Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang wilayah Lombok, Bali, dan Sumbawa pada Minggu (29/7) pukul 05.47 Waktu Indonesia Barat telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan fisik. Gempa susulan juga masih terus berlangsung. Hingga pukul 09.20 Waktu Indonesia Barat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat, telah terjadi 66 kali gempa susulan. Gempa dengan kekuatan yang lebih kecil dan tidak berpotensi tsunami. Hingga Minggu (29/7) pukul 09.45 Waktu Indonesia Barat, tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka, dan puluhan rumah rusak. Diperkirakan dampak gempa akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, juga terdapat longsor cukup besar dari Gunung Rinjani. Saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup. Aparat masih melakukan pemantauan terhadap dampak longsor yang ada. pers rilis BNPB
Kementerian Perhubungan RI dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta Jumat, 27 Juli menandatangani kontrak proyek pembangunan Pelabuhan Patimban I untuk Paket 1 berupa konstruksi terminal peti kemas dan kendaraan roda empat senilai 6 triliun rupiah dari total 8,9 triliun rupiah. Pembangunan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, provinsi Jawa Barat yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional akan dimulai dalam waktu dekat. Dalam sambutannya di acara penandatanganan kontrak proyek Pelabuhan Patimban Paket I di Jakarta, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi mengatakan, proyek Pelabuhan Patimban menandakan eratnya hubungan antara Indonesia dan Jepang yang pada tahun ini merayakan ulang tahun ke- 60. Budi Karya Sumadi mengatakan, Paket 1 merupakan pekerjaan terbesar dari keseluruhan paket proyek pembangunan Pelabuhan Patimban. Ia meyakini pekerjaan fase I paket 1 selesai dalam waktu kurang dari 12 bulan sehingga terminal kendaraan bermotor dan roll on-roll off (ro-ro) dapat dioperasikan pada awal 2019. Budi juga berharap dengan dibangunnya Pelabuhan Patimban tidak ada lagi kemacetan distribusi barang-barang menuju Jakarta, serta tercipta kemudahan baru dalam konektivitas logistik dari dalam dan luar negeri.
“Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 47. Merupakan Proyek Strategis di Subang, Jawa Barat. Dan kita ketahui bahwasanya proyek ini adalah proyek dengan Official Development Assistant atau ODA Loan dari Jepang dan menandakan satu eratnya hubungan antara Indonesia dan Jepang. Menandai 60 tahun hubungan Indonesia dan Jepang.”
Dalam kesempatan yang sama Konselor Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Mari Takada, mengatakan, pihaknya akan berkomitmen dalam kerja sama Pelabuhan Patimban, karena akan turut membantu perekonomian Jepang, mengingat lokasi pelabuhan sangat dekat dengan kawasan industri manufaktur perusahaan–perusahaan Jepang di Indonesia. Diketahui, banyak perusahaan Jepang mendirikan pabrik manufaktur di Cikarang (Kabupaten Bekasi), Karawang, dan Purwakarta di Jawa Barat yang jaraknya dari Pelabuhan Patimban kurang dari 150 km. Menurut Takada, Pelabuhan Patimban memiliki keunggulan yakni dapat mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di sepanjang jalur distribusi menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Mari Takada mengatakan Jepang mendukung penuh proyek pembangunan pelabuhan patimban dengan mempertimbangkan prospek investasi ke depan. Mari menjelaskan, kerja sama antara Indonesia dan Jepang di Pelabuhan Patimban bukan hanya persoalan pembiayaan. Kedua negara sepakat kerja sama ini dapat meningkatkan perekonomian kedua negara. Mari menambahkan, selain kerja sama dalam pembangunan proyek, Jepang dan Indonesia sepakat melakukan pengoperasian pelabuhan ini secara bersama-sama.
Situasi politik dan keamanan di Afghanistan diharapkan akan menuju arah lebih baik usai pertemuan para negosiator dari Pihak Taliban dan Amerika Serikat dalam pekan ini di Doha Qatar dan beberapa tempat lainnya di Timur tengah. Pertemuan ini merupakan langkah baik untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Afghanistan sebuah negara di asia tengah yang berbatasan langsung dengan Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Pakistan dan Iran. Wilayah geografis yang bergunung gunung serta multi etnis telah membuat negeri ini menjadi ladang konflik yang rawan dan sulit didamaikan.
Sejak jatuh nya Taliban pada 2001 usai serangan Koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, situasi di Afghanistan tidak lah menjadi baik. Kekerasan kerap terjadi walaupun ada upaya pengembangan pasukan keamanan Afghanistan dan hampir 70.000 tentara internasional, yang bertugas di bawah NATO atau sebagai bagian dari Operasi Kebebasan Abadi pimpinan-AS.
Untuk mengakhiri konflik, para pejabat Amerika Serikat bertemu dengan mantan anggota Taliban di tengah upaya intens untuk mengakhiri perang terpanjang yang pernah dilakukan Amerika. Seperti dilansir dari AFP, Pejabat senior Departemen Luar Negeri untuk Urusan Asia Selatan dan Tengah, Alice Wells telah bertemu dengan perwakilan dari Taliban pada pekan ini dalam upaya mencari jalan menuju pengakhiran konflik Afghanistan yang telah berlangsung selama 17 tahun. Departemen Luar Negeri AS tidak langsung mengkonfirmasi laporan tersebut, namun mencatat bahwa Wells benar telah berada di Doha pekan ini di mana dia bertemu dengan pejabat Qatar. Sementara menurut sumber Taliban, pembicaraan dengan para pejabat AS telah terjadi di Afghanistan, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Perdamaian di Afghanistan, sepertinya akan menuju titik terang merujuk pada gencatan selama 3 hari yang disampaikan oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada bulan Juni disaat hari Raya Idul Fitri. Genjatan senjata tersebut telah melahirkan sebuah fenomena yang tidak pernah terjadi sebelumnya, ketika para pejuang Taliban dan tentara Afghanistan saling berpelukan dan bersalaman di hari Raya Idul Fitri di daerah-daerah yang selalu terjadi peperangan. Karena itu, Presiden Ghani menginginkan gencatan senjata Idul Fitri ini bisa jadi pembuka jalan menuju perdamaian yang lebih langgeng, dan menyerukan Taliban untuk maju ke meja perundingan.
Namun perdamaian di Afghanistan tidak hanya melibatkan pihak Amerika Serikat saja karena harus juga melibatkan negara - negaratetangga seperti Pakistan dan Iran karena keterkaitan historis dan geopolitik. Selain itu, diperlukan figur/tokoh yang kuat untuk dapat menyatukan bangsa Afghanistan di kalangan rakyat. Penguatan Loya Jirga, dewan tinggi rakyat hendaknya terus dikuatkan agar kepercayaan pihak-pihak terkait dalam konflik dapat terwakili di lembaga tersebut. Kita berharap, gencatan senjata dan pertemuan Doha, menjadi langkah awal membawa Afghanistan menuju pertemuan inclusive / semua pihak untuk mewujudkan perdamaian di negeri itu.
Hari ini, 30 Juli 2018 diperingati sebagai Hari Anti Perdagangan Manusia atau The World Day Against Trafficking in Persons.Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan atau United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) menyebutkan setiap tahunnya, jutaan anak, wanita dan juga pria menjadi korban perdagangan manusia. Mereka terpikat oleh janji-janji palsu dan tipu daya. Perdagangan manusia telah menjadi bisnis global multi-miliar dolar, yang mempengaruhi hampir setiap negara di dunia.
Dalam lima tahun terakhir, perdagangan manusia telah menimbulkan dampak negatif di banyak negara, termasuk di Indonesia. Perdagangan manusia tidak hanya merupakan persoalan kriminalitas, tapi juga berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak-hak manusia yang paling mendasar. Yaitu, hak untuk kebebasan, mendapat kehidupan yang layak, memperoleh kesejahteraan, serta hak manusia sebagai makhluk yang bermartabat. Perdagangan manusia merupakan bentuk pelanggaran hak asasi yang sangat serius dan berat, serta biasanya terjadi bersamaan dengan bentuk pelanggaran hak asasi lain, seperti perbudakan, penyelundupan, dan eksploitasi manusia.
Data dari UNODC Global Report on Trafficking in Persons 2014 menyatakan, tindak kejahatan perdagangan manusia terjadi hampir di setiap negara di seluruh dunia. Diketahui ada 152 negara yang mengalaminya, terlepas dari status sosial-ekonomi, sejarah, maupun struktur dari negara tersebut. Para pelaku kejahatan ini telah menciptakan sebuah pasar internasional untuk memperdagangkan manusia. Kejahatan ini dilakukan karena mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Disamping itu, tingginya permintaan untuk kebutuhan seks komersial dan buruh dengan harga murah membuat bisnis perdagangan manusia makin menjamur.
Sementara data dari CARITAS Indonesia, secara global, antara tahun 2005 hingga 2014, terdapat 2,5 juta orang korban perdagangan manusia. 1,4 juta (56%) diantaranya berada di wilayah Asia. Sebagian besar korban berusia antara 18-24 tahun. Setiap tahunnya, kurang lebih 1,2 juta anak-anak menjadi korban trafficking di berbagai wilayah di dunia.
Banyak penyebab yang memicu maraknya kasus perdagangan manusia.Kebanyakan adalah karena tuntutan ekonomi. Demi uang, banyak orang yang rela melanggar norma ataupun menentang undang-undang suatu negara, di antaranya memperdagangkan manusia. Selain itu, jumlah lapangan kerja yang tidak sebanding dengan populasi manusia terkadang menjadi pemicu terjadinya kasus ini.
Perdagangan manusia sepatutnya menjadi perhatian bersama seluruh aspek masyarakat, bukan hanya nasional namun regional dan global. Untuk menekan angka kejahatan ini, penanganan kasus jual-beli manusia membutuhkan kerjasama internasional khususnya untuk dapat memutus rantai perdagangan manusia antar Negara.