VOInews.id- Presiden Joko Widodo menyebut pengerjaan proyek strategis nasional (PSN) kereta semicepat Jakarta-Surabaya tergantung dari hasil studi yang dilakukan. Hal itu disampaikan Presiden saat ditanya wartawan tentang perkembangan proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya, di sela kegiatan di Karawang, Jawa Barat.
"Semua masih dalam studi. Kalau visible kerjakan, tidak visible tidak dikerjakan," kata Jokowi singkat sebagaimana dipantau dalam tayangan video yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, Presiden saat mencoba Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Rabu (13/9) sudah menyampaikan bahwa rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam studi dan dikalkulasi secara lebih rinci, termasuk penentuan rute.
"Kalau yang ke Surabaya masih dalam studi, masih dalam kalkulasi, juga penentuan 'trase-'nya di sebelah mana baru dalam studi semuanya," kata Presiden Jokowi di Stasiun Padalarang, Bandung, Jawa Barat, Rabu. Presiden mengaku belum bisa menjawab secara rinci karena perencanaan, termasuk studi dan perhitungan terkait pembangunan belum selesai dilakukan. Namun demikian, Presiden menjelaskan bahwa trayek kereta cepat Jakarta-Surabaya akan melintasi rute kereta cepat Jakarta-Bandung untuk menumbuhkan titik ekonomi baru di sepanjang lintasan.
Antara
VOInews.id- Tagihan listrik akan menjadi beban tambahan bagi warga Filipina yang tengah menderita akibat kenaikan harga beras, sayuran, dan bahan pangan lainnya. Manila Electric Company (Meralco), perusahaan distribusi listrik swasta terbesar di Filipina yang melayani 7,7 juta pelanggan, pekan lalu mengumumkan kenaikan tarif listrik sebesar sekitar 0,5 peso (1 peso Filipina = Rp270) atau sekitar 0,008 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.367) per kWh mulai September. Kenaikan mendadak yang mengejutkan banyak konsumen itu dapat memicu pengeluaran tambahan sebesar 100 peso Filipina untuk rumah tangga yang mengonsumsi 200 kWh listrik per bulan.
Mariah Companero (22), yang merupakan pencari nafkah bagi keluarganya yang beranggotakan tujuh orang dari Provinsi Laguna, sebelah selatan Manila, mengatakan bahwa kenaikan tarif ini "mungkin terdengar kecil, namun dalam skala yang lebih besar, terutama untuk tagihan-tagihan yang besar, ini merupakan tambahan biaya yang cukup signifikan."
Kenaikan tarif listrik tersebut dapat berkontribusi lebih lanjut terhadap kenaikan inflasi yang melonjak ke angka 5,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus dari 4,7 persen pada Juli. Tarif listrik di Filipina memang masih menjadi salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Di Metro Manila, rata-rata tarif listrik mencapai sekitar 12 peso per kWh, jauh di atas wilayah ibu kota lainnya di kawasan itu. Masyarakat di daerah pedesaan bahkan harus membayar tarif yang lebih tinggi lagi meskipun pendapatan mereka lebih rendah. David Dumanaiz (61), seorang pengemudi kendaraan roda tiga di San Pedro, Provinsi Laguna, khawatir akan dampak kenaikan tarif listrik mendatang terhadap anggaran bulanan keluarganya.
"Tagihan listrik kami bulan lalu mencapai 5.700 peso. Jika tarif listrik terus naik, itu akan mengganggu arus anggaran bulanan kami," katanya kepada Xinhua. Meralco mengaitkan kenaikan ini dengan kenaikan biaya produksi yang mengalami lonjakan sebesar 0,43 peso per kWh. "Melemahnya nilai tukar peso Filipina terhadap dolar AS juga turut berkontribusi karena banyak produsen listrik menggunakan mata uang dolar AS," imbuh Wakil Presiden Meralco Joe Zaldarriaga.
Antara
VOInews.id- Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis mengumumkan dana darurat sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp153 miliar) untuk Libya, di mana ribuan orang tewas akibat bencana banjir. "Saya segera mengucurkan 10 juta dolar AS (sekitar Rp153 miliar) dari dana darurat PBB, CERF, dan pengajuan bantuan tambahan sedang diupayakan," kata Martin Griffiths lewat pernyataan yang menggambarkan skala bencana tersebut "membuat syok dan memilukan."
"Memberikan pasokan penyelamat nyawa bagi masyarakat, mencegah krisis kesehatan sekunder serta mengembalikan keadaan normal segera harus menyingkirkan kekhawatiran lainnya pada masa sulit yang hadapi Libya ini," kata Griffiths.
Dia menghargai negara tetangga Libya dan negara lainnya yang telah mengambil tindakan dan menerjunkan tim SAR, dokter dan memberikan pasokan. Sedikitnya 6.000 orang tewas dan ribuan lainnya masih hilang akibat banjir akhir pekan di Libya timur, menurut pejabat. Hujan lebat melanda sejumlah wilayah, terutama di Kota Derna, Benghazi, Al-Bayda, Al-Marj dan Soussa.
Sumber: Anadolu
VOInews.id- Semua orang berkepentingan untuk dapat berkompromi secara global, demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Rabu (13/9). Guterrres melontarkan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers yang diadakan menjelang pekan pertemuan tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB ke-78. Dimulai pada 18 September, para pemimpin dan delegasi dunia akan berkumpul di markas besar PBB di New York untuk mengikuti serangkaian pertemuan dan acara tingkat tinggi.
"Imbauan saya kepada para pemimpin dunia akan sangat jelas," ungkap Guterres. "Ini bukan waktunya untuk mengambil sikap (posturing) atau menentukan posisi (positioning). Ini bukan saatnya untuk bersikap tidak peduli atau ragu-ragu. Ini waktunya untuk bersatu demi solusi nyata dan praktis.
Ini saatnya untuk berkompromi demi hari esok yang lebih baik." "Politik adalah kompromi. Diplomasi adalah kompromi. Kepemimpinan yang efektif adalah kompromi," imbuhnya. Pekan pertemuan tingkat tinggi merupakan satu-satunya momen dalam setiap tahun bagi para pemimpin dari seluruh penjuru dunia untuk tidak hanya menilai keadaan dunia, tetapi juga bertindak demi kebaikan bersama, ujar Guterres, seraya menekankan bahwa "aksi adalah hal yang dibutuhkan dunia saat ini." Para pemimpin dunia berkumpul di saat umat manusia menghadapi berbagai tantangan besar, mulai dari darurat iklim yang kian memburuk hingga konflik yang terus meningkat, krisis biaya hidup global, melebarnya kesenjangan, serta gangguan teknologi yang dramatis, tutur Guterres.
"Orang-orang mengandalkan pemimpin mereka untuk mencari jalan keluar dari kekacauan ini. Namun, dalam menghadapi semua ini maupun masalah lainnya, perpecahan geopolitik makin merusak kapasitas kita untuk merespons," sebutnya. Sebuah dunia yang multipolar sedang mengemuka. Meski dapat menjadi faktor penyeimbang, multipolaritas juga dapat menyebabkan meningkatnya ketegangan, fragmentasi, dan hal-hal yang lebih buruk lagi, ujar Guterres.
"Namun, di saat tantangan kita makin terhubung dibandingkan sebelumnya, tidak ada pemenang dalam permainan menang kalah (zero-sum game)," ucapnya. Sekjen PBB tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun ada perpecahan, kepentingan yang berbeda, visi yang berbeda, dan budaya yang berbeda, dunia perlu berkompromi.
"Jika kita menginginkan masa depan yang damai dan sejahtera berdasarkan kesetaraan dan solidaritas, para pemimpin memiliki tanggung jawab khusus untuk mencapai kompromi dalam merancang masa depan bersama demi kebaikan kita bersama," kata Guterres. "Pekan depan di sini, di New York, adalah tempat untuk memulainya."
Antara