Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun 2020 akan mengalami tekanan yang signifikan sebagai dampak dari penyebaran virus corona COVID-19. Dalam jumpa pers melalui layanan streaming di Jakarta, Rabu(18/3) lalu, Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi bisa mengalami disrupsi karena konsumsi rumah tangga pada triwulan kedua tahun 2020 tidak akan tumbuh optimal. Salah satu alasannya adalah periode Lebaran, yang biasanya menjadi andalan dalam menyumbang konsumsi, diperkirakan tidak akan semeriah biasanya karena orang-orang menahan diri untuk melakukan perjalanan.
Kantor Berita Antara melaporkan, menurut Sri Mulyani, perlambatan itu mulai terlihat pada triwulan pertama tahun 2020 sehingga pertumbuhan ekonomi pada periode ini diproyeksikan hanya berada pada kisaran 4,5 persen hingga 4,9 persen. Meski demikian, ia mengharapkan adanya pembalikan kondisi di triwulan ketiga dan keempat 2020.
Sri Mulyani memastikan Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan stimulus maupun melakukan realokasi sejumlah belanja Kementerian dan Lembaga maupun pemerintah daerah untuk penanganan dampak COVID-19. Salah satu stimulus itu mencakup pelonggaran pungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, 22 dan 25 maupun restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk menjaga kelangsungan industri manufaktur.
Senada dengan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dampak Covid 19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun demikian Luhut meyakini pemerintah masih akan bisa menjaga pertumbuhannya di atas 4 persen. Dalam jumpa pers melalui video conference di Jakarta, Rabu(18/3), Luhut Pandjaitan menuturkan, pemerintah terus melakukan kajian dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo juga telah mendapat masukan tentang angka rinci atas dampak wabah tersebut.
Luhut Pandjaitan menilai dengan konsumsi domestik yang besar, yakni hingga 70 persen, ia meyakini ekonomi Indonesia masih cukup kuat menghadapi pandemi tersebut. Terlebih dengan kartu kerja dan dana desa atau bantuan yang akan terus dikucurkan langsung ke rakyat tidak mampu.
Di samping itu, Luhut Pandjaitan mempertimbangkan juga bagaimana Bank Indonesia mengelola moneter dan Kementerian Keuangan mengelola fiskal yang ia yakini cukup baik.
Lebih lanjut, Luhut mengaku pemerintah belum akan menurunkan target investasi hingga target kunjungan wisatawan tahun ini. Pemerintah masih terus melakukan evaluasi terhadap kinerja dua bulan terakhir.
Lebih dari 100 negara di dunia dikabarkan mendapat serangan virus Corona Covid19. Dimulai dari Wuhan, Tiongkok dan kini sebaran virus mencapai hampir seluruh dunia. Dengan adanya efek berantai, virus tersebut sulit dibatasi untuk tetap berada di satu tempat dan tidak menyebar ke tempat lain. Sementara, kondisi Wuhan khususnya, dan Tiongkok umumnya, sudah membaik. Meski karantina dan pembatasan-pembatasan lain masih tetap berlaku. Masyarakat sudah mulai tampak lagi di jalan2. Aktivitas sekolah dan perkantoran juga sudah kembali dimulai. Tiongkok terhitung cepat bangkit setelah terpukul oleh virus Corona. Walau masih terlalu dini, sebagian warga mengungkap bahwa mereka sudah menang menghadapi serangan virus COvid 19 ini.
Ketika saat ini giliran negara2 lain mengalami serangan serupa, tampaknya mereka harus belajar dari Wuhan. Kota yang mendadak menjadi sorotan dunia itu mengambil langkah lockdown sebagai yang paling efektif membatasi penyebaran virus Corona atau Covid19.
Namun ada perbedaan dalam impelementasi dan dukungan masyarakat di suatu negara dan negara lain. Warga Wuhan diketahui patuh terhadap prosedur tetap penanganan covid19. Sedangkan di Italia misalnya, sebelum lockdown diberlakukan, masyarakat di pusat sebaran virus justru ramai2 keluar Milan, ke arah pinggiran kota. Entah untuk mengungsi atau malah menganggap sebagai kesempatan berliburan. Akibatnya sebaran virus justru menjadi meluas ke berbagai tempat. Korban meninggal meningkat lebih cepat. Seruan cuci tangan dan pemakaian masker yang sudah digalakkan pemerintah dan WHO seringkali cenderung diabaikan. Hal serupa kabarnya juga terjadi di beberapa negara Eropa.
Untuk negara2 di Asia, Malaysia dan Filipina diketahui sudah memutuskan memberlakukan lockdown paling kurang sampai akhir bulan ini. Hal ini seiring semakin banyaknya kasus Covid 19 ditemukan di sana. Bagaimana hasil dan dampaknya memang masih perlu dilihat, tapi setidaknya sudah ada usaha untuk memutus rantai penyebaran dan memperkecil jumlah kasus.
Apa yg sudah dilakukan Tiongkok khususnya Wuhan untuk bangkit dari serangan virus COvid 19 adalah kombinasi dari upaya dan dedikasi luar biasa untuk menyelesaikan sebaran virus corona ini. Kini, tiap negara menghadapi ujiannya masing2.
Memang, tak ada badai yang tidak berlalu. Hanya saja, berapa banyak korban yang harus jatuh akibat serangan virus ini? berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk mengatasi dan kembali bangkit? Sangat tergantung kemampuan dan kesiapan masing2 negara. Tampaknya dunia perlu belajar bagaimana Wuhan, Tiongkok menghadapinya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan untuk memperpanjang Status Keadaan Tertentu Darurat Wabah Bencana Penyakit Akibat Virus Corona, Covid-19 di Indonesia. Perpanjangan status darurat ini berlaku selama 91 hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020.
Menurut BNPB, langkah perpanjangan masa darurat bertujuan untuk meredam penyebaran virus corona yang semakin meluas yang mungkin dapat menimbulkan lebih banyak korban jiwa. Disamping itu, penyebaran Covid-19 ini juga dapat berimplikasi pada kerugian harga benda, dampak psikologis pada masyarakat, dan ancaman serta gangguan terhdap kehidupan masyarakat.
Keputusan itu juga memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk menyiapkan rumah sakit yang memadai dan dana operasionalnya dalam membasmi wabah Covid-19.
Namun, perpanjangan status darurat ini diharapkan tidak memicu aksi borong kebutuhan pokok oleh masyarakat menjelang bulan puasa yang akan mulai berlangsung pada tanggal 25 April. Pemerintah dan pihak-pihak terkait harus mengantisipasi hal tersenut mengingat sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun bahwa permintaan bahan-bahan kebutuhan pokok meningkat menjelang dan saat Ramadan.
Untuk mengantisipasi kekurangan kebutuhan pokok di beberapa kota menjelang bulan puasa, pemerintah perlu menjamin ketersediaan pasokan bahan pangan yang dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. Selain menjamin pasokan, pemerintah juga perlu mengantisipasi lonjakan harga bahan kebutuhan pokok seperti yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Dalam menjaga pasokan dan harga bahan kebutuhan pokok ini, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha pangan harus melakukan koordinasi dan sinergi agar situasi menjadi kondusif. Pada akhirnya, masyarakat Indonesia dapat melaksanakan aktivitas kesehariannya, khsususnya dapat menunaikan ibadah puasa dengan lancer, meskipun status darurat Covid-19 diperpanjang hingga 29 Mei.
Industri furnitur Indonesia merupakan salah satu sektor prioritas dan unggulan yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional khususnya devisa negara. Demikian dikatakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah – UKM, Teten Masduki saat membuka Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia-JIFFINA ke-5 2020 di Yogyakarta, Sabtu 14 Maret lalu. Pamerang berlangsung hingga 17 Maret di Jogja Expo Center Yogyakarta.
Teten Masduki beralasan, Indonesia punya tradisi panjang, punya bahan baku, punya para pengrajin yang kuat dan memang banyak permintaan akan furnitur Indonesia di luar negeri. Selain itu Presiden RI juga sudah menetapkan furnitur sebagai produk unggulan untuk ekspor.
Oleh karena itu, Menteri Koperasi dan UKM memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pameran ini, karena bisa menjadi interaksi antara pelaku usaha bidang furnitur, para pembeli dan juga pihak-pihak yang lain.
Namun Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah itu mengingatkan, ekspor Indonesia saat ini masih kecil atau masih dua persen dari pasar dunia yang tersedia. Karena itu ini menjadi tantangan bagi semua pihak terutama para pelaku industri untuk menangkap peluang ekspor yang masih besar untuk disinergikan. Teten Masduki juga mengingatkan, sektor furnitur sangat dinamis, perkembangannya begitu cepat. Jika Indonesia tidak mengikuti selera pasar dunia, baik dalam seni desain maupun penggunaan bahan dan lainnya, maka Indonesia bisa kalah kompetisi. Dunia juga semakin respek terhadap lingkungan. Oleh sebab itu industri furnitur Indonesia juga harus berkelanjutan.
Terkait hal itu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan sumber daya manusia, penerapan teknologi, pembiayaan dan kemitraan antara pengrajin dan pengusaha besar dan pembeli.
Sementara itu, Ketua Forum Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia-JIFFINA Jawa-Bali Timbul Raharjo dalam sambutannya mengatakan, pameran ini menjadi strategi program penting dalam promosi dan pemasaran, dan juga upaya menjaring pasar produk kreatif sampai ke pembeli. Menurut Timbul Raharjo pameran JIFFINA ke-5 ini penting, sebab kementerian terkait turut mendukung, dan telah dikonfirmasi para pembeli luar negeri dengan jumlah yang signifikan. Dengan menampilkan desain mebel dan kerajinan serta penyajian yang artistic, JIFFINA menjadi pameran terbaik di Indonesia.