Daniel

Daniel

24
March


Perhatian negara-negara di dunia, termasuk Indonesia saat ini adalah  melawan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Jumlah orang yang terinfeksi bertambah, yang tentu saja memerlukan perhatian serius.

Pemerintah Indonesia melakukan segala upaya untuk menangani   Covid-19 ini dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, menunjuk lebih dari 230 rumah sakit menjadi tempat rujukan untuk menangani Covid-19, DAN mengubah Wisma Atlet Kemayoran Jakarta menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19, serta mengirim 155 personel kesehatan Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia -TNI bertugas di Rumah Sakit Darurat tersebut.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga sudah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2020, Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa pada 20 Maret 2020. Instruksi Presiden ini diterbitkan karena semakin meluasnya penyebaran Covid-19.

Langkah lain yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam percepatan penanganan Covid- 19 adalah penjemputan alat-alat kesehatan langsung dari Shanghai, Tiongkok pada 21 Maret 2020. Setelah transit di Pulau Natuna, Senin (23/3), pesawat Hercules yang membawa 9 ton logistic kesehatan tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa 105 ribu Alat Pelindung Diri, masker dan handsanitizer  tersebut didistribusikan ke seluruh Tanah Air pada Senin (23/3).

Pemerintah Indonesia memang sangat serius dalam percepatan penanganan Covid-19.  Apalagi dalam membeli logistic kesehatan. Mengingat  lebih dari 190 negara juga memerlukannya segera.

Pemerintah Indonesia tidak dapat bergerak sendiri. Seluruh unsur bangsa Indonesia harus terlibat langsung. Pihak swasta telah menunjukkan langkah dukungan terhadap upaya ini dengan memberikan sumbangsihnya berupa penggunaan hotel yang seluruhnya akan digunakan sebagai ruang isolasi rumah sakit. Keterlibatan dalam penyediaan masker oleh pihak swasta untuk  menambah kapasitas produksi masker miliki perusahaan negara juga dibutuhkan.

Upaya dalam menekan penyebaran Covid-19 adalah kesadaran untuk melakukan social distancing. Menahan diri di rumah untuk mengurangi interaksi dengan banyak orang. Kesadaran dan tindakan nyata seluruh rakyat Indonesia untuk menekan penyebaran Covid-10 yang mulai menyerang akhir 2019 ini mutlak dibutuhkan.  Sehingga jumlah yang terpapar tidak makin bertambah, yang terinfeksi segera sembuh, dan angka kematian karena Covid-19 menurun.

Dengan kesadaran dan tindakan nyata semua  pihak seperti penerapan social distancing atau tindakan keras dari pemerintah, prasarana dan fasilitas yang telah disiapkan di Wisma Atlet tidak perlu digunakan lagi. Tidak ada pasien yang dikirim ke Wisma Atlet yang sudah disiapkan menampung tiga ribu pasien. Doa kita bersama Covid-19 segera berlalu.

26
March

Tepat pada peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret, pandemi COVID-19 mengharuskan setiap orang sering mencuci tangan dengan sabun. Direktur Eksekutif Pusat Keanekaragaman Hayati ASEAN (ASEAN Center for Biodiversity) Dr Theresa Mundita S Lim dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan air mendukung keberlangsungan semua kehidupan di Planet Bumi. Terlebih pada masa pandemi COVID-19, ketika mencuci tangan dan menjaga kebersihan dengan air bersih terbukti menjadi pertahanan terbaik manusia terhadap penyakit.

Meski demikian, berdasarkan data Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia-WHO, akses ke air bersih tetap menjadi persoalan global dengan 2,2 miliar orang memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan air minum yang dikelola secara aman. Sementara tiga miliar lainnya tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar.

Theresa Mundita menambahkan, pada peringatan hari air sedunia kali ini, ASEAN Center for Biodiversity bergabung dengan komunitas internasional merayakan Hari Air Sedunia dengan fokus pada bagaimana air dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim. Tema ini ini diambil, untuk menekankan hubungan keanekaragaman hayati dan air yang tidak terpisahkan.

Perairan darat, seperti danau, sungai, waduk atau embung, air tanah, mata air, dan lahan basah, menyuplai air untuk area irigasi pertanian di wilayah ASEAN. Sektor pertanian saja mengkonsumsi 85,5 persen dari total air pengambilan air di wilayah tersebut.Diikuti oleh sektor industri sebanyak 7,8 persen dan sektor domestik 6,6 persen, berdasarkan data Progam Lingkungan PBB (UNEP).

Menurut Theresa Mundita, dalam masa krisis iklim saat ini, sangat penting melestarikan perairan darat, yang diketahui menyerap dan melepaskan karbon tetap di biosfer dan melindungi masyarakat dari cuaca ekstrem, berkontribusi pada pendekatan berbasis ekosistem untuk adaptasi perubahan iklim.

Theresa Mundita mengatakan melestarikan keanekaragaman hayati dilakukan demi kepentingan semua orang. Menurutnya, pendekatan holistik, multidisipliner dan multi-sektoral adalah kunci untuk memperkuat undang-undang dan kebijakan yang ada untuk mengatur pengelolaan dan penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.

Pada Hari Air Sedunia yang jatuh pada 22 Maret, WHO mengingatkan bahwa fasilitas kesehatan sangat membutuhkan air bersih, sanitasi dan service yang higienis untuk membatasi penyabaran COVID-19 dan mencegah penyebaran wabah penyakit di masa depan.

23
March

Pemerintah Indonesia bertekad meningkatkan daya saing industri perkapalan dalam negeri antara lain dengan mengakselerasi penguatan kapasitas industri perkapalan guna memenuhi kebutuhan sektor perikanan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dirilis Antara di Jakarta, Kamis,19 Maret mengatakan, industri perkapalan nasional sudah mencapai beberapa kemajuan. Kemajuan itu di antaranya peningkatan jumlah galangan kapal menjadi lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi yang mencapai sekitar 1 juta tonase bobot mati (dead weight tonnage/DWT) per tahun untuk produksi baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal. Ke depan, pihaknya berharap kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal dapat terus ditingkatkan. Apalagi, industri perkapalan atau galangan kapal merupakan salah satu sektor strategis dan mempunyai peran vital untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun Menteri Perindustrian mengingatkan, iklim investasi yang kondusif merupakan syarat mutlak yang menjadi perhatian pemerintah agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal. Dikatakan, pihaknya  terus mendorong peningkatkan investasi untuk menumbuhkan sektor industri galangan kapal di dalam negeri sekaligus juga memacu utilisasinya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga mengisi pasar ekspor. Ia menyebutkan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah dalam pengembangan industri perkapalan, salah satunya adalah adanya bantuan mengenai pendanaan proses produksi. Sebab, selain padat karya dan padat teknologi, karakteristik industri galangan kapal juga padat modal.

Agus Gumiwang menambahkan, pihaknya juga terus mengajak pelaku industri perkapalan di dalam negeri agar dapat memanfaatkan teknologi modern, terutama yang berkaitan dengan perkembangan teknologi era industri 4.0. Dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu, Presiden sudah mencontohkan adanya teknologi konstruksi kapal untuk pelat datar yang memungkinkan membuat kapal nelayan yang dijamin aman, namun dengan harga yang lebih murah. Ini salah satu yang akan menjadi fokus pemerintah dalam menerapkan hasil riset yang tersambung dengan dunia industri.

Sebelumnya Presiden Jokowi meminta adanya penguatan industri perkapalan nasional sehingga daya saingnya meningkat.  Presiden Joko Widodo saat memberikan pengantar pada rapat terbatas mengenai Kebijakan Kelautan Indonesia melalui konferensi video di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 19 Maret meminta industri perkapalan untuk terus diperkuat dan kapasitas daya saing industri perkapalan nasional juga terus ditingkatkan, sehingga mampu mendukung pergerakan industri perikanan.

23
March


Jumlah kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Sejak diumumkan 2 kasus positif Covid-19 pertama oleh Presiden Joko Widodo 2 Maret yang lalu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah. Jumlah kenaikannya memang tidak sebanyak beberapa  negara lain.  Meski begitu,  jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tidak bisa dianggap enteng.

Salah satu penyebab penyebaran virus Covid-19 adalah melalui droplet atau percikan air liur. Misalnya melalui bersin, batuk atau berbicara dengan orang lain dari jarak dekat. Percikan itu bisa jatuh ke wajah lawan bicara atau orang yang berdekatan. Selain itu dapat juga  ke berbagai permukaan benda  yang kemudian dipegang oleh orang lain sehingga memperbesar kemungkinan penularan. Untuk mencegahnya, social distancing atau menjaga jarak sangat penting.

 

Di Indonesia, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah mensosialisasikan pentingnya social distancing guna mengontrol penyebaran virus Corona atau Covid-19. Dalam pidatonya di Istana Bogor, Minggu, 15 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menghimbau agar masyarakat mulai melakukan social distancing di tengah cepatnya tingkat penularan virus Covid-19. Social distancing atau menjaga jarak dapat dilakukan dengan membatasi kontak tatap muka dan tangan, menghindari keramaian, mengurangi keluar rumah yang tidak perlu dan melakukan pekerjaan, pembelajaran dan ibadah di rumah. Hal tersebut diterapkan sekolah, universitas dan kantor yang meminta anak didik dan pegawainya untuk melakukan kegiatan dari rumah melalui Daring (on-line). Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona, Achmad Yurianto mengatakan di Jakarta, Minggu (22/3/2020), masyarakat semakin memahami penerapan social distancing, meskipun masih perlu ditingkatkan.

Jaga jarak atau Social Distancing bukan sekedar himbauan, namun keharusan yang harus dipatuhi oleh semua elemen masyarakat agar penyebaran virus Covid-19 tidak semakin merajalela. Sesuai anjuran WHO tinggallah di rumah, jangan keluar rumah jika tidak perlu. Kepatuhan memenuhi himbauan ini penting, karena diketahui di beberapa tempat penyebaran virus Covid-19  menjadi sangat cepat karena masyarakatnya enggan mematuhi himbauan tersebut.