Rusia untuk bertemu dengan Putin adalah “perwujudan jelas” dari Korea Utara yang memprioritaskan “kepentingan strategis” hubungan bilateral mereka, menurut Kantor Pusat Berita Korea Utara. Dalam unjuk kekuatan, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur tak lama sebelum pertemuan Kim dan Putin pada hari Rabu, kata militer Korea Selatan. Korea Utara berjanji untuk meluncurkan satelit mata-mata ketiga pada bulan Oktober setelah dua upaya sebelumnya gagal dan baru-baru ini meluncurkan apa yang diklaim sebagai kapal selam serangan nuklir taktis.
Sumber: Yonhap-OANA